Selasa, 11 November 2008


Temuan Terbaru, Bakteri Dalam Tanah Sebagai Obat Anti Depresi



Tuesday, 11 November 2008 06:14
M. vaccae adalah bakteri yang tidak berbahaya yang ditemukan di dalam tanah yang bisa menggantikan Prozac (Fluoxetine hydrochloride, zat anti depresi).
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
Hidayatullah.com--M. vaccae adalah bakteri yang tidak berbahaya yang ditemukan di dalam tanah yang bisa menggantikan Prozac (Fluoxetine hydrochloride, zat anti depresi).
Penelitian terhadap penyakit-penyakit menular, kanker paru-paru, tikus-tikus yang tidak diberi tekanan suara, sistem kekebalan tubuh, dan Mycobacterium vaccae (M. vaccae) telah menguak suatu hubungan antara sistem kekebalan dengan depresi. M. vaccae adalah bakteri yang tidak berbahaya yang ditemukan di dalam tanah yang bisa menggantikan Prozac (Fluoxetine hydrochloride, zat anti depresi).
Ahli penyakit kanker, Dr. Mary O'Brien menguji coba sebuah vaksin percobaan yang dibuat dari M. vaccae yang telah dimatikan kepada pasien kanker paru-paru di Royal Marsden Hospital, London. Kondisi mereka menjadi lebih baik dari segala aspek : misalnya lebih baik dari demam yang menjadi gejala kanker, dan lebih baik dalam emosi dan fungsi kesadaran.
Terinspirasi oleh hasil Dr. O'Brien, Dr. Christopher Lowry dari Bristol University mengeluarkan hipotesa bahwa mungkin M. vaccae dapat mengurangi depresi sebagai akibat adanya produksi serotonin, yaitu sel syaraf pembawa antidepresi di dalam otak. Karena halangan darah otak melindungi kita dari bakteri, bagaimana ini bisa terjadi? Sistem kekebalan ini mempunyai dua macam sel Th yang diaktifkan : Th1 (T helper 1) and Th2 (T helper 2). Sel Th1 menyerang pathogen dalam sel, sementara sel Th2 menyerang pathogen diluar sel. Kadang-kadang Th2 lymphocytes 'lepas tangan', menyebabkan adanya respons kekebalan yang berlebihan atau reaksi alergi terhadap substansi yang tak merugikan. Mereka juga 'campur tangan' dengan kemampuan Th1 melawan infeksi.
Memasukkan M. vaccae, yang mempunyai suatu efek bercabang dua. Pertama, ia mendorong sel-sel T yang dengan segera bekerja mengembalikan keseimbangan antara Th1 dan Th2, mengurangi alergi, penyakit TBC, dan gejala kanker. Kedua, dan ini adalah dimana Dr. Christopher Lowry dan rekannya dari Bristol University memulai, ini mendorong sel-sel bercabang dari organ seperti paru-paru dan jantung hingga sel cytokines yang gaib. Dr. Lowry melacak perilaku cytokines ke organ syaraf sensory, yang mengirim pesan ke bagian inti otak, yang melepas seronin ke dalam pusat emosi. Dr. Lowry menyuntik tikus-tikus dengan M. vaccae. Untuk menemukan tingkat stres mereka, dia meletakkan mereka di air. Tikus yang stress tidak akan berenang. Tikus yang disuntik, berenang dengan senangnya. Kemudian otak tikus-tikus itu diuji untuk melacak pola dari serotonin.
Ada sebuah ungkapan, "Anda harus makan setakaran kotoran sebelum meninggal." Apakah ini berarti Anda harus makan sesuatu yang kotor agar mendapatkan kehidupan yang sehat dan bahagia? Sejumlah orang mengatakannya seperti itu.
Ini bukan studi pertama yang berimplikasi pada kehidupan super higenis, khususnya sebagai anak yang baru mulai berjalan, dengan kesulitan-kesulitan yang datang kemudian. "Studi ini membantu kita memahami bagaimana tubuh berkomunikasi dengan otak dan mengapa sistem kekebalan tubuh yang sehat penting untuk menjaga kesehatan mental. Studi ini juga membiarkan kita mereka-reka apakah kita tidak seharusnya memanfaatkan waktu lebih banyak untuk bermain di lumpur," tutur Dr. Lowrey. [eurekalert/erb/www.hidayatullah.com]
Imam Samudra: Jagalah Amalan Wajib dan Sunnah



Monday, 10 November 2008 04:11
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
Surat wasiat Imam Samudra beredar saat pemakaman. Isinya, mengajak Muslim mengazzamkan mati syahid melawan setan akbar, Amerika dan Yahudi. Juga mengajak menjaga amalan sunnah dan tahajjud


v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);}
Hidayatullah.com--"Saudara, aku wasiatkan kepada antum dan seluruh umat Islam yang telah mengazzamkan dirinya kepada jihad dan mati syahid untuk terus berjihad dan bertempur melawan setan akbar, Amerika dan Yahudi laknat.
Saudaraku, jagalah selalu amalan wajib dan sunnah harian antum semua. Sebab dengan itulah kita berjihad dan sebab itulah kita mendapat rizki mati syahid. Janganlah anggap remeh amalan sunnah akhi, sebab itulah yang akan menyelamatkan kita semua dari bahaya futur dan malas hati.

”Saudaraku, jagalah salat malammu kepada Allah Azza Wajalla. Selalulah isi malam-malammu sujud kepada-Nya dan pasrahkan diri antum semua sepenuhnya kepada kekuasaannya. Ingatlah saudaraku, tiada kemenangan melainkan dari Allah semata.”
”Kepada antum semua yang telah mengikrarkan dirinya untuk bertempur habis-habisan melawan anjing-anjing kekafiran, ingatlah perang belum usai. Janganlah takut cercaan orang-orang yang suka mencela, sebab Allah di belakang kita. Janganlah kalian bedakan antara sipil kafir dengan tentara kafir, sebab yang ada dalam Islam hanyalah dua, adalah Islam atau kafir.”
Dalam tulisan lain, Imam juga mengajak kaum Muslim menjadi “penjagal” kaum kafir. ” Bercita-citalah menjadi penjagal orang-orang kafir. Didiklah anak cucu antum semua menjadi penjagal dan teroris bagi seluruh orang-orang kafir,” katanya.
“Sungguh saudaraku, predikat itu lebih baik bagi kita daripada predikat seorang muslim, tetapi tidak peduli dengan darah saudaranya yang dibantai oleh kafirin laknat. Sungguh gelar teroris itu lebih mulia daripada gelar ulama. Namun mereka justru menjadi penjaga benteng kekafiran." [cha/www.hidayatullah.com]
Proposal Skripsi


ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN TAZKIYATUN-NAFS
DALAM SURAH AL-MUZAMMIL AYAT 1-10 MENURUT
M. QURAISH SHIHAB


A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an al-Karim adalah kalam Allah swt, diturunkan Allah swt dengan perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw sebagai hidayah bagi seluruh umat manusia. Di samping itu, Al-Qur’an juga datang sebagai mukjizat yang sempurna, diajarkan oleh Nabi Muhammad saw kepada ummatnya agar senantiasa mendapat ketenangan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Dimensi ruhani dalam kehidupan manusia sangat berpengaruh dalam membina perjalanan keimanan, keislaman dan keihsanan seorang Muslim. Kesalehan amaliahnya dinilai Allah swt dari substansi suci di balik niat ubudiahnya. Pentingnya wahana ruhani tersebut, semata karena kalbu, ruh dan jiwa, merupakan eksistensi terdalam yang senantiasa membutuhkan konsumsi spiritual agar berkembang tumbuh sehat dan mandiri. Sebab pendidikan mental seorang muslim akan sia-sia apabila tidak mampu mengolah rasa jiwanya sampai pada tahap keluhuran, kesucian dan kemuliaan yang selaras dengan ajaran Al-Qur’an.
Menurut DR. Ahzami Samiun Jazuli, MA dalam pandangannya tentang konsep tazkiyatun-nafs pada surah Al-Mizammil (disarikan dari ceramah acara Makkah, Majlis Akhlaqul Karimah, Ahad 25 Mei 2005 di Islamic Center Bekasi) melalui Situs DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Bekasi. Mengatakan bahwa:
Surat Almuzammil berisi tentang tarbiyah Allah kepada Rasulullah yang akan mengemban risalah dakwah yang berat dan penuh resiko. Untuk geneasi berikutnya bagi kita semua umat islam harus mengambil ibroh dari surat Al Muzammil sebagai persiapan bagi seorang aktifis dakwah.
Kita semua adalah aktifis dakwah yang menyeru umat menjadi Khoiru Ummah. Ummat terbaik yang akan meninggikan Islam di muka bumi. Ummat wasathon umat pertengahan yang akan memperjuangkan keadilan, menjadi kholifah di muka bumi.

Asbabun Nuzul

Sebagian besar ayat Qur’an turun tanpa azbabunnuzul. Namun untuk surat Al Muzammil asbabun nuzulnya adalah “Kaum Quraisy berkumpul di Darun Nadwah untuk membicarakan makar menghentikan dakwah Rosulullah”. Dan begitulah kerja orang kafir di muka bumi akan selalu berusaha menghentikan dakwah sampai hari kiamat. Rasulullah sedih menerima tuduhan dan caci maki dari orang kafir Quroisy. Beliau menyelimuti diri karena merasa tidak enak badan akibat terlalu berat memikirkan kelangsungan dakwah ini. Lalu Allah menghiburnya sekaligus mentarbiyahnya dengan menurunkan surat Al Muzammil ayat 1-19 sekaligus sedangkan ayat 20nya baru diturunkan setahun kemudian. Mulai saat itu Qiyamul lail menjadi wajib hukumnya bagi Rasulullah dan para sahabat. Hikmah dibalik diwajibkannya qiyamul lail adalah:

1. Modal utama bagi seorang aktivis dakwah adalah persiapan ruhiyah dengan Qiyamul Lail, agar mampu menjalankan perintah Allah supaya bisa sabar dan tahan menghadapi segala tipu daya orang kafir. Agar kita bisa melaksanakan Qiyamul Lail maka harus tidur cepat. Supaya bisa bangun sebelum subuh melaksanakan Qiyamul Lail. Allah memberkahi ummatnya yang selalu berbuat baik di awal waktu. Jangan menunda-nunda perbuatan baik karena pahalanyapun akan tertunda, bahkan bisa jadi amal sholeh itu batal dilaksanakan karena berbagai sebab.

2. Modal ke dua adalah Tartiilul Qur’an.

Membaca Qur’an dengan tartil adalah memberikan setiap hak huruf dan mustahaknya. Membaca Qur’an dengan tartil hukumnya wajib. Karena itu kita harus belajar terus untuk bisa membaca Qur’an dengan tartil. Ada tiga hikmah pelajaran dari membaca Qur’an dengan tatil.

a. Qoulan Tsaqiila ( perkataan yang berat )

Allah menjamin dalam surat 54 Al Qomar yang diulang sampai tiga kali yaitu dalam ayat ke 17,22 dan 32 yang artinya
“ Sungguh pasti telah Allah mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran (peringatan) , maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”
Allah telah menjamin bahwa Al Qur’an mudah dipelajari asal memenuhi tiga syarat yaitu guru yang semangat, murid yang semangat dan sabar dan metode pengajaran yang tepat dan benar Al-Qur’an adalah perkataan yang berat, sperti firman Allah dalam surat Al Hasyar 59 ayat 21” Sekiranya kami turunkan Al-Qur’an pada sebuah gunng, pasti kamu akan melihatnya tunduk patuh terpecah belah disebabkan karena takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.”

Mana lebih keras gunung dibanding dengan hati manusia? Kalau sudah dibacakan ayat-ayat Allah masih juga bermaksiat kepada Allah, masih tidak mau tunduk kepada Allah, bahkan bangga dengan hukum buatan manusia.

Umar bin Khotob ra yang terkenal keras bisa tunduk dan lembut hatinya begitu mendengar pembacaan surat Thoha. Maka kekerasan umar digunakan untuk menegakkan kalimat allah dan kelembutan Umar tercermin dalam kepemimpinannya yang penuh keadilan.
Umar berkata:”Jika ada selembar daun yang koyak atau jatuh karena kesalahan pemerintahan Umar, maka Umar akan bertanggung jawab di yaumil Qiyamah,” bandingkan dengan di negeri kita, berapa banyak hutan yang terbakar?” berapa banyak hutan yang gundul karena pembalakan liar? Bukan lagi selembar daun, tetapi berjuta batang pohon musnah karena keserakahan dan kelalaian manusia, sejauh ini tidak pernah ada yang mengaku bertangung jawab. Umar berkata:” Jika ada seekor kedelai yang terperosok di jalan karena pemerintahan Umar, maka Umar akan mempertanggung jawabkan di yaumil Qiyamah”. Kita lihat di Negara kita bukan sekedar hewan yang terperosok bahkan
banyak manusia yang tewas tertimpa timbunan sampah (di bandung), berapa banyak rumah dan harta yang tertimbun Lumpur lapindo dan banyak musibah lain akibat kecerobohn manusia.

b. Al Qur’an adalah kehormatan dan tanggun jawab.

Qur’an di sia-siakan dan tidak dibaca dan tidak ditadabburi, maka seluruh manuia bertanggung jawab dan merasakan akibatnya. Banyak kekacauan dimana-mana.musibah silih berganti. Maka kehormata bagi setiap muslim untuk memelihara dan meninggikan Al Qur’an. Karena Al Quran itulah yang akan mengankat harkat derajat kehidupan manusia khususnya kaum muslimin. Betapa banyak kerusakan di muka bumi disebabkan kejahatan tangan manusia

3. Dzikir wa tabattal ilaihi tabtilan ( dzikir dan totalitas kepada Allah)

Menjalani hidup dengan benar berfikir dan berorientasi hanya kepada Allah Menjalani segala urusan dunia dalam rangka ibadah dan taat kepada Allah. Dzikir tidak cukup hanya dengan lisan,tapi juga dengan hati dan perbuatan. Dzikir dikaitkan dengan tabattul, terputus dengan yang lain, totalitas hanya kepada Allah.
Menurut aisyah jika Rasulullah sedang berdzikir seolah-olah tidak mengenal istrinya karena fokus hanya kepada Allah. Satu-satunya amalan yang diperintahkan Allah untuk banyak melakukannya adalah dzikir. Allah tidak pernah memerintahkan dalam satu ayatpun agar berinfaq dengan sebanyak-banyaknya, atau sholat dengan sebanyak-banyaknya, atau puasa dengan sebanyak-banyaknya, bahkan haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup.
Dalam surat Al Jum’ah ayat 10 Allah memerintahkan: “Wadzkurullaha katsiiro la allakum tuflihuun” Berdzikirlah dengan sebanyak-banyaknya agar kamu beruntug.” Dalam surat Al Ahzab 33 ayat 21 Allah berfirman “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”

4. Bekal seorang aktifis dakwah yang ke empat adalah sabar.
Sabar terhadap apa yang mereka katakan (muzammil 10) Sabar dari caci maki dan tuduhan. Dakwah ini tidak pernah sepi dari tuduhan dan hinaan. Nabi dituduh gila, tukang sihir, tukang syair . Da’i sekarang dituduh teroris, pejuang palestina dituduh garis keras, Apapun tuduhan mereka maka bersabarlah. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Sabar seperti ini butuh nafas yang panjang. Sabar menjauhi maksiat. Kemaksiatan mengepung kita dimana-mana dan hamba yang lulus adalah hamba yang sabar menjauhi maksiat, sepeti nabi Yusuf. Sabar jangan diartikan dengan pasrah, diam, cuek. Jika melihat maksiat diam saja itu bukan termasuk sabar.

5. Wahjurhum hajron jamiila

Tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik. Dengan orang kafir saja kita disuruh baik, apalagi dengan istri, anak, tetangga, murobbi, mutarobbi, kiadah, seharusnya sikap kita lebih baik lagi. Jika ada perbedaan pendapat, itu hal yang wajar dan biasa, jangan menjadi bibit perpecahan dan permusuhan. Semua harus dibangun dengan suasana jamiil, indah.1)

Menurut M. Qurais Shihab; Surah AL-Muzammil merupakan salah satu surah yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad saw. Berhijrah ke Madinah. Demikianlah kesepakan ulama. Tetapi Apakah surah ini atau bagian awal dari ayat-ayatnya merupakan wahyu ketiga yang beliau terima setelah awal surah Iqra’dan surah Al-Qalam, hal ini mereka perselisihkan. Salah satu riwayat yang menjelaskan sebab turunnya Al-Muddatstsir menyimpulkan bahwa suatu saat, ketika Nabi Muhammad saw. Sedang berjalan, tiba-tiba beliau mendengar suara dari atas, dan ketika belau mengarahkan pandangannya ke langit beliau melihat Malaikat yang dating kepadanya di Gua Hira. Rasa takut yang mencekam melihat Malaikat, atau mengingat peristiwa Hira dimana beliau dipeluk sedemikian kerasnya oleh Malaikat sehingga terasa bagaikan nyawanya akan putus, menyebabkan beliau tergesa-gesa kembali dan meminta diselimuti. Ketika itu turunlah awal surah ini, atau dalam riwayat yang lain awal surah Al-Muddatstsir.

Menyatakan bahwa awal surah ini termasuk wahyu-wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw. Bukanlah hal yang sulit untuk dibuktikan. 2)


1). Situs DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Bekasi, (online) http://pks-kotabekasi.com/2007 Powered by Joomla! Generated: 2 September, 2008, 14:50
2). M. Qurais Shihab, Tafsir Al-Qur’an Al-Qarim, 1997, cet. Ke-1

Meskipun jiwa manusia dinilai sangat tinggi oleh Al Qur’an, memiliki ilmu dan keutamaan, bercahaya dan cemerlang, ia juga mempunyai kecenderungan kepada keburukan. Yaitu:
1.Zhalim dan bodoh. 3)
2.Sangat ingkar dan tidak berterima kasih. 4)
3.Berkeluh kesah lagi kikir. 5)

Itulah fitrah manusia yang sesungguhnya, untuk mengujinya siapa diantara manusia yang paling baik amalnya. Manusia tetaplah manusia, yang dikarunia akal,hati, nafsu dan perasaan. Ia bukanlah malaikat, makhluk yang taat namun pasif, karena imannya tetap tidak bertambah maupun berkurang. Ia bukan pula syetan yang durhaka yang selalu mencari pendukung untuk menemaninya di hari kiamat kelak. Manusia sebagai ahsanu taqwim dan sebaik-baik ciptaan Allah- bila lebih mulia dari malaikat dengan keaktifannya memberdayakan potensi taqwa. Namun ia juga bila lebih sesat dari syetan apabila jalan kufur yang ditempuhnya. Untuk mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna itulah dibutuhkan adanya tazkiyatun nafs untuk membangun sikap dan sifat mulia seperti dengan qiyamullail, tartil Al Qur’an, tabattul, dzikrullah dan membangun kesabaran. 6)

Sebagaimana gambaran tersebut diatas mengenai tazkiyatun-nafs dalam surah Al-Muzammil maka penulis ingin menganalisa konsep pendidikan tazkiyatun-nafs menurut pandangan tafsir M. Qurais Shihab yang terdapat dalam Qur’an surah Al-Muzammil ayat 1-10.
Adapun alasan dipilihnya tafsir M. Qurais Shihab sebagai pedoman dalam menemukan konsep pendidikan tazkiyatun-nafs dalam surah Al-Muzammil ayat 1-10 diantaranya adalah M. Qurais Shihab dalam mengemukakan uraian-uraiannya, amat memperhatikan arti kosa kata atau ungkapan Al-Qur’an atau merujuk kepada pandangan pakar-pakar bahasa, kemudian memperhatikan bagaimana kosa kata atau ungkapan itu digunakan Al-qur’an, lalau memahami arti ayat atas dasar penggunaan kata tersebut oleh Al-Qur’an. Ini penting karena


3). Lihat surah Al-Ahzab ayat: 72
4). Lihat surah Al-Aadiyat ayat: 6
5). Lihat surah Al-Ma’arij ayat: 19-23
6). Gudang Informasi, (online) http://gudif.com. Diakses: 4 July, 2008, 22:12

Al-Qur’an tidak jarang mengubah pengertian semantic dari satu kata yang digunakan oleh masyarakat Arab yang ditemuinya, dan memberi muatan makna (pengertian) yang berbeda pada kata tersebut. Kata shalat misalnya sering kali tidak lagi digunakannya dalam pengertian “do’a”, tetapi merupakan “ucapan dan gerak tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”. Kata ‘karim’ dipahami oleh masyarat Arab sebagai seseorang yang memiliki garis keturunan bangsawan, tetapi Al-Qur’an mengembangkan maknanya sehingga mencakup segala sesuatu yang baik pada objek yang disifati oleh karena itu. Uraian tafsirnya tidak akan memberi muatan yang berlebih atau meleset dari apa yang termuat dalam kata itu sendiri. Namun demikian, tetap perlu digaris bawahi bahwa tidak menutup kemungkinan adanya unsur ijtihad secara subjektivitas dalam penafsiran, sehingga kekeliruan dan perbedaan pendapat tidak sepenuhnya dapat dihindari.
Kitab tafsirnya tidak menyajikan uraian dengan mengikuti runtutan surah-surah sebagaimana yang tercantum dalam mush-haf. Hal serupa telah pernah dilakukan oleh para ulama dan cendikiawan Muslim, seperti Bint asy-Syathhi’ dalam At-tafsir al-bayaniy li Al-Qur’an Al-Qarim, Syauqiy Dhaif dalam bukunya Surah Ar-Rahman wa Suwar Qishar, demikian juga Muhammad Mutawwaliy asy-Sya’rawiy, dalam tafsirnya. Tidak jelas apa pertimbangan mereka melakukan hal tersebut.
Dalam memilih urutan-urutan surah yang diuraikan, beliau berupaya untuk mendasarkanya pada perurutan masa turun surah-surah tersebut, sehingga pembaca dapat melihat bagaimana runtutan petunjuk Ilahi yang diberikan kepada Nabi saw. Dan ummatnya. Menguraikan tafsir Al-Qur’an berdasarkan runtutan surah-surah dalam mushaf sering kali menimbulkan pengulangan-pengulangan jika kosa kata atau kandungan pesan ayat dan surahnya sama (mirip) dengan ayat dan surah yang telah ditafsirkan. Menurutnya, hal ini mengakibatkan diperlukannya waktu yang cukup banyak untuk memahami dan mempelajari Kitab Suci. Karena itu, memaparkan makna kosa kata sebanyak mungkin, serta kaidah-kaidah tafsir yang dapat digunakan untuk memahami ayat-ayat yang tidak ditafsirkan mutlak diperlukan. Untuk itu, pertimbangan kedua yang beliau tempuh dalam pemilihan surah-surah dalam bukunya didasarkan pula pada banyaknya kaidah-kaidah tafsir yang dapat ditarik dari Al-Qur’an maupun dari disiplin ilmu Al-Qur’an, dan banyaknya kosa kata penting yang dikandung oleh surah-surah tertentu, dan juga berkaitan dengan kehidupan beragama, bermasyarakat dan berbangsa serta banyak dibaca oleh ummat. Di sisi lain, tentu saja pertimbangan yang tidak kurang pentingnya adalah bahwa surah yang dipilih mengandung uraian yang berkaitan dengan muatan-muatan atau sarana menuju penyucian jiwa
Oleh karenanya, dengan tujuh azimat yang terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al-Muzammil ayat 1-10, yang menjadi landasan berfikir bagi penulis untuk kemudian skripsi ini diberi judul ‘Analisa Tentang Pendidikan Tazkiyatun-nafs Dalam Surah Al-Muzammil ayat 1-10 Menurut M. Quraish Shihab’ yang meliputi; Ibadah qiyamullail, Tartil Al-Qur’an, Dzikrullah, Tabattul (ibadah dengan penuh kekhusyu’an), Sabar, Tawakkal, dan Hijrah. Yang insya Allah akan penulis jelaskan pada bab-bab pembahasan skripsi nantinya.

B. Alasan Pemilihan Judul

Adapun beberapa alasan dipilihnya judul tersebut, antara lain:
1. Dalam memahami isi kandungan Surah Al-Muzammil ayat 1-10 perlu penafsiran ayat yang dalam hal ini dipilih tafsir M. Qurais Shihab sebagai landasan berpikir
2. Sebagai calon da’i yang hidup dizaman moderen dan serba canggih sebelum tampil kegelanggang memerlukan penyucian jiwa sebagaimana halnya Nabi.
3. Agar supaya pembaca dapat menjadikan tulisan ini sebagai acuan dalam hal penyucian jiwa.

C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Hati adalah cermin baik buruknya manusia, jika hati baik maka baik pula seluruh jasad dan jika rusak maka rusak pula seluruh jasad. Karena hati itu selalu terbolak balik, kadang baik dan kadang rusak, maka perlu adanya penyucian.
2. Batasan Masalah
Penulis mebatasi masalah yang hendak ditulis, yaitu: Analisa Tentang Pendidikan Tazkiyatun-nafs dalam kandungan surah Al-Muzammil ayat: 1-10 ditinjau dari segi nilai pendidikan itu sendiri. Jadi, penulisan ini hanya membahas nilai pendidikan tazkiyah yang terkandung dalam surah Al-Muzammil ayat 1-10 tersebut sebagaimana penjelasan tafsir M. Quraish Shihab. Adapun implementasinya dari pendidikan tazkiyah dan juga perbandingan pendapat parah ahli yang berkenaan dengan judul tidak dijelaskan secara rinci dalam tulisan ini, hal ini disebabkan oleh keterbatasan penulis, baik dari segi kemampuan, waktu dan juga materi tentunya.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang hendak dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Analisa Pendidikan Tazkiyatun-nafs Dalam Surah Al-Muzammil AYAT 1-10 Menurut M. Quraish Shihab ?”

D. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memperoleh data yang memungkinkan secara logis dan dapat di buktikan secara ilmiah mengenai Analisa Tentang Pendidikan Tazkiyatun-nafs dalam perspektif Al-Qur’an surah Al-Muzammil ayat 1-10 Menurut M. Quraish Shihab.

2. Manfaat Penulisan
Sesuai dengan tujuannya, penelitian ini mempunyai kegunaan bagi setiap ummat Islam yang senantiasa ingin memperbaharui eksistensi keberadaan imannya menuju Islam kaffah. Juga diharapkan dengan penulisan ini mampu membantu individu masyarakat dalam membangun kecerdasan spiritual (SQ) yang jauh dari keangkuhan dan kesombongan akal, karena hidup mati kita adalah milik Allah SWT. Satu persaksian bahwa ‘lailaha illallah’, ‘Tiada Tuhan Selain Allah SWT‘ yang wajib disembah hanyalah Allah SWT. Khusunya kepada penulis dan rekan-rekan seperjuangan dalam mendakwakan agama Allah di tengah-tengah masyarakat nantinya tulisan ini dapat menjadi pencerahan dan diharapkan mampu diimplementasikan tentunya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun manfaat penulisan diantaranya:
1. Dengan Tazkiyatun-nafs dapat mensucikan hati dari sifat-sifat tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji. 7)
2. Selanjutnya untuk mengenal penyakit zaman dan cara mengobatinya. 4)
3. Menjadikan Tazkiyatun-nafs sebagai parameter kebahagiaan atau kebinasaan sebagaimana Firman Allah:

‰s% yxn=øùr& `tB $yg8©.y— ÇÒÈ ô‰s%ur z>%s{ `tB $yg9¢™yŠ ÇÊÉÈ
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. 8 )

E. Kerangka Teoritis


7). Abi Abdullah. 2006. Tazkiyatun-nafs, (Online) http://www.al-ikhwan.com, diakses 17 agustus 2008).
8).Departemen Agama Repoblik Idonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, 1995. QS: Asy Syams Ayat 9-10. Hal:1064

Konsekwensi kajian surah Al-Muzammil ayat 1-10 dalam kaitannya dengan pendidikan Tazkiyatun-nafs, mengarahkan pembahasan dalam skripsi ini pada dua hal kerangka teoritis ilmu pengetahuan, yaitu pendidikan Tazkiyatun-nafs dan konsep landasan idiil Surah Al-Muzammil ayat :1-10 menurut M. Quraish Shihab.
Dalam Al-Qur’an surah Al-Muzammil ayat: 1-10, secara global Allah SWT telah mengenalkan tahap-tahap yang ditempuh menuju penyucian jiwa.
Bersama dengan itu manusia dikenalkan terhadap eksistensi dirinya sebagai; hamba, makhluk, hina (dari segumpal darah) dan bodoh (tidak tahu), dengan proses Tazkiyatun-nafs, maka manusia menyadari keberadaan Rabb yang Agung dan kenyataan dirinya yang hina.
Selanjutnya dari proses tazkiyah akan lahirlah manusia yang bersih lahir dan batin, perkataan, perbuatan dan pergaulannya di masyarakat akan menjadi contoh bagi manusia lainnya dan akan menjadi manusia yang selalu dan hanya menyembah Allah semata. Secara verbal sikap ini terangkum dalam kalimat “laa Ma’buda bi haqqin illa Allah SWT, tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah SWT.

F. Metodologi Penulisan
1. Data Primer dan Data Skunder
Data Primer; Berupa data inti yang diambil dari berbagai tulisan M. Qurais Shihab seperti: Tafsir Al-Qur’an AL-Qarim, Tafsir AL-Mishbah, Wawasan AL-Qur’an, Mukjizat Al-Qur’an, Secercah Cahaya Ilahi, Lentera Hati, Anda Bertanya M. Qurais Shihab Menjawab Berbagai Masaalah Keislaman, Fatwa M. Qurais Shihab Seputar Wawasan Agama, Sahur Bersama M. Qurais Shihab, Haji Bersama M. Qurais Shihab, Menabur Pesan Ilahi
Data Skunder; Berupa data penunjang yang diambil dari pendapat ulama lain seperti: Sayyid Quthub, Sa’id Hawwa, As-Suyuthy, Yusuf Al-Qardawy, Mostafa Ibn Al-Adawi, Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Jalaluddin Al-Mahally, dan Buya Abdul Malik Ahmad.

2. Teknik Pengumpulan Data
a. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode library reseach berarti studi pustaka yaitu menghimpun buku atau tulisan yang ada kaitannya dengan tema skripsi.
b. Dan bersifat deskriptif analisis berarti mengutamakan semua data fakta dan informasi, seperti AL-qur’an, Al-Hadits, Tafsir, Sirah Nabawiyah, sebagai literatur yang selanjutnya diseleksi, dibandingkan serta diklasifikasikan.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penulisan ini menggunakan teknik content analysis yaitu pemahaman secara konsepsional yang berkelanjutan didalam deskripsi Artinya, penulis melakukan analisis terhadap makna yang terkandung dalam keseluruhan pemikiran para ahli tentang proses pendidikan Tazkiyatun-nafs yang terdapat dalam kajian Sistematika Nuzulnya Wahyu (SNW). Untuk selanjutnya penulis melakukan analisis terhadap pemikiran, kajian tersebut guna mendapatkan konsep tentang pendidikan Tazkiyatun-nafs dalam Al-Qur’an surah Al-Muzammil ayat: 1-10. Menurut M. Quraish Shihab.
Sedangkan dalam penulisan ini, penulis berpedoman kepada pedoman penulisan skripsi yang telah ditetapkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Ibnu Sina Batam Kepulauan Riau.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam skripsi ini mengacu pada standar penulisan skripsi dari Kopertais Wil. XII Riau, dibagi dalam enam bab :
Bab I Pendahuluan, berisi tentang; Latar Belakang Masalah, Alasan Pemilihan Judul, Permasalahan, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Kerangka Teoritis, Metodologi Penulisan, dan Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Metode Penelitian, berisi tentang; Data primer, data skunder, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab IV Konsep Dasar Surah Al-Muzammil dan Induk Sarana Tazkiyah, berisi tentang; Shalat, Zakat dan Infaq, Puasa, Tilawah Al-Qur’an, Dzikir dan Tafakkur.
Bab V Pembahasan Dan Analisa Tentang Pendidikan Tazkiyatun-nafs Dalam Surah Al-Muzammil ayt 1-10 menurut M. Quraish Shihab, M.A yang berisi tentang; Qiyamullail, Tartilul Qur’an, Dzikrullah, Tabattul, Tawakkal, Sabar terhadap perkataan dan Hijrah.
Bab VI Kesimpulan Dan Saran-Saran.




DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abi. 2006. Tazkiyatun-nafs, (Online) http://www.al-ikhwan.com, diakses 17 agustus 2008).
Ahamad, Malik, Abdul, Buya, KH, Tafsir Sina, LPPA Muhammadiyah, 1986, cet. Ke1.
Al-Bukhari, Bardisba, bin, Al-Mukhira, bin, Ibrahim, bin, Ismail, bin, Muhammad, As-Shahih.
Al-Ghasali, Mutiara Ihya’ulumuddin, Penerbit Mizan, Bandung, 1999, cet. Ke-1.
--------- Menggapai ilmu laduni, Mitra Pustaka, Yokyakarta, 2004, cet. Ke-1
Al-Hasyimi, Ali, Muhammad, Jati diri muslim, Pustaka, Al-kautsar, Jakarta,1999, cet. ke-1.
Al-jauziyah, Qayyim, Ibnu, Terapi penyakit hati, Pustaka Mantiq, Solo, 1995, cet. Ke-1.
--------- Sabar, Perisai Orang Mu’min, Pustaka Azzam, Jakarta, 1999, cet. Ke-1.
--------- Tafsir Ayat-ayat Pilihan, Darul Falah, Jakarta, 2000, cet. Ke-1.
Al-Mahally, Jalaluddin, at, al, Tafsir Jalalain, CV, Sinar Baru, Bandung, 1990, cet. Ke-1.
Al-Maraghi, Musthafa, Ahmad, Tafsir Al-Maraghi, CV, Toha Putra, Semarang, 1989, cet. Ke-1.
Al-Math, M. Faiz, Puncak Ruhani Kaum Sufi, Khasanah Spiritual Terpendam Para Tokoh Sufi, Pustaka Progresif, Surabaya, 1996, cet. Ke-1.
Al-Musawi, Khalil, Bagaimana Membangun Keperibadian Anda, Lentera, Jakarta, 1999, cet. Ke-3.
An-Nishabury, Al-Qucyariry, Muslim, bin, Al-Hajjaj, bin, Muslim, A-shahih.
Al-Qardawy, Yusuf, Tawakkal, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1998, cet. Ke-2
As-Suyuthy, Tafsir Wa Bayan Ma’a Asbabun-nuzul, Daar Ar-Rasyid, Beirut, cet. Ke-1.
Athaillah, Ibnu, Ahmad, Pelita Hidup, Petunjuk Mendekatkan Diri Kepada Allah Agar Hidup Berbahagia Di Dunia Dan Diakhirat, CV Aneka, Solo, 1999, cet. Ke-6
At-Tirmidzy, As-Sulamy, Dhahak, bin, Musa, bin, Surah, bin, Isa, bin, Muhammad, As-Sunan
Danner, Victor, Mistisme Ibnu Athaillah, Wacana Sufistik Kajian AL-Hikam, Risalah Gusti, Surabaya, 1999, cet. Ke-1
Departemen Agama Repoblik Idonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, 1995
Haikal, Husein, Sejarah Hidup Rasulullah
Hasan, Marzuki, Ahmad, KH, Tafsir Surah Al-Muzammil, Darul Istiqamah Press, Makassar, 2004, cet. Ke-1.
Hawwa, S’id, Intisari Ihya’ Ulumuddin, Jakarta, Robbani Press, 1998, cet. Ke-1.
--------- Jalan Ruhani, Bimbingan Tasauf Untuk Para Aktivis Islam, Mizan, Bandung, 1998, cet. Ke-6.
Al Adawi, Ibn, Mostafa, Saheh Tafser Ibnu Katsir, Dar El Fawa’ed, 2006
Ma’luf, Louwis, Al-Munjid

Mannan, Abdul, Membangun Islam Kaffah, Madina Pustaka, Bekasi, cet. Ke-1
Muthahari, Murtadha, Jejak-jejak Ruhani, Pus. Hidayah, Bandung, 1996, cet. Ke-1
Nasr, Husein, Sayyed, Islam dan Nestapa Manusia Moderen, Penerbit Pustaka, Bandung, 1998.
Nasution, Harun, Filsafat Dan Mistisme Dalam Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1992.
Quthub, Sayyid, fil dzilaail Qur’an, Daar Asy-Syaruqy, Beirut, 1992
Sihab, M. Quraish, Tafsir Al-Qur’an Al-Qarim, tafsir atas surah-surah pendek berdasarkan urutan turunnya wahyu, bandung, 1997, cet. Ke-1
-------- Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, Lentera Hati, Jakarta, 2002
-------- Wawasan Al-Qur’an, tafsir tematik atas berbagai persoalan ummat, PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2007, cet. Ke-1
-------- Secercah Cahaya Ilahi, hidup bersama Al-Qur’an, PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2007, cet. Ke-1
-------- Mukjizat Al-Qur’an, ditinjau dari aspek kebahasaan, isyarat ilmiah,dan pemberitaan goib, PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2007, cet. Ke-1
-------- Lentera Hati, kisah dan hikmah kehidupan, PT. Mizan Pustaka, Bandung, 1994, cet. Ke-1
-------- Menabur Pesan Ilahi, Al-Qur’an dan dinamika kehidupan masyarakat, Lentera Hati, Jakarta, 2006, cet. Ke-1
Thohari, Hamim, et. Al, Panduan Berislam, Dewan Pimpinan Pusat Hidayatullah, 2001, cet. Ke-1.
Yunus, Mahmud, Kamus Arab – Indonesia YPAA, Jakarta, 1992
Yusuf, Muri, A, Pengantar Ilmu Pendidikan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1987, cet. Ke-1