Rabu, 12 November 2008
Matematika Bukan Momok
Matematika Bukan MomokHingga kini Matematika tetap saja dianggap sebagai momok bagi sebagian besar siswa. Mengapa? Antara lain karena metode pembelajaran yang digunakan guru masih saja tidak beranjak dari pendekatan lama. Malah kadang guru sendiri yang menciptakan matemtika memang menyeramkan.Di sekolah kreatif , yang mendasarkan metode pembelajaran dengan konsep edutainment, berupaya mengikis stigma buruk matematika itu. Bahkan lewat kreativitas sebetulnya matematika (juga IPA) bisa diajarkan dengan cara yang amat menyenangkan, penuh permainan yang asyik. Metode ini ternyata relevan dengan pendidikan modern. Pada 11-12 Desember lalu Ustad Sunardi S Pd mengikuti pelatihan Olimpiade Matematika Nasional bagi guru SD-MI Muhammadiyah,di Yogyakarta. Dari acara itu beliau kemudian membuktikan bahwa model pengajaran matematika di sekolah kreatif, klop dengan materi yang disampaikan narasumber, Ir Ridwan hasan. Acara yang diadakan PP Majelis Dikdasmen Muhammadiyah itu bertujuan melatih kader-kader guru yang bakal menyiapkan siswa-siswa agar mampu mengikuti lomba Olimpiade Matematika tingkat Internasional.Ust.Sunardi mengutarakan,selama ini pengajaran matematika masih abstrak, penuh rumus rumit. Wajar siswa pusing. Untuk itu matematika perlu dibumikan.Ada beberapa poin yang bisa dipetik dari pelatihan itu. Pertama, pembelajaran matematika hendaknya mengutamakan aspek eksplorasi. Siswa dirangsang untuk mencari dan menemukan kesimpulan sendiri konsep matematika lewat kasus yang konkret."Di SD kreatif itu sudah diajarkan. Anak masuk kolam lalu diminta menangkap tiga ikan lalu diminta mengambil lagi dua ikan. Ini kan belajar konsep penjumlahan," katanya memberi contoh.Yang kedua, realistis. Matematika perlu dikaitkan dengan realitas keseharian, jangan sebagai asah logika belaka. Contoh: ibu menggoren ikan. Satu ikan butuh waktu 3 menit. Bila ibu menggoreng 10 ikan,berapa waktu yang dibutuhkan untuk menggoreng seluruh ikan? Siswa tentu menjawab 30 menit."Tapi benarkah realitasnya? Kalau betul-betul menggoreng 30 menit ikan bisa gosong. Soalnya ibu tak mungkin menggoreng ikan satu-persatu. Dia bisa menggoreng 3 ekor sekaligus. Ini berarti waktu yang dibutuhkan tak sampai 30 menit," katanya. Dikatakan, soal Olimpiade sudah mencapai tingkat seperti itu. (dri)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar