Rabu, 12 November 2008

Kata Kunci itu Bernama Kreativitas

Kata Kunci itu Bernama KreativitasPuncak dari kemampuan berfikir adalah kreativitas.Dalam hirarkhi berfikir yang disusun oleh krulik,creative thingking juga diletakkan pada puncak tangga paling atas.Kreativitaslah yang membuat manusia menjadi survive,bertahan hidup, dan menjadi eksis. Segala bentuk kebudayaan tidak lain adalah buah dari kreativitas.Dengan berbekal kreativitas manusia memecahkan problema hidup dan menjalaninya. Begitu urgen kata kreatif itu. Dan itulah salah satu alasan mengapa kemudian SD Muhammadiyah 16 Surabaya mengembangkan diri sebagai sekolah kreatif. Kehidupan saat ini agaknya bukan lagi seperti naik kereta api dengan jadwal teratur,bergerak dari satu stasiun ke stasiun berikutnya sesuai dengan program dan jadwal.Pakar bisnis Brian Clegg& Paul Brich menyebut pola kehidupan modern lebih mirip naik roller coaster, jet kereta luncur yang kehilangan rel penuntunnya. Ia bergerak berkelok, meliuk mendadak tanpa terduga.Hanya ada satu cara agar dapat bertahan dalam kehidupan seperti itu:kreativitas.Kini belajar dan bekerja dengan keras tidaklah memadai lagi. Kita juga harus belajar dan bekerja dengan cerdas. Bahkan lebih jauh kita harus senantiasa mengembangkan cara belajar dan bekerja yang kreatif. Berfikir kreatif berarti bernalar dengan mengembangkan daya cipta, mengurai ide-ide, serta memecahkan masalah (problem solving).Kompetisi yang semakin sulit dimasa mendatang menjadi tantangan yang berat bagi anak-anak kita di saat mereka dewasa kelak. Bekal pengetahui (hafalan)tidak lagi memadai sebab perkembangan pengetahuan dan informasi demikian pesat. Dalam waktu yang relatif pendek banyak pengetahuan menjadi basi, banyak ketrampilan menjadi tak berguna lagi. Tengok saja kecepatan perubahan program computer. Dulu kita tekun belajar program lotus, ws, sekarang sudah tak terpakai lagi, diganti program yang lebih canggih lagi.Maka yang dibutuhkan bukan cuma penumpukan informasi yang banyak di otak siswa,tetapi melatih mereka terampil mengolah info yang diterima agar menjadi sesuatu yang berguna bagi kehidupannya. Mengasah kreativitasnya agar selalu menemukan jalan keluar di saat terbentur tembok masalah.Tetapi mengembangkan kreativitas di lembaga pendidikan bukanlah perkara gambang. Ini terdengar ironi memang,tetapi begitulah. Pasalnya kreativitas tidak begitu disukai karena kerap melawan keinginan dan konvesi yang ada di benak guru. Sisem pendidikan kita didesain agar anak dapat menempuh ujian, bukan menempuh hidup. Sementara kreativitas sering mencari jalannya sendiri, keluar dari pakem dan keumuman menjadi kreatif juga berarti siap menanggung risiko disebut bodoh.Membangun budaya kreatif tidak lain adalah membangun sikap yang terbuka dan toleran. Salah satu cara selalu berusaha untuk lebih baik.

Copyright © 2005 Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 SurabayaPowered by MATAAIR Media Communications

Tidak ada komentar: