Rabu, 31 Desember 2008

Sejarah Pesantren dan Radikalisme Islam

Sejarah Pesantren dan Radikalisme Islam

Pesantren adalah bentuk pendidikan tradisional di Indonesia yang sejarahnya telah mengakar secara berabad-abad, Nurcholis Madjid dalam buku beliau yang berjudul Bilik-Bilik Pesantren (Paramadina-Jakarta, 1997) menyebutkan, bahwa pesantren mengandung makna keislaman sekaligus keaslian (indigenous) Indonesia. Kata “pesantren” mengandung pengertian sebagai tempat para santri atau murid pesantren, sedangkan kata “santri” diduga berasal dari istilah sansekerta “sastri” yang berarti “melek huruf”, atau dari bahasa Jawa “cantrik” yang berarti orang yang mengikuti gurunya kemanapun pergi. Dari sini kita memahami bahwa pesantren setidaknya memiliki tiga unsur, yakni; Santri, Kyai dan Asrama.
Banyak dari kita yang memaknai pesantren dengan bentuk fisik pesantren itu sendiri, berupa bangunan-banguan tradisional, para santri yang sederhana dan juga kepatuhan mutlak para santri pada kyainya, atau disisi lain, tidak sedikit yang mengenal pesantren dari aspek yang lebih luas, yaitu peran besar dunia pesantren dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, begitupula begitu besarnya sumbangsih pesantren dalam membentuk dan memelihara kehidupan sosial, kultural, politik dan keagamaan.

Dalam sejarahnya, misalnya Pesantren Giri di Gresik bersama institusi sejenis di Samudra Pasai telah menjadi pusat penyebaran keislaman dan peradaban ke berbagai wilayah Nusantara. Pesantren Ampel Denta menjadi tempat para wali –yangmana kemudian dikenal dengan sebutan wali songo atau sembilan wali-menempa diri. Dari pesantren Giri, santri asal Minang, Datuk ri Bandang, membawa peradaban Islam ke Makassar dan Indonesia bagian Timur lainnya. Makassar lalu melahirkan Syekh Yusuf, ulama besar dan tokoh pergerakan bangsa. Mulai dari Makassar, Banten, Srilanka hingga Afrika Selatan.

Di awal Abad 19, Kiai Besari dari Pesantren Tegalrejo-Ponorogo mengambil peran besar. Pesantren ini menempa banyak tokoh besar seperti Pujangga Ronggowarsito. Pada akhir abad itu, posisi serupa diperankan oleh Kiai Kholil, Bangkalan-Madura. Dialah yang mendorong dan merestui KH Hasyim Asy'ari atau Hadratus Syeikh , santrinya dari pesantren Tebu Ireng - Jombang, untuk membentuk Nahdlatul Ulama (NU). NU pun menjadi organisasi massa Islam terbesar dan paling berakar di Indonesia.


Di jalur yang sedikit berbeda, rekan seperguruan Hadratus Syeikh di Makkah, KH Ahmad Dahlan pun mengambil peran yang kemudian mempengaruhi kelahiran "pesantren moderen" seperti Pondok Gontor - Ponorogo. Alur 'moderen' ini juga ditempuh A. Hasan dari Persis-Bangil, juga Persatuan Umat Islam di Jawa Barat, serta kalangan surau di Minang yang melahirkan Buya Hamka.


Setelah Indonesia merdeka, pesantren banyak menyumbangkan tokoh-tokoh penting dalam pemerintahan Indonesia, sebut saja Mukti Ali yang dahulu pernah menjabat sebagai Menteri Agama, M Natsir dan yang lebih terpenting lagi, dengan terpilihnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presidan Indonesia yang keempat, adalah juga mewakili tokoh yang muncul dari kalangan pesantren.


Ketahanan yang ditampilkan pesantren dalam menghadapi laju perkembangan zaman, menunjukkan sebagai suatu lembaga pendidikan, pesantren mampu berdialog dengan zamannya, yang pada gilirannya hal tersebut mampu menumbuhkan harapan bagi masyarakat pada umumnya, bahwa pesantren dapat dijadikan sebagai lembaga pendidikan alternatif pada saat ini dan masa depan.

Dalam kaitannya dengan issue terorisme di kalangan pesantren, persoalan yang kemudian mengemuka adalah, Pertama, mampukah dunia pesantren dapat membumikan harapan-harapan tersebut dengan serangkaian upaya dan langkah, kemudian juga, seperti yang dikatakan oleh Lily Zakiyah Munir, direktur Center for Pesantren and Democracy Studies (Cepdes), Kamis (1/12/05) lalu, dalam wawancaranya tentang Pesantren dan Terorisme, beliau menyinggung, Kedua, seberapa murnikah pendidikan pesantren tersebut mampu mempertahannya nilai-nilai (values system) yang diterapkan di pesantren itu sendiri, yaitu termasuk didalamnya antara lain; pertama, prinsip tawâsuth yang berarti tidak memihak atau moderasi. Kedua, tawâzun, atau menjaga keseimbangan dan harmoni. Ketiga, tasâmuh, atau toleransi. Keempat adl atau sikap adil; dan kelima tasyâwur atau prinsip musyawarah, dan pancasila pesantren inilah nantinya menjadi bekal bagi para santrin dalam proses bersosialisasi dimasyarakat. Ketiga, benarkah pesantren sebagai tempat perkecambahan (breeding ground) radikalisme Indonesia.
Sejarah Radikalisme Islam

Dalam artikel yang pernah diturunkan di Koran Tempo Minggu (15/12/02) Dr. Azyumardi Azra memaparkan bahwa dalam konteks sebenarnya, radikalisme agama muncul di Indonesia pada masa pasca kemerdekaan, ditandai dengan munculnya gerakan DI/TII, sebuah gerakan politik dengan mengatasnamakan agama, justifikasi agama dan sebagainya. Dalam sejarahnya gerakan ini akhirnya dapat digagalkan, akan tetapi kemudian gerakan ini muncul kembali pada masa pemerintahan Soeharto, hanya saja bedanya, gerakan radikalisme di era Soeharto sebagian muncul atas rekayasa oleh militer atau melalui intelijen melalui Ali Moertopo dengan Opsusnya, ada pula Bakin yang merekayasa bekas anggota DI/TII, sebagian direkrut kemudian disuruh melakukan berbagai aksi seperti Komando Jihad, dalam rangka mendiskreditkan Islam. Setelah itu sejak jatuhnya Soeharto, ada era demokratisasi dan masa-masa kebebasan, sehingga secara tidak langsung memfasilitasi beberapa kelompok radikal ini untuk muncul lebih visible, lebih militan dan lebih vokal, ditambah lagi dengan liputan media, khususnya media elektronik, sehingga pada akhirnya gerakan ini lebih visible.

Dengan bergulirnya era reformasi, yang artinya kebebasan berekpresi dan berpendapat, dari sini banyak digunakan orang-orang yang berafiliasi garis keras untuk lebih terbuka dan secara terang-terangan memperlebar gerakannya, paling tidak untuk menyampaikan misi dan visi gerakan mereka, yang tentunya agenda politik jelas ada didalamnya, hanya saja agenda ini diramu sedemikian rupa sehingga ada justifikasi agama didalamnya, disisi lain, jikalau menilik pergerakan Muhammadiah dan NU, mungkin bisa dikatakan pergerakan ini kurang dapat mengakomodasi pola-pola kelompok radikal ini, karena kelompok garis keras ini beranggapan bahwa cara berpolitik dengan kekerasan lebih efektif, kalau harus dengan pola pendidikan dinilai terlalu lambat, wajar jika mereka lebih memilih jalan ini, atau boleh jadi radikalisme muncul karena cermin kefrustasian dengan situasi yang ada dan tidak percaya dengan jalan damai yang sedang diupayakan. Sementara itu organisasi seperti Muhammadiyah dan NU dinilai kelompok ini terlalu lambat dan moderat serta bersifat kompromistis dengan sistem yang ada, atau dengan kata lain, organisasi besar ini dianggap tidak serius mengakomodasi kepentingan dan pandangan mereka. Maka tidak mengherankan jika kelompok ini memiliki agenda tersendiri yang lain dari organisasi Islam yang ada pada umumnya.
Adakah Radikalisme di Pesantren?

Adalah sebuah keniscayaan, bahwa mungkin pesantren dapat dijadikan tempat perkecambahan, breeding ground of radicalism, disatu sisi, hal tersebut tentunya merujuk dengan pancasila pesantren yang telah dibahas sebelumnya, karena bagaimanapun pola kepemimpinan pesantren tentunya tidak bisa disamakan, ada pesantren dengan kepemimpinan independen, dalam artian pimpinan pesantren tidak tergantung oleh aspek manapun dan tidak terkooptasi oleh kepentingan atau agenda politik tertentu, secara pendek kata, pesantren yang mampu mempertahankan nilai-nilai pancasila pesantren. Kemudian disisi lain, pesantren yang tidak mampu mempertahankan pancasila-nya tadi, bisa jadi akan terjebak dalam permainan politik global. Dengan begitu, mereka tanpa sadar dapat saja berada dalam jaringan yang punya agenda tertentu, tidak lagi seperti yang dimaui pesantren itu secara “konvensional”.
Itu berarti, jika sebuah pesantren mengalami disorientasi, itu bisa dapat dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor internal ditandai dengan merosotnya nilai-nilai murni yang selama ini dipertahankan oleh pesantren itu sendiri, sementara faktor eksternal seperti pengaruh jaringan global, yang mana kedua faktor ini saling berkaitan.


Meskipun pada kenyataannya ada pesantren yang dicurigai terlibat dalam gerakan terorisme global, tapi bukan berarti dengan demikian kita mediskreditkan seluruh pesantren, terlebih lagi setelah maraknya perdebatan dalam masyarakat tentang ‘wacana’ pengambilan sidik jari para santri pesantren. Meskipun Kapolri, Jenderal Sutanto pada waktu itu terus membantah rencana tersebut, tapi tentu saja ide tersebut sangat tidak proporsional dan juga kontraproduktif bagi upaya pemberantasan terorisme, seperti yang dipaparkan oleh Dr. Azyumardi Azra pada Tempo, Kamis (22/12/05). Lebih-lebih lagi, ide pemgambilan sidik jari dari para santri pesantren menunjukkan ketidakpahaman tentang tradisi pesantren, juga ketidakpahaman tentang sosiologi terorisme, apalagi hanya merujuk pada adanya beberapa institusi pesantren yang secara nyata terlibat aksi terorisme, lalu kemudian menyamaratakan penyelidikan keseluruh pesantren yang ada di Indonesia.


Ditambah lagi semenjak tragedi 11 September, Amerika yang secara gencarnya memerangi terorisme, dengan slogan ‘are you with us or with them-terrorist-‘, terlebih-lebih lembaga-lembaga pendidikan tradisional Islam, seperti madrasah dan belakangan juga pesantren dianggap kalangan Barat tertentu sebagai the breeding ground, tempat perkecambahan radikalisme. Meninjau anggapan miring terhadap pesantren, selayaknya jika itu dalam konteks madrasah-madrasah tradisional seperti yang didapati di Afghanistan, mungkin bisa dikatakan ada benarnya. Karena pada kenyataannya madrasah di Afgahanistan dan juga Pakistan pada umumnya memang beroperasi secara independen, diluar silabus pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah setempat.


Dalam konteks Indonesia, tentunya tidak dengan semudah itu mengganggap pesantren sebagai tempat perkecambahan radikalisme, terlebih lagi, pesantren di Indonesia, pada sejarahnya, umumnya didirikan oleh kaum Muslim modernis untuk merespon ekspansi sekolah-sekolah model Belanda. Kemudian berlanjut pada masa pembaharuan kurikulum pendidikan Islam sekitar tahun 1920-an, yang mana momentum pembaharuan ini berlanjut sekitar tahun 1970-an ketika Menteri Agama Mukti Ali memasukkan sekitar 70 persen mata pelajaran umum kedalam kurikulum madrasah. Sehingga berkat pembaharuan ini, puncaknya dengan pengakuan tentang ekuivalensi pendidikan madrasah dengan sekolah umum seperti ditegaskan UU Sisdiknas 1989, dan menginjak tahun 2000 lalu, bahkan beberapa pesantren di Indonesia mendapatkan status ekuivalensi dengan sekolah umum.


Sejak fase pembaharuan inilah, pesantren kemudian menjadi semacam ‘the holding institution’ yaitu lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup pendidikan agama, tetapi lebih dari itu, didalamnya juga mencakup pendidikan umum. Bahkan pesantren juga menjadi pusat pengembangan masyarakat dalam berbagai bidang, meliputi ekonomi rakyat, seperti koperasi dan usaha kecil, tekhnologi tepat guna, kesehatan masyarakat sampai pada konservasi lingkungan. Maka tidak mengherankan kemudian muncul istilah urban boarding school, yaitu, pesantren yang muncul diwilayah perkotaan, yang tadinya umumnya dipedesaan.


Berbagai pembaharuan dan perkembangan itulah yang membuat pesantren mampu bertahan ditengah begitu banyak perubahan yang cepat dan berdampak luas, dan diakui atau tidak, pesantren tetap menjadi harapan bagi masyarakat luas sebagai pendidikan alternatif yang didalamnya tidak hanya mencakup pendidikan umum, akan tetapi juga pendidikan kemasyarakan yang kelak akan berguna bagi santri-santrinya di kemudian lagi. Dari pembaharuan itu pula, kita dapat melihat pada saat ini alumni-alumni pesantren telah mampu berkompetisi dan sukses melanjutkan pendidikan di mancanegara, tidak hanya diwilayah Timur Tengah, akan tetapi juga di negara-negara Barat.


Memandang wacana pesantren, maka sepatutnyalah para pemimpin negeri ini dan juga masyarakat luas memberikan apresiasi yang selayaknya diterima pesantren, adanya segelintir kasus yang melibatkan beberapa alumni pesantren dalam aksi terorisme, semestinya tidak kemudian menutupi kenyataan hal itu lebih terkait dengan interaksi mereka dengan orang-orang yang memiliki ideologi kekerasan seperti Dr. Azahari dan Noordin M top. Dan selayaknya kita jangan kemudian bersikap ‘karena setitik nila, kemudian rusak susu sebelanga’ , sehingga sudah semestinya diperlukan adanya kearifan dalam memandang pesantren dan para santrinya.
Seperti juga halnya yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi, seusai acara Halalbihalal dan Orientasi Kebangsaan PWNU dan PCNU se-Jateng di kantor PWNU jateng, beliau mengemukakan, bila dalam penelitian tidak ditemukan unsur-unsur radikalisme, maka tidak ada alasan untuk menutup pesantren itu. Sebaliknya, radikalisme dalam pondok pesantren harus bisa dicermati berkaitan dengan agama atau tidak.


Jika unsur radikalisme itu berkaitan dengan agama maka kurikulumnya yang harus dibenahi, jadi bukan dengan menutup institusinya, dan kurikulum yang menyimpang ini yang harus diteliti, begitu tegas beliau. Jadinya semestinya pesantren sebagai lembaga, tidak bisa disalahkan begitu saja, akan tetapi yang perlu disalahkan orangnya dan yang paling jauh ajaran atau wawasan yang diduga mendukung tindak kekerasan, jadi bukan dengan membuka dan menutup pesantren.


Dengan demikian diperlukan kearifan dari instansi pemerintah dan aparat keamanan dalam perburuan mereka melawan terorisme, juga diperlukannya kerjasama dengan instansi-instansi yang membidangi masalah agama, khususnya dalam hal ini Depag, agar jangan sampai operasi aparat keamanan ke pesantren kemudian mencoreng nama baik pesantren dimata masyarakat pada umumnya.

Sejarah Pesantren dan Radikalisme Islam

Sejarah Pesantren dan Radikalisme Islam

Pesantren adalah bentuk pendidikan tradisional di Indonesia yang sejarahnya telah mengakar secara berabad-abad, Nurcholis Madjid dalam buku beliau yang berjudul Bilik-Bilik Pesantren (Paramadina-Jakarta, 1997) menyebutkan, bahwa pesantren mengandung makna keislaman sekaligus keaslian (indigenous) Indonesia. Kata “pesantren” mengandung pengertian sebagai tempat para santri atau murid pesantren, sedangkan kata “santri” diduga berasal dari istilah sansekerta “sastri” yang berarti “melek huruf”, atau dari bahasa Jawa “cantrik” yang berarti orang yang mengikuti gurunya kemanapun pergi. Dari sini kita memahami bahwa pesantren setidaknya memiliki tiga unsur, yakni; Santri, Kyai dan Asrama.
Banyak dari kita yang memaknai pesantren dengan bentuk fisik pesantren itu sendiri, berupa bangunan-banguan tradisional, para santri yang sederhana dan juga kepatuhan mutlak para santri pada kyainya, atau disisi lain, tidak sedikit yang mengenal pesantren dari aspek yang lebih luas, yaitu peran besar dunia pesantren dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, begitupula begitu besarnya sumbangsih pesantren dalam membentuk dan memelihara kehidupan sosial, kultural, politik dan keagamaan.

Dalam sejarahnya, misalnya Pesantren Giri di Gresik bersama institusi sejenis di Samudra Pasai telah menjadi pusat penyebaran keislaman dan peradaban ke berbagai wilayah Nusantara. Pesantren Ampel Denta menjadi tempat para wali –yangmana kemudian dikenal dengan sebutan wali songo atau sembilan wali-menempa diri. Dari pesantren Giri, santri asal Minang, Datuk ri Bandang, membawa peradaban Islam ke Makassar dan Indonesia bagian Timur lainnya. Makassar lalu melahirkan Syekh Yusuf, ulama besar dan tokoh pergerakan bangsa. Mulai dari Makassar, Banten, Srilanka hingga Afrika Selatan.

Di awal Abad 19, Kiai Besari dari Pesantren Tegalrejo-Ponorogo mengambil peran besar. Pesantren ini menempa banyak tokoh besar seperti Pujangga Ronggowarsito. Pada akhir abad itu, posisi serupa diperankan oleh Kiai Kholil, Bangkalan-Madura. Dialah yang mendorong dan merestui KH Hasyim Asy'ari atau Hadratus Syeikh , santrinya dari pesantren Tebu Ireng - Jombang, untuk membentuk Nahdlatul Ulama (NU). NU pun menjadi organisasi massa Islam terbesar dan paling berakar di Indonesia.


Di jalur yang sedikit berbeda, rekan seperguruan Hadratus Syeikh di Makkah, KH Ahmad Dahlan pun mengambil peran yang kemudian mempengaruhi kelahiran "pesantren moderen" seperti Pondok Gontor - Ponorogo. Alur 'moderen' ini juga ditempuh A. Hasan dari Persis-Bangil, juga Persatuan Umat Islam di Jawa Barat, serta kalangan surau di Minang yang melahirkan Buya Hamka.


Setelah Indonesia merdeka, pesantren banyak menyumbangkan tokoh-tokoh penting dalam pemerintahan Indonesia, sebut saja Mukti Ali yang dahulu pernah menjabat sebagai Menteri Agama, M Natsir dan yang lebih terpenting lagi, dengan terpilihnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presidan Indonesia yang keempat, adalah juga mewakili tokoh yang muncul dari kalangan pesantren.


Ketahanan yang ditampilkan pesantren dalam menghadapi laju perkembangan zaman, menunjukkan sebagai suatu lembaga pendidikan, pesantren mampu berdialog dengan zamannya, yang pada gilirannya hal tersebut mampu menumbuhkan harapan bagi masyarakat pada umumnya, bahwa pesantren dapat dijadikan sebagai lembaga pendidikan alternatif pada saat ini dan masa depan.

Dalam kaitannya dengan issue terorisme di kalangan pesantren, persoalan yang kemudian mengemuka adalah, Pertama, mampukah dunia pesantren dapat membumikan harapan-harapan tersebut dengan serangkaian upaya dan langkah, kemudian juga, seperti yang dikatakan oleh Lily Zakiyah Munir, direktur Center for Pesantren and Democracy Studies (Cepdes), Kamis (1/12/05) lalu, dalam wawancaranya tentang Pesantren dan Terorisme, beliau menyinggung, Kedua, seberapa murnikah pendidikan pesantren tersebut mampu mempertahannya nilai-nilai (values system) yang diterapkan di pesantren itu sendiri, yaitu termasuk didalamnya antara lain; pertama, prinsip tawâsuth yang berarti tidak memihak atau moderasi. Kedua, tawâzun, atau menjaga keseimbangan dan harmoni. Ketiga, tasâmuh, atau toleransi. Keempat adl atau sikap adil; dan kelima tasyâwur atau prinsip musyawarah, dan pancasila pesantren inilah nantinya menjadi bekal bagi para santrin dalam proses bersosialisasi dimasyarakat. Ketiga, benarkah pesantren sebagai tempat perkecambahan (breeding ground) radikalisme Indonesia.
Sejarah Radikalisme Islam

Dalam artikel yang pernah diturunkan di Koran Tempo Minggu (15/12/02) Dr. Azyumardi Azra memaparkan bahwa dalam konteks sebenarnya, radikalisme agama muncul di Indonesia pada masa pasca kemerdekaan, ditandai dengan munculnya gerakan DI/TII, sebuah gerakan politik dengan mengatasnamakan agama, justifikasi agama dan sebagainya. Dalam sejarahnya gerakan ini akhirnya dapat digagalkan, akan tetapi kemudian gerakan ini muncul kembali pada masa pemerintahan Soeharto, hanya saja bedanya, gerakan radikalisme di era Soeharto sebagian muncul atas rekayasa oleh militer atau melalui intelijen melalui Ali Moertopo dengan Opsusnya, ada pula Bakin yang merekayasa bekas anggota DI/TII, sebagian direkrut kemudian disuruh melakukan berbagai aksi seperti Komando Jihad, dalam rangka mendiskreditkan Islam. Setelah itu sejak jatuhnya Soeharto, ada era demokratisasi dan masa-masa kebebasan, sehingga secara tidak langsung memfasilitasi beberapa kelompok radikal ini untuk muncul lebih visible, lebih militan dan lebih vokal, ditambah lagi dengan liputan media, khususnya media elektronik, sehingga pada akhirnya gerakan ini lebih visible.

Dengan bergulirnya era reformasi, yang artinya kebebasan berekpresi dan berpendapat, dari sini banyak digunakan orang-orang yang berafiliasi garis keras untuk lebih terbuka dan secara terang-terangan memperlebar gerakannya, paling tidak untuk menyampaikan misi dan visi gerakan mereka, yang tentunya agenda politik jelas ada didalamnya, hanya saja agenda ini diramu sedemikian rupa sehingga ada justifikasi agama didalamnya, disisi lain, jikalau menilik pergerakan Muhammadiah dan NU, mungkin bisa dikatakan pergerakan ini kurang dapat mengakomodasi pola-pola kelompok radikal ini, karena kelompok garis keras ini beranggapan bahwa cara berpolitik dengan kekerasan lebih efektif, kalau harus dengan pola pendidikan dinilai terlalu lambat, wajar jika mereka lebih memilih jalan ini, atau boleh jadi radikalisme muncul karena cermin kefrustasian dengan situasi yang ada dan tidak percaya dengan jalan damai yang sedang diupayakan. Sementara itu organisasi seperti Muhammadiyah dan NU dinilai kelompok ini terlalu lambat dan moderat serta bersifat kompromistis dengan sistem yang ada, atau dengan kata lain, organisasi besar ini dianggap tidak serius mengakomodasi kepentingan dan pandangan mereka. Maka tidak mengherankan jika kelompok ini memiliki agenda tersendiri yang lain dari organisasi Islam yang ada pada umumnya.
Adakah Radikalisme di Pesantren?

Adalah sebuah keniscayaan, bahwa mungkin pesantren dapat dijadikan tempat perkecambahan, breeding ground of radicalism, disatu sisi, hal tersebut tentunya merujuk dengan pancasila pesantren yang telah dibahas sebelumnya, karena bagaimanapun pola kepemimpinan pesantren tentunya tidak bisa disamakan, ada pesantren dengan kepemimpinan independen, dalam artian pimpinan pesantren tidak tergantung oleh aspek manapun dan tidak terkooptasi oleh kepentingan atau agenda politik tertentu, secara pendek kata, pesantren yang mampu mempertahankan nilai-nilai pancasila pesantren. Kemudian disisi lain, pesantren yang tidak mampu mempertahankan pancasila-nya tadi, bisa jadi akan terjebak dalam permainan politik global. Dengan begitu, mereka tanpa sadar dapat saja berada dalam jaringan yang punya agenda tertentu, tidak lagi seperti yang dimaui pesantren itu secara “konvensional”.
Itu berarti, jika sebuah pesantren mengalami disorientasi, itu bisa dapat dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor internal ditandai dengan merosotnya nilai-nilai murni yang selama ini dipertahankan oleh pesantren itu sendiri, sementara faktor eksternal seperti pengaruh jaringan global, yang mana kedua faktor ini saling berkaitan.


Meskipun pada kenyataannya ada pesantren yang dicurigai terlibat dalam gerakan terorisme global, tapi bukan berarti dengan demikian kita mediskreditkan seluruh pesantren, terlebih lagi setelah maraknya perdebatan dalam masyarakat tentang ‘wacana’ pengambilan sidik jari para santri pesantren. Meskipun Kapolri, Jenderal Sutanto pada waktu itu terus membantah rencana tersebut, tapi tentu saja ide tersebut sangat tidak proporsional dan juga kontraproduktif bagi upaya pemberantasan terorisme, seperti yang dipaparkan oleh Dr. Azyumardi Azra pada Tempo, Kamis (22/12/05). Lebih-lebih lagi, ide pemgambilan sidik jari dari para santri pesantren menunjukkan ketidakpahaman tentang tradisi pesantren, juga ketidakpahaman tentang sosiologi terorisme, apalagi hanya merujuk pada adanya beberapa institusi pesantren yang secara nyata terlibat aksi terorisme, lalu kemudian menyamaratakan penyelidikan keseluruh pesantren yang ada di Indonesia.


Ditambah lagi semenjak tragedi 11 September, Amerika yang secara gencarnya memerangi terorisme, dengan slogan ‘are you with us or with them-terrorist-‘, terlebih-lebih lembaga-lembaga pendidikan tradisional Islam, seperti madrasah dan belakangan juga pesantren dianggap kalangan Barat tertentu sebagai the breeding ground, tempat perkecambahan radikalisme. Meninjau anggapan miring terhadap pesantren, selayaknya jika itu dalam konteks madrasah-madrasah tradisional seperti yang didapati di Afghanistan, mungkin bisa dikatakan ada benarnya. Karena pada kenyataannya madrasah di Afgahanistan dan juga Pakistan pada umumnya memang beroperasi secara independen, diluar silabus pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah setempat.


Dalam konteks Indonesia, tentunya tidak dengan semudah itu mengganggap pesantren sebagai tempat perkecambahan radikalisme, terlebih lagi, pesantren di Indonesia, pada sejarahnya, umumnya didirikan oleh kaum Muslim modernis untuk merespon ekspansi sekolah-sekolah model Belanda. Kemudian berlanjut pada masa pembaharuan kurikulum pendidikan Islam sekitar tahun 1920-an, yang mana momentum pembaharuan ini berlanjut sekitar tahun 1970-an ketika Menteri Agama Mukti Ali memasukkan sekitar 70 persen mata pelajaran umum kedalam kurikulum madrasah. Sehingga berkat pembaharuan ini, puncaknya dengan pengakuan tentang ekuivalensi pendidikan madrasah dengan sekolah umum seperti ditegaskan UU Sisdiknas 1989, dan menginjak tahun 2000 lalu, bahkan beberapa pesantren di Indonesia mendapatkan status ekuivalensi dengan sekolah umum.


Sejak fase pembaharuan inilah, pesantren kemudian menjadi semacam ‘the holding institution’ yaitu lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup pendidikan agama, tetapi lebih dari itu, didalamnya juga mencakup pendidikan umum. Bahkan pesantren juga menjadi pusat pengembangan masyarakat dalam berbagai bidang, meliputi ekonomi rakyat, seperti koperasi dan usaha kecil, tekhnologi tepat guna, kesehatan masyarakat sampai pada konservasi lingkungan. Maka tidak mengherankan kemudian muncul istilah urban boarding school, yaitu, pesantren yang muncul diwilayah perkotaan, yang tadinya umumnya dipedesaan.


Berbagai pembaharuan dan perkembangan itulah yang membuat pesantren mampu bertahan ditengah begitu banyak perubahan yang cepat dan berdampak luas, dan diakui atau tidak, pesantren tetap menjadi harapan bagi masyarakat luas sebagai pendidikan alternatif yang didalamnya tidak hanya mencakup pendidikan umum, akan tetapi juga pendidikan kemasyarakan yang kelak akan berguna bagi santri-santrinya di kemudian lagi. Dari pembaharuan itu pula, kita dapat melihat pada saat ini alumni-alumni pesantren telah mampu berkompetisi dan sukses melanjutkan pendidikan di mancanegara, tidak hanya diwilayah Timur Tengah, akan tetapi juga di negara-negara Barat.


Memandang wacana pesantren, maka sepatutnyalah para pemimpin negeri ini dan juga masyarakat luas memberikan apresiasi yang selayaknya diterima pesantren, adanya segelintir kasus yang melibatkan beberapa alumni pesantren dalam aksi terorisme, semestinya tidak kemudian menutupi kenyataan hal itu lebih terkait dengan interaksi mereka dengan orang-orang yang memiliki ideologi kekerasan seperti Dr. Azahari dan Noordin M top. Dan selayaknya kita jangan kemudian bersikap ‘karena setitik nila, kemudian rusak susu sebelanga’ , sehingga sudah semestinya diperlukan adanya kearifan dalam memandang pesantren dan para santrinya.
Seperti juga halnya yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi, seusai acara Halalbihalal dan Orientasi Kebangsaan PWNU dan PCNU se-Jateng di kantor PWNU jateng, beliau mengemukakan, bila dalam penelitian tidak ditemukan unsur-unsur radikalisme, maka tidak ada alasan untuk menutup pesantren itu. Sebaliknya, radikalisme dalam pondok pesantren harus bisa dicermati berkaitan dengan agama atau tidak.


Jika unsur radikalisme itu berkaitan dengan agama maka kurikulumnya yang harus dibenahi, jadi bukan dengan menutup institusinya, dan kurikulum yang menyimpang ini yang harus diteliti, begitu tegas beliau. Jadinya semestinya pesantren sebagai lembaga, tidak bisa disalahkan begitu saja, akan tetapi yang perlu disalahkan orangnya dan yang paling jauh ajaran atau wawasan yang diduga mendukung tindak kekerasan, jadi bukan dengan membuka dan menutup pesantren.


Dengan demikian diperlukan kearifan dari instansi pemerintah dan aparat keamanan dalam perburuan mereka melawan terorisme, juga diperlukannya kerjasama dengan instansi-instansi yang membidangi masalah agama, khususnya dalam hal ini Depag, agar jangan sampai operasi aparat keamanan ke pesantren kemudian mencoreng nama baik pesantren dimata masyarakat pada umumnya.

Mengatasi Anak Pemalu

Hilda in Action
June 25, 2007
Mengatasi Anak Pemalu
Diterjemahkan dari artikel Anna Krueger
Pemalu Pada Usia Prasekolah

Seiring anak memasuki usia prasekolah, tingkah laku yang layak pada balita- menggelayut pada orang tua ketika ada orang asing mendekati, atau menangis setiap kali ditinggal, menolak bermain dengan teman-teman sebayanya- untuk saat ini menjadi agak berkurang. Tetapi selama masa usia prasekolah, kebanyakan anak-anak masih belajar bagaimana berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, ada sebagian yang cenderung pemalu dan menarik diri dari kawan-kawan sepermainannya, tetapi bagaimanapun lambat laun meraka akan terbiasa.
Kenapa Anak Prasekolah Saya Pemalu

Tentu saja, pemalu tidak selalu dianggap sebagai perkembangan yang positif pada anak, tetapi setiap bayi yang lahir tentu saja membawa sifat bawaan yang tidak sama. Banyak para ahli beranggapan bahwa lingkunganlah yang bertanggungjawab pada pembentukan karakter anak, tetapi akhir-akhir ini dipercayai bahwa pola perilaku anak dipengaruhi oleh dua hal, yaitu pengaruh gen dan lingkungan. Dengan demikian mungkin temperamen anak anda akan lain dalam menghadapi lingkungan yang baru dan cenderung lambat berinteraksi terhadap kondisi yang tidak familiar.
Bagaimana Mendorong Supaya Anak Saya Percaya diri

Yang terpenting bagi anda sebagai orang tua adalah, jangan pernah beranggapan malu sebagai masalah penghambat perkembangan anak anda, karena sebagian besar anak pemalu pada akhirnya dapat terbiasa dengan lingkungannya. Tetapi yang terpenting adalah, bagaimana anda memberikan cukup stimulasi demi menumbuhkan kepercayaan diri pada anak anda. Jadi, ketimbang merubah pribadi anak anda, mungkin yang bisa anda lakukan, dengan cara bertahap persiapkan anak anda di situasi yang biasanya sulit baginya berinteraksi, misalnya di pesta ulang tahun temannya atau dalam keramaian, cobalah anda ciptakan suasana yang sedemikian rupa dalam rumah anda, libatkan boneka pemalu didalamnya dan ajak anak anda bermain didalamnya, persiapkan dialog untuk boneka pemalu tadi, dan tempatkan anak anda sebagai orang tuanya. Tugas anak anda adalah, membantu si boneka pemalu agar dapat terbiasa dengan lingkungan sosialnya.
Bagaimana Caranya Supaya Saya Dapat Mempersiapkan Anak Agar Tidak Menjadi Pemalu di Sekolahnya

• Perkenalkan anak anda dengan seorang teman, memulai sekolah dengan satu wajah yang sudah dikenalnya akan membantunya lebih percaya diri, tanyakan pada guru pengajarnya jika ada teman sekelasnya yang rumahnya berdekatan dengan anda, kemudian ajaklah anak anda bermain dengannya sebelum mulai bersekolah, dengan begitu anak anda dapat mengenal beberapa teman sekolahnya sebelum dia bertemu dengan wajah-wajah baru lainnya.

• Ajaklah anak anda untuk berkeliling ke sekolahnya, karena dengan begitu dia akan lebih santai jika dia sesekali dia menghabiskan waktunya di dalam kelasnya dan bertemu dengan gurunya sebelum hari pertamanya di sekolah, sehingga dia akan merasa terbiasa dengan sekelilingnya.

• Praktekkan berbicara dengan orang lain dan jadikan itu sebagai permainan. Mintalah anak anda berperan sebagai gaet dirumahnya ketika ada salah satu teman dekatnya berkunjung. Dengan begitu dia tidak hanya merasa nyaman untuk berbicara dengan orang lain, akan tetapi dia juga akan mulai memahami give and take conversation. Jika dia cenderung berbisik, jika bicara mungkin rasa malunya lebih disebabkan karena bicaranya yang tidak dipahami dan nantinya lambat laun akan terbiasa.

• Jika anak pemalu anda mempunyai kakak disekolah yang sama, mintalah pada sang kakak untuk menjaga adiknya, lambaian akrab atau sekedar tatapan yang familiar meskipun hanya sekilas, akan dapat menenangkan rasa gelisahnya atau takutnya ditempat baru

• Ciptakan ritual perpisahan good bye. Menyelinap pergi tanpa sepengetahuan anak anda dapat membuatnya kecewa, karena dia tidak mendapatkan pelukan atau kecupan sayang sebelum anda tinggalkan, hal ini juga dapat mengurangi rasa percayanya pada anda sebagai orang tua.
Bagaimana Membantu Anak Saya Berteman

Perkenalkan dia dengan seorang teman, jangan terlalu berharap dia akan langsung akrab pada pertemuan pertama, karena mungkin akan membutuhkan beberapa pertemuan sampai keduanya mulai merasa nyaman. Kalau anak anda dapat mulai akrab dengan satu teman nantinya, lama-lama tentu dia akan belajar bagaimana menempatkan dirinya dengan yang lain, sementara lambat laun temannya akan membantunya agar dapar bergabung dengan teman-teman lainnya, pada saatnya nanti dia juga akan merasakan enjoy bermain dengan teman-teman dari semua umur.
Apa Salahnya Menyebut Anak Saya Pemalu

Sebagai orang tua sebaiknya anda jangan memberikan julukan pemalu pada anak anda, entah sebutan tersebut sebatas julukan atau sebentuk excuse atas sikapnya yang pemalu. Dengan memberikan sebutan pemalu, sebenarnya anak anda tidak berfikir bahwa dia pemalu, tetapi jika anda terus-menerus menyebutnya demikian, pada saatnya nanti dia akan berfikiran bahwa ada yang salah pada dirinya dengan sebutan demikian, jadi sebaiknya sebagai orang tua anda lebih baik mengatakan “agak lama baginya untuk dapat bersosialisasi di lingkungan baru” ketimbang menyebutnya pemalu.
Perlukah Saya Konsultasikan Pada Dokter Anak?

Sebagai pedoman bahwa anak anda dapat bersosialisasi dengan baik, cobalah tengok temannya, apakah dia mempunyai teman? Apakah dia sering menceritakan temannya tersebut?. Jika anak anda senantiasa sendirian atau menyendiri, coba tanyakan pada pengasuhnya atau gurunya tentang hal tersebut, mungkin anda tidak melihat masa-masa tertentu dimana anak anda dapat berinteraksi dengan teman-temannya. Atau, jika memang guru atau pengasuhnya berpendapat bahwa anak anda lebih sulit berinteraksi dibanding dengan anak-anak seusianya, mungkin lebih baik anda konsultasikan pada dokternya, yang akan mengevaluasi perkembangan anak anda.

Anak Pemalu

Anak Pemalu


Oleh Martina Rini S. Tasmin, SPsi.


Jakarta, 20 Maret 2002





Ibu Heny sangat terpesona dengan Dendi, anak tetangganya yang baru berumur 3 tahun. Dendi adalah seorang anak yang penuh percaya diri, riang dan lincah, tidak pernah takut bertanya ini itu dan dengan mantap menyapa orang yang baru dikenalnya. Kondisi tersebut sangat kontras jika dibandingkan dengan Adie (3 tahun), anaknya Ibu Heny. Setiap kali bertemu orang baru Adie selalu ingin terus-menerus berada dekat orangtuanya, menyembunyikan diri di balik rok ibunya, tidak mau diajak bicara dan tidak mau melakukan kontak mata. Situasi ini sangat membingungkan ibu Heny dan tidak jarang ia menjadi malu dan sedikit "jengkel" dengan perilaku anaknya.






Apakah anda mengalami hal yang sama dengan dialami oleh ibu Heny? Jika ya, apa yang sebaiknya dilakukan orangtua untuk meningkatkan rasa percaya diri pada anak sehingga sifat pemalu pada anak lambat laun menjadi hilang? Lalu apa dampaknya jika anak tidak kunjung memperoleh rasa percaya diri? Inilah yang akan coba dibahas dalam artikel ini. Artikel ini akan terbagi dalam beberapa bagian yaitu:


*

Apakah Pemalu itu
*

Dampak apakah yang akan mungkin timbul akibat sifat pemalu
*

Bagaimanakah sebaiknya orangtua menyikapi anak pemalu




Apakah Pemalu Itu









Para ahli nampaknya memiliki beberapa pandangan yang berbeda tentang perilaku pemalu (shyness). Ada ahli yang mengatakan bahwa pemalu adalah suatu sifat bawaan atau karakter yang terberi sejak lahir. Ahli lain mengatakan bahwa pemalu adalah perilaku yang merupakan hasil belajar atau respond terhadap suatu kondisi tertentu. Secara definitif, penulis menjabarkan pemalu sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang dimana orang tersebut sangat peduli dengan penilaian orang lain terhadap dirinya dan merasa cemas karena penilaian sosial tersebut, sehingga cenderung untuk menarik diri




Kecenderungan menarik diri ini sudah dimulai sejak masa kanak-kanak, bahkan sejak bayi. Kita dapat melihat ada bayi-bayi yang menangis jika didekati orang atau tidak mau untuk dipegang. Sebaliknya ada juga bayi-bayi yang tidak pemalu, mereka membiarkan diri mereka berada dekat orang lain, dan tidak menolak digendong oleh orang yang tidak dikenal.


Swallow (2000) seorang psikiater anak, membuat daftar hal-hal yang biasanya dilakukan/dirasakan oleh anak yang pemalu:




1.

menghindari kontak mata;
2.

tidak mau melakukan apa-apa;
3.

terkadang memperlihatkan perilaku mengamuk/temper tantrums (dilakukan untuk melepaskan kecemasannya);
4.

tidak banyak bicara, menjawab secukupnya saja seperti "ya", "tidak", "tidak tahu", "halo";
5.

tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas;
6.

tidak mau meminta pertolongan atau bertanya pada orang yang tidak dikenal;
7.

mengalami demam panggung (pipi memerah, tangan berkeringat, keringat dingin, bibir terasa kering) di saat-saat tertentu;
8.

menggunakan alasan sakit agar tidak perlu berhubungan dengan orang lain (misalnya agat tidak perlu pergi ke sekolah);
9.

mengalami psikosomatis;
10.

merasa tidak ada yang menyukainya.




Swallow juga menyatakan adanya beberapa situasi dimana seseorang (pemalu maupun tidak) akan mengalami rasa malu yang wajar dan lebih dapat diterima, yaitu:




1.

bertemu dengan orang yang baru dikenal;
2.

tampil di depan orang banyak;
3.

situasi baru (misalnya sekolah baru, pindah rumah baru).

Kembali ke atas





Dampak Sifat Pemalu




Pada dasarnya pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah ataupun dipermasalahkan, dan sudah pasti bukan merupakan abnormalitas. Tetapi masalah justru bisa muncul akibat sifat pemalu. Peribahasa malu bertanya sesat di jalan, menggambarkan secara tepat masalah yang dapat muncul karena rasa malu yang ada dalam diri seseorang. Misalnya, ketika berada di rumah teman/tetangga, anak ingin buang air kecil tetapi malu minta ijin ke toilet, sehingga menahan keinginan buang air yang akhirnya berakibat sianak malah mengompol.




Pemalu juga dapat menjadi masalah, jika sifat ini menyebabkan potensi anak menjadi terkubur dan anak tidak berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Misalnya anak yang punya suara bagus dan berbakat menyanyi, tapi merasa malu untuk mengasah bakatnya dengan ikut koor, les vokal dan mengikuti kejuaraan, maka suara indahnya akan tersimpan sia-sia dan tidak bertambah indah. Hal ini sangat disayangkan baik bagi anak maupun orangtuanya.




Kembali ke atas





Apa yang sebaiknya dilakukan orangtua?




Tanpa mengabaikan pendapat bahwa pemalu merupakan bawaan/karakter terberi atau bukan, satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa lingkungan memegang peranan penting terhadap sifat pemalu ini. Anak akan semakin pemalu ataukah justru dapat mengatasi sifat pemalu ini, tergantung dari apakah lingkungannya (baca: orangtua) terus-terusan melindungi anak pemalu atau mendorongnya untuk mau menghadapi dunia luar sehingga anak menjadi lebih percaya diri.




Idealnya orangtua menerima sifat pemalu anak apa adanya tanpa mempermasalahkannya. Namun di lain pihak orangtua diharapkan untuk memampukan anak dalam mengatasi rasa malu sehingga anak merasa kompeten, percaya diri, berkembang sesuai dengan potensi yang ada di dalam dirinya dan megurangi masalah yang mungkin timbul sebagai akibat sifat pemalu. Seorang anak yang pemalu, tidak terus-terusan merasa malu dalam setiap situasi hidupnya. Ada situasi-situasi tertentu yang dapat membuatnya merasa percaya diri. Biasanya situasi tersebut adalah ketika anak sedang bersama orangtua ataupun anggota keluarga yang ditemuinya setiap hari (tanpa kehadiran orang baru/asing) atau situasi yang stabil/rutin dilalui anak. Kalau orangtua dari awal sudah mengetahui anaknya pemalu dan ingin mendorongnya agar mampu mengatasi rasa malu tersebut, maka sebaiknya dari awal itulah usaha orangtua sudah dilakukan. Usaha orangtua sebaiknya merupakan usaha yang bertahap, hari demi hari sampai akhirnya bertahun-tahun kemudian menampakkan hasilnya, seperti kata pepatah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.


Orangtua sebaiknya mendorong anak untuk berani keluar dan menghadapi dunia luar dengan percaya diri. Mendorong seorang anak pemalu untuk berani menghadapi dunia luar tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba (drastis). Misalnya ketika orangtua sudah mencapai titik jenuh melindungi anaknya terus-menerus dan bingung melihat anaknya sampai usia sekian tahun masih tidak mau bergaul dengan anak tetangga, lalu dengan tiba-tiba melepaskan si anak dan mengatakan "ayo dong Adie, sekarang kamu sudah besar, kamu sekarang sudah harus berani, ayo sana bermain play station ramai-ramai dengan Deni di rumahnya". Perubahan sikap orangtua yang seperti ini bisa menjadi tekanan tersendiri buat si anak, karena yang biasanya aman dalam lindungan orangtua, tiba-tiba orangtua berubah melepaskan dan "tidak mau melindungi". Mendorong anak (encourage) tidak sama dengan memaksa (push), usaha yang tiba-tiba bukanlah mendorong, tetapi memaksa. Perasaan terpaksa akan membuat keadaan bertambah buruk karena anak ditempatkan pada keadaaan yang melebihi batas toleransinya, sehingga anak bisa jadi malah semakin menarik diri.


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu anak mengatasi rasa malu, yaitu:


1.

Orangtua sebaiknya tidak mengolok-olok sifat pemalu anak ataupun memperbincangkan sifat pemalunya di depan anak tersebut. Contohnya dengan mengatakan "kamu sih pemalu","iya loh Bu Joko, anak saya ini pemalu sekali, sampai repot saya kadang-kadang", dll. Dengan mengatakan hal-hal ini anak dapat merasa tidak diterima sebagaimana dia adanya.
2.

Mengetahui kesukaan dan potensi anak, lalu mendorongnya untuk berani melakukan hal-hal tertentu, lewat media hobi dan potensi diri. Misalnya, anak suka main mobil-mobilan, ketika berada di toko ia menginginkan mobil berwarna merah, sementara yang tersedia berwarna biru, maka anak bisa didorong untuk mengatakan kepada pelayan bahwa ia menginginkan mobil yang berwarna biru.
3.

Sebaiknya orangtua secara rutin mengajak anak untuk berkunjung ke rumah teman, tetangga atau kerabat dan bermain di sana. Kunjungan sebaiknya dilakukan pada teman-teman yang berbeda. Selain secara rutin berkunjung, juga sebaiknya mengundang anak-anak tetangga atau teman-teman sekolah untuk bermain di rumah.
4.

Lakukan role-playing bersama anak. Misalnya seperti pada contoh no. 2 diatas, anak belum tentu berani untuk berbicara pada pelayan toko sekalipun didampingi, maka ketika berada di rumah, orangtua dan anak bisa bermain peran seolah-olah sedang berada di toko dan anak pura-pura berbicara dengan pelayan. Role-playing dapat dilakukan pada berbagai situasi, berpura-pura di toko, berpura-pura di sekolah, berpura-pura ada di panggung, dll.
5.

Jadilah contoh buat anak, orangtua tidak hanya mendorong anak untuk percaya diri, tetapi juga menjadi model dari perilaku yang percaya diri. Anak biasanya mengamati dan belajar dari perilaku orangtuanya sendiri.



Apapun usaha yang dilakukan, sebaiknya orangtua tetap mendampingi dan tidak langsung melepaskan anak seorang diri. Misalnya ketika diminta bicara pada pelayan toko, orangtua berada di samping anak, atau ketika mengajak main ke rumah temannya, orangtua tetap berada di rumah temannya itu (anak main bersama temannya tapi dia tahu orangtuanya ada dan tidak meninggalkan seorang diri). Anak bisa dibiarkan melakukan seorang diri, jika dilihat rasa percaya dirinya sudah berkembang.(jp)

Tunagrahita Tidak Selalu Idiot

Tunagrahita Tidak Selalu Idiot
1Jul2008 Filed under: pendidikan Author: lala
Your webmaster search is: anak idiot

ABK ialah anak yang memiliki grafik perkembangan yang berbeda dari anak normal. Grafik tersebut bisa naik dan turun. Ada beberapa kategori ABK diantaranya Tunagrahita, Tunawicara, Tunarungu, Tunalaras, Tunanetra, Tunadaksa, Anak berkesulitan belajar, dan anak yang terlampau pintar.

Sementara ini yang akan saya bahas ialah tentang anak tunagrahita. Banyak yang berasumsi bahwa anak tunagrahita sama dengan anak idiot. Asumsi tersebut kurang tepat karena sesungguhnya anak tunagrahita terdiri atas beberapa klasifikasi. Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk anak yang memiliki perkembangan intelejensi yang terlambat. Setiap klasifikasi selalu diukur dengan tingkat IQ mereka, yang terbagi menjadi tiga kelas yakni tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat.

1. Tunagrahita Ringan

Anak yang tergolong dalam tunagrahita ringan memiliki banyak kelebihan dan kemampuan. Mereka mampu dididikdan dilatih. Misalnya, membaca, menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan. Tunagrahita ringan lebih mudah diajak berkomunikasi. Selain itu kondisi fisik mereka tidak begitu mencolok. Mereka mampu berlindung dari bahaya apapun. Karena itu anak tunagrahita ringan tidak memerlukan pengawasan ekstra.

2. Tunagrahita Sedang

Tidak jauh berbeda dengan anak tunagrahita ringan. Anak tunagrahita sedang pun mampu diajak berkomunikasi. Namun, kelemahannya mereka tidak begitu mahir dalam menulis, membaca, dan berhitung. Tetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat rumahnya akan dengan jelas dijawab. Mereka dapat bekerja di lapangan namun dengan sedikit pengawasan. Begitu pula dengan perlindungan diri dari bahaya. Sedikit perhatian dan pengawasan dibutuhkan untuk perkembangan mental dan sosial anak tunagrahita sedang.

3. Tunagrahita Berat

Anak tunagrahita berat disebut juga idiot. karena dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan pengawasan, perhatian, bahkan pelayanan yang maksimal. Mereka tidak dapat mengurus dirinya sendiri apalagi berlindung dair bahaya. Asumsi anak tunagrahita sama dengan anak Idiot tepat digunakan jika anak tunagrahita yang dimaksud tergolong dalam tungrahita berat.

Melalui sedikit penjelasan tentang anak tunagrahita, semoga pembaca yang masih menganggap semua anak tunagrahita itu anak idiot dan tidak memiliki kemampuan apa-apa tidak lagi berpikiran semacam itu. Setelah mengetahui hal ini pula kiranya dapat disosialisasikan kepada siapa saja yang masih belum tahu.

Anak luar biasa hanya sdikit berbeda dari anak normal. Namun sesungguhnya dibalik “keluarbiasaannya” mereka benar-benar luar biasa. Kepercayaan ialah hal yang sangat dibutuhkan dan menjadi bagian yang sangat berharga. Jangan pernah memandang sebelah mata akan apa yang hanya terlihat dari luarnya saja :-)

75% Anak Idiot karena Usia Ibu

75% Anak Idiot karena Usia Ibu

PERNAHKAH Anda memperhatikan seseorang dengan ciri mata sipit, ''jembatan'' hidung datar dan lebar, dan lidah besar dengan mulut kecil cenderung terbuka? Dalam ilmu kedokteran, orang dengan ciri-ciri itu sering disebut mongolism (seperti orang Mongol), sedangkan yang lain menyebut idiot.

''Namun istilah mongolism tidak bisa dipakai lagi setelah pemerintah Mongolia menyatakan keberatan,'' kata Prof dr Sultana MH Faradz PhD yang Kamis (10/6) lalu dikukuhkan sebagai guru besar ke-25 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip).

''Sekarang orang yang memiliki ciri-ciri itu disebut syndrom down. Istilah itu diambil dari nama penemunya,'' terang Sultana yang lahir di Purbalingga, 52 tahun lalu.

Menurut dia, kondisi itu lebih sering karena ketika melahirkan, usia ibu sudah lebih dari 35 tahun. ''Hanya 5% kasus ini bukan karena usia ibu,'' kata Ketua Unit Molekuler dan Sitogenetika Laboratorium Bioteknologi Kedokteran FK Undip tersebut.

Dia juga mengatakan, masyarakat sering menganggap syndrom down sama dengan idiot. Padahal, hal itu merupakan penyakit genetik yang disebabkan oleh retardasi mental. ''Bukan penyakit keturunan,'' tandasnya.

Menurut Sultana, diagnosis melalui analisis kromosom menunjukkan, penderita idiot mempunyai kelebihan satu kromosom 21, sehingga identifikasi retardasi mental tidak bisa hanya didasarkan pada IQ. ''Karakteristik retardasi mental di sini adalah fungsi intelektual di bawah rata-rata, yaitu 70-75, disertai beberapa keterbatasan keterampilan penyesuaian seperti komunikasi, merawat diri, dan kecakapan akademik,'' jelasnya.

Dalam rapat senat terbuka di Auditorium Undip Pleburan, dr Sulatana menyampaikan pidato ilmiah ''Retardasi Mental, Pendekatan Seluler dan Molekuler'' yang merupakan hasil penelitian terhadap anak-anak yang mengidap retardasi mental dengan pemeriksaan kromosom dan DNA.

Hasil penelitiannya menunjukkan, selain syndrom down, kondisi anak juga bisa disebabkan oleh sindrom Fragile X. ''Ini merupakan kasus retardasi mental genetik yang diwariskan. Ciri utamanya adalah kerapuhan pada ujung lengan panjang kromosom X,'' ujarnya.

Menurut dia, gejala klinik penyakit sindrom Fragile X adalah pembesaran buah testis, telinga besar dan menggantung, serta wajah yang panjang. ''Penyakit retardasi mental tidak bisa diobati karena berkaitan dengan genetik. Namun, penderita bisa ditangani,'' tambahnya. (wid-89k)


Copyright© 2008-2009 SUARA MERDEKA-SEMARANG

Selasa, 30 Desember 2008

MENGENAL ANAK HIPERAKTIF DI SEKOLAH

MENGENAL ANAK HIPERAKTIF DI SEKOLAH

Mendidik anak untuk bisa pintar mungkin terlalu mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Tetapi mendidik anak untuk mempunyai emosi yang stabil, tidak semua orang bisa melakukannya. Dibutuhkan orang tua dan guru yang sabar, serius, ulet, serta mempunyai semangat dedikasi tinggi dalam memahami dinamika kepribadian anak.
Perilaku siswa usia sekolah saat ini banyak dikeluhkan guru. Para guru mengeluh sikap anak-anak yang sangat sulit di atur emosinya di kelas selama pelajaran berlangsung. Saya tidak tahu lagi harus bagaimana melatih dan mengajarkan siswa saya untuk konsentrasi, tekun, dan tenang selama pelajaran saya berlangsung. Saya bingung, teguran dan sangsi apa lagi yang harus saya berikan agar siswa saya bisa duduk dengan tenang selama pelajaran berlangsung sehingga dapat dengan mudah memahami materi yang saya ajarkan. Itulah dua dari sekian banyak contoh keluhan para guru menghadapi siswa hiperaktif di kelas selama pelajaran berlangsung di sekolah.

Dalam Psikologi terdapat apa yang namanya anak penderita Attention deficit Hiperactivity Disorder (ADHD). ADHD didefinisikan sebagai anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian, tidak dapat menerima impuls-impuls dengan baik, suka melakukan gerakan-gerakan yang tidak terkontrol, dan menjadi lebih hiperaktif.

Adapun kriteria anak hiperaktif pada masa sekolah adalah sebagai berikut:
1. Mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian (defisit dalam memusatkan perhatian) sehingga anak tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya secara baik.
2. Jika diajak bicara siswa hiperaktif tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya).
3. Mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar dirinya..
4. Tidak dapat duduk tenang walaupun dalam batas waktu lima menit dan suka bergerak serta selalu tampak gelisah.
5. Sering mengucapkan kata-kata secara spontan (tidak sadar).
6. Sering melontarkan pertanyaan yang tidak bermakna kepada guru selama pelajaran berlangsung.
7. Mengalami kesulitan dalam bermain bersama temannya karena ia tidak memiliki perhatian yang baik

Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaran guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya. Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga tidak bisa maksimal.
Secara psikologis, perkembangan kognisi anak-anak yang menderita hiperaktif biasanya termasuk dalam kategori normal. Jika prestasi akademik mereka rendah, sebenarnya bukan karena perkembangan kognisinya yang bermasalah, tetapi lebih disebabkan karena ketidakmampuan mereka untuk konsentrasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

Solusi yang bisa ditawarkan untuk mengatasi masalah hiperaktif pada siswa di sekolah adalah orang tua harus berupaya menghilangkan perilaku hiperaktif anak sebelum masuk sekolah. Cara yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah sedini mungkin membiasakan seorang anak untuk hidup dalam suatu aturan. Jadi anak harus dikendalikan emosinya dengan penerapan aturan yang konsisten di rumah oleh orang tua. Selain itu, anak juga harus sedini mungkin diberikan kepercayaan dan tanggung jawab terhadap apa yang seharusnya dia lakukan. Di bawah ini ada beberapa ciri khusus yang dapat orang tua deteksi perilaku hiperaktif anak pada setiap fase perkembangannya.
1. Akhir tahun pertama sebelum masuk sekolah (pada saat Balita) perilaku Attention deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) yang ada pada anak belum bisa terdeteksi secara nyata, tetapi bila mereka menunjukkan tingkah laku gelisah dalam melakukan suatu aktifitas tertentu maka orang tua sebenarnya harus bisa memberikan perhatian serius.
2. Pada masa pra sekolah, gejala ADHD-nya mulai nampak. Misalnya tidak mampu mengerjakan suatu tugas yang ringan, tidak mampu bergaul dengan teman atau cuek terhadap lingkungan sekitarnya.
3. Pada masa sekolah jika tidak mendapatkan perhatian serius maka defisiensi yang di derita anak akan bertambah sehingga kondisinya bisa lebih parah dari masa sebelumnya. Langkah terbaik untuk masa ini adalah anak perlu diperhatikan kondisi emosinya seawal mungkin oleh orang tua sebelum masuk sekolah.
4. Jika pada tiga fase sebelumnya tidak diperhatikan secara serius, maka pada masa remaja awal (SLTP) anak yang menderita ADHD tidak dapat berhasil dalam belajar. Kondisi ini yang menyebabkan seorang remaja tidak dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah yang lebih tinggi nantinya.Alasan yang sangat nyata adalah karena prestasi belajar anak hiperaktif yang sangat rendah. Kondisi ini lebihdisebabkan karena anak hiperaktif mengalmi deficit dalam perhatian.
5. Pada masa dewasa seorang yang masih menderita ADHD mengalami masalah dalam hubungan interpersonal seperti, kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain (minder) tidak percaya diri, tidak mempunyai konsep diri yang jelas, selalu tampak depresi atau stress, memiliki perilaku anti sosial, dan selalu merasa tidak mantap dengan tugasnya atau pekerjaannya. Jadi ADHD yang tidak teratasi akan terbawa sampai masa dewasa.

Kerja nyata dari orang tua dalam membentuk emosi anak adalah sedini mungkin mencoba membimbing anak dalam berbagai aktivitas hidupnya. Belajar menenangkan anak untuk bisa memusatkan perhatiannya sedini mungkin menjadi penting, karena akan berpengaruh secara tidak langsung pada perkembangan prestasi anak di sekolah. Keterampilan khusus yang dimiliki orang tua dalam mengatur emosi anak sejak dini itu akan mematangkan emosinya pada waktu sekolah nantinya. Keterampilan-keterampilan yang diajarkan oleh orang tua pada waktu kecil juga akan memungkinkan seorang anak bisa bersikap penuh perhatian terhadap isyarat-isyarat sosial pada perkembangan kepribadiannya. Dengan kata lain, keseriusan orang tua dalam mendeteksi dan menanggapi secara baik setiap emosi yang dimunculkan anak pada masa kecil, akan membantu anak pada proses perkembangan kepribadian anak selanjutnya.

Siktus Tanje, S.Psi : Konselor di SLTP St. Kristoforus II
Taman Palem Lestari, Blok A.No. 18
Cengkareng, Jakarta Barat
Telephon: 559.545.49

Mengarahkan Anak Hiperaktif

Mengarahkan Anak Hiperaktif

sumber: CyberNews Suara Merdeka

Ada dua ketakutan kaum ibu menyangkut anaknya, autis dan hiperaktif.
Jika anaknya terkena autis, ibu akan sangat gugup karena anaknya tak
fokus, cenderung pendiam dan sulit beradaptasi. Jika hiperaktif malah
gelisah karena anaknya susah dikendalikan. Padahal, rata-rata anak
autis dan hiperaktif punya KECERDASAN yang LUAR BIASA.

Mengelola anak hiperaktif memang butuh kesabaran yang luar biasa, juga
kesadaran untuk senantiasa tak merasa lelah, demi kebaikan si anak.
Anak hiperaktif memang selalu bergerak, nakal, tak bisa berkosentrasi.
Keinginannya harus segera dipenuhi. Mereka juga kadang impulsif atau
melakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa dipikir lebih dahulu. Gangguan
perilaku ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dasar, atau
sebelum mereka berusia 7 tahun.

Anda cemas dan gugup? Tentu, tapi jangan takut. Kami punya resepnya.

Pertama, PERIKSALAH. Tak semua tingkah laku yang kelewatan dapat
digolongkan sebagai hiperaktif. Karena itu, Anda perlu menambah
pengetahuan tentang gangguan hiperaktif. Yang harus Anda lakukan adalah
mengonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi
psikologi anak. Ini penting karena gangguan hiperaktivitas bisa berpengaruh pada
kesehatan mental dan fisik anak, serta kemampuannya dalam menyerap
pelajaran dan bersosialisasi. Tujuannya untuk mendapatkan petunjuk dari orang
yang tepat tentang apa saja yang bisa Anda lakukan di rumah. Selain itu
juga berguna untuk menghapus rasa bersalah dan memperbaiki sikap Anda
agar tak terlalu menuntut anak secara berlebihan. Di sini biasanya para
ahli akan memberikan obat yang sesuai atau sebuah terapi.

Kedua, PAHAMILAH. Untuk bisa menangani anak hiperatif, ada baiknya pula
jika Anda dan anggota keluarga mengikuti support group dan parenting
skill-training. Tujuannya agar bisa lebih memahami sikap dan perilaku
anak, serta apa yang dibutuhkan anak, baik secara psikologis, kognitif
(intelektual) maupun fisiologis. Jika si anak merasa bahwa orang tua
dan anggota keluarga lain bisa mengerti keinginannya, perasaannya,
frustasinya, maka kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan anak bisa
tumbuh seperti layaknya orang-orang normal lainnya.

Ketiga, LATIH kefokusannya. Jangan tekan dia, terima kaeadaan itu. .
Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam
menerapkan norma dan tugas. Kalau anak tidak bisa diam di satu tempat,
coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajaklah untuk duduk
diam. Mintalah agar anak menatap mata Anda ketika berbicara atau diajak
berbicara. Berilah arahan dengan nada yang lembuat, tanpa harus
membenatk. Arahan ini penting sekali untuk melatih anak disiplin dan
berkonsentrasi pada satu pekerjaan. Anda harus konsisten. Jika meminta
dia melakukan sesuatu, jangan berikandia ancaman tapi pengertian, yang
membuatnya tahu kenapa Anda berharap dia melakukan itu.

Keempat, TELATENLAH. Jika dia telah "betah" untuk duduk lebih lama,
bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara
menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf. Latihan ini
juga bertujuan untuk memperbaiki cara menulis angka yang tidak baik dan
salah. Selanjutnya anak bisa diberi latihan menggambar bentuk sederhana
dan mewarnai. Latihan ini sangat berguna untuk melatih motorik halusnya.
Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan
penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka dibawah 10. Setelah itu
baru diperkenalkan konsep angka "0" dengan benar.

Jika empat fase di atas telah dapat Anda lewati, bersyukurlah,
pasti keaktifan anak Anda sudah dapat difokuskan untuk perkembangan
jiwanya. Ini juga akan sangat membantu Anda dalam menjaganya. Dan kini,
masukilah tahap berikutnya, bagaimana Anda harus "bekerjasama" dengan dia.

Kelima, BANGKITKAN kepercayaan dirinya. Jika mampu, ini juga bisa
dipelajari, gunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti
menggunakan penguat positif. Misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan
tertib atau berhasil melakukan sesuatu dengan benar, memberikan
disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak. Tujuannya untuk
meningkatkan rasa percaya diri anak.

Di samping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri
dengan bimbingan orang tua. Misalnya, dengan memberikan contoh yang
baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orangtua
mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua
sebelumnya.

Dalam tahap ini, usahakan emosi Anda berada di titik stabil, sehingga
dia tahu, penguat positif itu tidak datang atas kendali amarah. Ingat,
anak hiperaktif rata-rata juga sangat sensitif.

Keenam, KENALI arah minatnya. jika dia bergerak terus, jangan panik,
ikutkan saja, dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan dari
keaktifan dia. Jangan dilarang semuanya, nanti dia prustasi. Yang
paling penting adalah mengenali bakat atau kecenderungan perhatiannya secara
dini.

Dengan begitu, Anda bisa memberikan ruang gerak yang cukup bagi
aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya. Misalnya,
mengikutkan anak pada klub sepakbola di bawah umur atau berenang, agar anak belajar
bergaul dan disiplin. Anak juga belajar bersosial karena ia harus
mengikuti tatacara kelompoknya.

Ketujuh, MINTA dia bicara. Ini sangat penting Anda terapkan. Ingat,
anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisai, sibuk
dengan dirinya sendiri. Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi
agar ia mempelajari nilai-nilai apa saja yang dapat diterima kelompoknya.
Misalnya melakukan aktivitas bersama, sehingga Anda bisa mengajarkan
anak bagaimana bersosialisasi dengan teman dan lingkungan. Ini memang
butuh kesabaran dan kelembutan.

"Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi si kecil memang butuh waktu.
Terlebih dulu ia harus dilengkapi dengan sikap menghargai, tenggang
rasa, saling memahami, dan berempati," ujar Susan Barron, Ph.D,
Direktur Pusat Perkembangan dan Pembelajaran Mount Sinai Medical Center di New
York dalam salah satu artikelnya di majalah Child.

Terakhir, SIAP bahu-membahu. Jika dia telah mampu mengungkapkan
pikirannya, Anda dapat segera membantunya mewujudkan apa yang dia
inginkan. Jangan ragu. Bila perlu, bekerja samalah dengan guru di sekolah agar
guru memahami kondisi anak yang sebenarnya. Mintalah guru tak perlu
membentak, menganggap anak nakal, atau mengucilkan, karena akan
berdampak lebih buruk bagi kesehatan mentalnya. Kerjasama ini juga penting karena anak
sulit berkosentrasi dan menyerap pelajaran dengan baik. Dibutuhkan
kesabaran dan bimbingan dari guru bagi anak hiperaktif.

Nah, itulah dasar-dasar pengelolaan jika anak Anda mengidap hiperaktif.
Dia tak berbahaya, hanya butuh SENTUHAN dan PERHATIAN LEBIH. Jika itu
dia dapatkan, anak Anda akan berubah jadi JENIUS yang bukan tak
mungkin, akan mengubah dunia. (CN02)

Membimbing Anak Hiperaktif

Membimbing Anak Hiperaktif
08 Apr 2007

Erick Taylor dalam bukunya ???Anak Yang Hiperaktif??? mengatakan kata ??? hiperaktif dinyatakan untuk menyatakan suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjuk-kan sikap tidak mandiri, tidak menaruh perhatian, dan impulsif (semau gue)

Demikian juga James Dobson dalam bukunya “Kendalikan Selagi Mampu” merumuskan pengertian anak hiperaktif (disebut juga hiperkinensis, kelainan kecil pada otak, kelainan impuls, dan sedikitnya ada tiga puluh istilah lainnya) didefinisikan sebagai gerakan yang berlebihan dan tidak terkendali.

Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi problem anak sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.

Sedangkan yang dimaksud dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka seakan-akan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan namun tidak kunjung datang. Hiperaktif juga mengacu kepada ketiadaannya pengendalian diri, contohnya dalam mengambil keputusan atau kesimpulan tanpa memikirkan akibat-akibat terkena hukuman atau mengalami kecelakaan.

Dan perlu diketahui bahwa tingkah laku bukan sekedar suatu pencerminan dari hal-hal yang disukai sebagai individu, tetapi juga merupakan akibat dari situasi-situasi yang dialami sendiri. Dan anak-anak tersebut umumnya tidak mengeluhkan kondisi hiperaktif kondisi hiperaktif mereka, tetapi tindakan mereka sering membuat reaksi dari orang lain.

Ditinjau dari sudut pandang/perspektif sosiologi, anak merupakan pribadi sosial yang memerlukan hubungan dan komunikasi dengan orang lain. Untuk memanusiakan dirinya, anak ingin juga dicintai, diakui dan dihargai, oleh karena anak yang hiperaktif kurang disukai dalam lingkungan pergaulannya maka perkembangan dan hubungan anak tersebut dengan lingkungan sosialnya akan terganggu, sehingga anak tersebut akan bersikap semaunya terhadap lingkungannya, dan tingkah lakunya kurang terkontrol. Demikian halnya dengan masalah mereka di sekolah, anak juga akan merasa kehilangan dukungan apabila orang tuanya tidak menemaninya di dalam kelas. Oleh karena itulah anak hiperaktif ini sangat memerlukan komunikasi dengan orang lain, baik itu orang tua mereka sendiri.

Ditinjau dari sudut pandang psikologi, anak merupakan pribadi sosial dan apabila pada anak yang hiperaktif tersebut mendapat sambutan baik ataupun bimbingan ke arah yang benar maka perkembangan pribadinya akan lebih terarah. Bila anak hiperaktif tersebut tidak mendapatkan sambutan baik atau bimbingan dari keluarga dan lingkungannya, maka anak akan menjadi rendah diri, bisa juga rasa egoisnya tinggi sekali dan bersifat masa bodoh terhadap keluarga dan lingkungannya, juga keadaan jiwanya sangat labil. Anak hiperaktif ini sangat memerlukan sekali hubungan yang dekat melalui bimbingan yang baik dan benar, orang tua dan guru tidak seharusnya bersikap acuh tak acuh dan menyerah. Setiap perilaku yang tidak dapat diterima harus dicegah melalui bimbingan yang terarah kepada anak tersebut. Perlu ada kesabaran untuk membimbing anak seperti itu, walaupun pekerjaan ini harus dilakukan berulang-ulang.

2. Latar belakang anak hiperaktif.

Anak hiperaktif bisa saja disebabkan dari sikap orang tua yang membesarkan mereka. Kalau orang tua memakai teknik pengurusan yang tidak efektif, tidak konsisten atau di rumah kurang ada disiplin yang semestinya, seringkali anak berperilaku berlebihan. Misalnya, anak dapat menghindari kewajiban dan tanggung jawab yang tidak menyenangkan atau memperdaya anak lain agar sebagian besar kebutuhan terpenuhi. Anak juga akan mengatur diri sendiri di rumah dan lebih berkuasa dari pada orang tuanya

Orang tua tidak memahami bahwa anak yang mengalami gangguan perkembangan memerlukan perhatian khusus, sehingga dapat menimbulkan aktivitas-aktivitas yang berlebihan pada diri anak tersebut.

Anak hiperaktif dapat juga disebabkan oleh kerusakan pusat syaraf, walaupun juga dapat disebabkan oleh tekanan batin dan kelelahan4 . Tetapi anak hiperaktif itu sendiri tidak selamanya disebabkan oleh adanya kerusakan otak.

Beberapa pakar memeperkirakan ada kecenderungan kerusakan jaringan otak yang sangat berat (yang disebut celebral palsied) pada saat anak lahir. Dan pasien tidak memperlihatkan gejala-gejala yang terlihat dalam tiga variabel:

(1) Dimana letak kerusakan itu ; (2) Seberapa besar lukanya; dan (3) Seberapa cepat luka di ketahui. Oleh sebab itu mungkin saja ada anak hiperaktif yang menderita gangguan otak yang tidak diketahui pada awal kehidupannya tanpa meninggalkan gejala atau persoalan lainnya. Penjelasan ini hanya bersifat spekulatif dan bahwa pengetahuan kedokteran mengenai penyakit ini masih jauh dari sempurna.

Kerusakan otak dapat dilihat dari banyak tindakan yang aneh, termasuk gerakan dan kegiatan yang kacau yang dilakukan oleh seorang yang hipraktif. Ia tidak mampu menyimpan apa yang ada dalam pikirannya sendiri. Ia berkomat-kamit mengutarakan buah pikirannya yang paling dalam, sehingga membuat malu dan mengagetkan setiap orang yang berada di dekatnya. Akan tetapi ada satu kesulitan akademis lain yang juga lazim ditemukan antara anak-anak yang hiperaktif, yaitu kesulitan melihat dan memahami. Seorang anak mungkin saja memiliki penglihatan yang betul-betul normal, namun tidak memahami lambang-lambang dan bahan cetakan dengan tepat. Dengan kata lain, kedua matanya mungkin saja sempurna tetapi otaknya tidak mengolah tanda itu sebagaimana mestinya.

Many Go Setiawani dalam bukunya “Menerobos dunia anak” mengatakan bahwa gejala hiperaktif merupakan akibat dari zat pewarna merah untuk makanan, terlalu banyak makan gula, kekurangan vitamin. Kebiasaan makan yang salah dapat merusak tubuh dan mudah dihubungkan dengan gejala hiperaktif. Mereka juga sensitif terhadap makanan tertentu, seperti coklat, jagung, telor ayam, susu kedelai, daging, gula dan gandum. Dan secara medis, alergi makanan dapat menyebabkan hiperaktif. Akan tetapi alergi makanan ini belum ada bukti yang relevan pada sebagian anak kecil anak-anak tersebut.

Anak hiperaktif juga harus dijaga minumannya, semacam es krim, es podeng kecuali bila dibuat tanpa bahan pengawet atau pewarna. Vitamin harus diberikan kepada anak hiperaktif seperti vitamin A, B kompleks

Faktor-faktor yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif antara lain:

a. Pemanjaan.

Pemanjaan dapat juga disamakan dengan memperlakukan anak terlalu manis, membujuk-bujuk makan, membiarkan saja, dan sebagainya. Anak yang terlalu dimanja itu sering memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya. Ia akan memperdaya orangtuanya untuk memperoleh apa yang diinginkannya. Serta kurangnya disiplin yang diberikan oleh orangtua kepada anak tersebut. Cara seperti itulah yang akan membuat anak untuk berbuat sekehendak hatinya.

Anak yang dimanja biasanya pengarahan yang diberikan kepadanya berkurang. Dan kalau disekolahkan ia akan memilih berjalan-jalan dan berdiri dari pada mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh guru. Memanjakan membujuk makan, membiarkan tindakannya sendiri, memnuhi semua keinginannya dan kebutuhannya itu harus dihindari.

Anak jangan dimanjakan kalau tahu bahwa penyebab hiperaktifnya karena masalah biologis. Orangtua harus bertahan dengan peraturan yang telah diberikan dan menuntut anak agar menaatinya. Tunjukkan dengan mantap dan wibawa bahwa orangtua ingin ditaati oleh anak-anaknya supaya pernyataan ini juga memberikan rasa aman kepada anak. Sikap bertahan ini bukan berarti kejam, keras, diktator atau berhati baja, tetapi sebaliknya justru untuk membina dan mengajar anak tentang apa yang harus mereka lakukan. Anak yang manja biasanya sulit bergaul dengan teman sebanyanya karena ingin menang tidak punya tanggung jawab, mengalami kesulitan di sekolah karena berbuat sesuka hatinya dan tidak mematuhi peraturan kelas, sering membantah, hanya berbuat menurut keinginannya. Jelaslah bahwa anak-anak semacam ini akan menemui kesulitan dalam bergaul.

b. Kurang disiplin dan pengawasan.

Anak yang kurang disiplin atau pengawasan ini akan berbuat sesuka hatinya, sebab perilakunya kurang dibatasi. Dan apa yang dilakukan oleh anak tersebut dibiarkan begitu saja tanpa ada perhatian dari orang tua. Jika anak dibiarkan begitu saja tanpa ada perhatian untuk berbuat sesuka hatinya dalam rumah, maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya ditempat lain baik itu di sekolah. Dan orang lain juga akan sulit untuk mengendalikannya di tempat lain baik di sekolah.

c. Orientasi kesenangan.

Anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi kesenangan umumnya akan memiliki ciri-ciri hiperaktif secara sosio-psikologis dan harus dididik agak berbeda agar mau mendengarkan dan menyesuaikan diri. Anak yang mempunyai orientasi kesenangan ingin memuaskan kebutuhan atau keinginan sendiri. Ia lebih memperhatikan kesenangan yang berasal dari perilakunya dari pada menggubris hukumannya. Misalnya anak itu mungkin tahu bahwa ia melanggar dan menerima hukuman, namun jika itu menyenangkannya, ia akan melakukan juga walaupun ia mencemaskan hukumannya nanti. Ia akan melakukan apa yang menjadi kesenangannya dan tidak perduli dengan aturan yang sudah ada ditentukan oleh orang lain.

Jika ingin menyuruh akan tersebut melakukan tugas yang sesuai dengan keinginannya maka ia akan melakukannya. Sebaliknya jika ingin menyuruh apa yang tidak disenangi olehnya maka anak itu tidak akan melakukannya.

Anak hiperaktif ini dalam melakukan sesuatu terlebih dahulu berpikir sebelum berbuat, namun hal seperti itu tidak selalu benar. Ia melakukan hal seperti itu karena keinginannya harus terjadi.

Pengaruh yang dihadapi oleh anak yang hiperaktif.

Ada beberapa hal bagaimana pengaruh yang dihadapi oleh anak hiperaktif antara lain:

a. Pengaruh keluarga

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama, oleh karena itu orang tua adalah pendidik yang pertama, keluarga merupakan pusat di mana diletakkan dasar-dasar pandangan hidup, dan pembentukan pribadi anak. Hubungan antar anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa anak hiteraktif. Dalam hubungan ini selian hubungan pribadi yang didasarkan atas kewibawaan, juga terhadap hubungan cinta kasih antara orang tua kepada anak dan sebaliknya. Untuk itulah orang tua tidak boleh bersikap acuh tak acuh kepada anak seperti itu. Peranan ibulah sebagai pendidik yang lebih menonjol di dalam keluarga..

Setiap ibu yang mempunyai anak hiperaktif kadang-kadang akan mengalami pergumulan yang hebat dalam pikirannya. Di satu sisi yang lalu, ibu juga akan merasa jengkel dengan kekacauan yang ditimbulkan oleh anak hiperaktif dan di satu sisi yang lain ibu juga mempunyai rasa empati dan kasih yang dalam untuk anaknya yang masih kecil itu di dalam kehidupannya sehari-hari. setiap perilaku yang tidak dapat diterima harus dicegah, dan diberikan suatu bimbingan ke anak hiperaktif sesuai dengan kebenaran. Perlu adanya kesabaran dalam diri orang tua, guru dalam mendidik anak hiperaktif walaupun harus dilakuka berulang-ulang.

Dalam menghadapi anak hiperaktif yang diperlukan sikap yang lebih bijaksana dari semua pihak, khususnya para orang tua. Guru dan orang tua harus berusaha memahami keadaannya dan membimbingnya dalam melakukan beberapa aktivitas.

b. Pengaruh lingkungan

Pengaruh lingkungan bagi anak hiperaktif ini kurang disukai oleh lingkungan khususnya bagi teman-teman sebayanya, karena di dalam diri anak itu ada jiwa ingin mengepalai, menguasai dan menjadi pemimpin di antara teman-temannya yang lain.

Anak dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pergaulannya. Untuk itulah diperlukan perhatian khusus dari orang tua maupun guru kelas sendiri di dalam mengatasinya. Jika hal demikian terjadi bagi anak hiperaktif ini dimana anak itu kurang dapat diterima di lingkungan permainannya, maka akan terjadi suatu perilaku aneh atau bersifat lebih baik berdiam diri. Anak tiu juga akan merasa rendah diri bila lingkungan pergaulannya menolak, sehingga anak tersebut akan melakukan kegiatan-kegiatan sendiri yang dirasakannya sendiri lebih asyik untuk dilakukan. Dengan perbuatan yang aneh dibuat oleh anak hiperaktif ini akan membuat orang lain atau lingkungan pergaulannya akan menjauhinya.

Apabila lingkungan si anak adalah lingkungan yang tertib maka akan memberikan reaksi yang baik terhadap anak hiperaktif. Dalam lingkungan yang labil, tidak tetap maka perilaku anak hiperaktif akan meningkat. Hal ini dialami oleh orang tua yang memiliki anak hiperaktif. Seperti sebuah contoh: sebuah keluarga sedang menonton TV, semua tenang dan Riana asyik bermain dengan mobil mainannya. Lalu tiba-tiba ayahnya berkata: “marilah kita pergi membeli es krim” Riana tiba-tiba tergugah aktivitasnya. Ia bergairah, berjalan hilir mudik, berceloteh dan menampakkan perilaku hiperaktif, seolah-olah ia terkena aliran listrik. Anak ini bereaksi atas perubahan, lingkungan yang baru, sehingga lingkungan kehilangan ketertiban dan perencanaan.

Makin tertib dan terencana dalam lingkungan, anak-anak yang hiperaktif makin mereda dan mau mendengarkan, serta disiplinpun makin efektif. Lingkungan yang tertib pertama-tama berpusat pada konsisten orang tua dalam mengurus anak-anak mereka.

c. Pengaruh sekolah

Anak hiperaktif ini juga mengalami kesukaran di dalam kelas. Kesukaran yang dihadapinya adalah sukar belajar. Anak ini belajar dengan cepat dan mudah, tetapi lebih suka belajar lewat sarana-sarana kreatif dari pada perintah. Makanya ia berbuat sekehendak hatinya di kelas, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin dan tidak mau menyelesaikan tugas yang sudah diketahuinya. Ia juga menimbulkan kesulitan di kelas, sebab tugasnya lebih cepat selesai dari pada murid-murid yang lainnya.

Dalam proses belajar di dalam kelas, ia merasa sulit untuk duduk dengan diam di kursinya dan memusatkan perhatiannya itu singkat sekali, sehingga ia menjadi nakal dan mengganggu teman-temannya di kelas waktu guru sedang mengajar. Kadang kala anak tersebut sadar harus mematuhi peraturan yang ada di kelas, tetapi anak ini tidak mampu untuk mengendalikan dirinya. Rentang perhatian anak hiperaktif ini sangat sempit sehingga untuk konsentrasi dalam memusatkan perhatiannya cepat hilang dan anak ini tidak pernah menerima informasi. Akibatnya kalau anak ini ditanyai oleh guru di dalam kelas tidak cepat menjawab. Guru kelasnya akan menganggap anak itu bingung.

Sekolah untuk anak hiperaktif seperti ini seharusnya sekolah yang harus luwes dan bisa menangani murid-muridnya menurut kebutuhan mereka masing-masing. Anak hiperaktif juga perlu dilatih dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan dan situasi yang berlainan. Bagi mereka sekolah menyajikan sejumlah situasi baru, baik yang menyenangkan maupun yang menegangkan.

Beberapa anak menemukan bahwa lingkungan yang baru itu membingungkan dan terlalu banyak yang harus diperhatikan. Pikiran mereka menjadi kacau dan perhatian mereka tertekan akibat keadaan itu. Tetapi justru ada juga yang bersemangat dan bergembira saat baru dimulai. Dalam hal malahan yang mengalami perasaan tertekan justru orang lain. Guru merasa bahwa anak-anak yang lain akan segera menjauhi mereka, karena tingkah laku mereka sangat mengjengkelkan.

Taman Kanak-Kanak dan kelompok bermain dapat menjadi tempat untuk menyesuaikan diri dengan anak-anak lain, dan kehadiran orang tua disitu sangat diperlukan oleh anak itu. Biasanya anak-anak seperti ini dimintai untuk meninggalkan Taman Kanak-Kanak dengan alasan mengganggu dan merugikan orang lain. Sementara kegiatan sekolah berjalan, banyak lagi yang harus dilakukan agar anak-anak hiperaktif itu dapat belajar seperti anak-anak yang lain, dapat mengendalikan diri dan dapat menjadi teman yang menyenangkan bagi anak-anak lain. Dan anak diajurkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang tersedia di kelas dan membuat suatu yang menyenangkan, dan dapat menemukan saluran yang konstruktif bagi energi mereka yang berlebihan.

Metode bimbingan bagi anak hiperaktif

Menurut Moeslichatoen ada beberapa metode yang cocok untuk membimbing dan mengarahkan anak. Adapun keseluruhan metode tersebut akan dijelaskan di bawah ini sebagaimana Moeslichatoen menjelaskan dalam bukunya “Metode pengajaran di Taman Kanak-Kanak

Metode Bercerita

Metode cerita juga digunakan oleh Allah untuk mengajarkan kepada manusia tentang prinsip-prinsip rohani. Dalam cerita terjadi peristiwa yang menarik. Metode cerita bagi anak-anak usia 3 ??? 5 tahun merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak secara lisan. Metode bercerita bagi anak usia ini dalam mengajarkan tentang kebenaran haruslah menarik, mengundang perhatian dan tidak lepas dari konsep bercerita. Dunia kehidupan anak itu penuh sukacita, maka kegiatan bercerita haruslah diusahakan dapat memberikan perasaan, gembir, lucu, dan mengasyikkan. Karena dunia kehidupan anak itu dapat berkaitan dengan lingkungan keluarga, sekolah dan diluar lingkungannya.

Moeslichatoen mengatakan bahwa ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru atau orang tua dapat membaca langsung dari buku, menggunakan illustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flanel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita.

Metode tanya-jawab.

Dengan adanya metode tanya-jawab ini akan membuat antara anak dan guru ada komunikasi. Itu juga diperlukan persiapan yang baik agar dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan kebenarannya. Kadang kala ada anak hiperaktif menanyakan sesuatu yang dapat membuat guru menjadi bingung untuk menjawabnya. Saat anak yang memiliki perilaku yang berlebihan itu tidak bisa diam, guru dapat langsung bertanya kepada anak mengenai cerita yang baru saja diceritakan. Dengan cara ini maka anak tersebut akan memberikan perhatiannya kepada guru yang bertanya. Walaupun rentang konsentrasi anak seperti itu sangat singkat.

Metode pekerjaan tangan.

Guru/pembimbinga anak dapat memberikan metode pekerjaan tangan ini kepada anak yang memiliki perlaku berlebihan atau yang tidak mau diam, seperti membuat bentuk dari lilin, melukis dengan kanji yang berwarna warni. Hal tersebut harus dibuat oleh anak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru. Dengan adanya metode ini maka anak yang tidak mau diam tadi dapat diberikan kegiatan diatas, sehingga anak itu tidak lagi mengganggu teman yang lainnya saat berada di kelas.

Metode pemberian tugas.

Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak yang tidak mau diam, supaya kesempatan si anak untuk mengganggu temannya mulai berkurang. Pemberian tugas itu juga harus jelas dan penentuan batas yang tepat diberikan secara nyata. Banyak anak yang mengalami hambatan untuk memperoleh kemajuan belajar karena tidak menentunya batas tugas yang diberikan oleh guru untuk diselesaikan. Kejelasan penentuan batas tugas yang harus diselesaikan anak akan memperkecil kemungkinan anak membuang-buang waktu dan tenaga untuk suatu kegiatan yang tidak membuahkan hasil dan tidak bermakna bagi anak. Pemberian tugas kepada anak seperti ini juga harus dapat membangkitkan minat anak untuk mengembangkan tugas itu secara kreatif. Anak itu tidak akan melakukan tugas bila yang diberikan oleh guru baginya itu tidak menarik. Pemberian tugas secara tepat dan profesional akan dapat meningkatkan bagaimana cara belajar yang benar, sehingga keinginan anak untuk melakukannya timbul pada dirinya sendiri. Bila pemberian tugas itu menggunakan bahan yang bervariasi, dan sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, maka akan memberikan arti yang besar bagi anak tersebut.

Metode bermain.

Metode bermain juga sangat baik diberikan kepada anak tersebut karena anak akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami dunianya.

Dengan menggunakan metode bermain kepada anak seperti ini diperlukan guru-guru yang harus menemaninya. Melalui kegiatan bermain anak dapat mengembangkan kreativitasnya, yaitu melakukan kegiatan yang dapat menyalurkan bakat si anak.

Bagi anak seperti ini, metode ini dapat diberikan dan anak akan merasa sangat senang. Karena anak itu dapat dengan bebas melakukan kegiatannya yang dirasakan cukup baik bagi dirinya. Melalui kegiatan bermain ini anak dapat menggunakan otot kasar. Bermacam cara dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan tersebut seperti merayap, berlari, merangkak, berjalan, melompoat, menendang, melempar

Guru/pembimbing anak dapat melakukan metode bermain ini sehingga anak tersebut tidak cepat bosa dengan cara yang diberikan oleh guru. Seperti mengajak anak untuk bernyanyi yang menggunakan aturan main. Anak seperti ini akan tertarik untuk melakukannya.

Kegiatan bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah melakukan kegiatan bermain anak memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan. Anak dapat menyalurkan rasa ingin tahunya dengan menggunakan metode bermain ini seperti bagaimana caranya memasak, mengapa pohon layu bila tidak diberi air, dan sebagainya.

Kegiatan menggambar dapat juga diberikan kepada anak hiperaktif termasuk didalam kegiatan bermain. Anak dalam menggambar dapat menggunakan pensil warna dan kertas gambar. Cara seperti ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat menyalurkan tenaga pada dirinya.

Nama-nama yang baik untuk anak-anak Muslim

Memberikan nama yang baik adalah salah satu kewajiban orangtua kepada anaknya, Selain sebagai motifasidiri dalam ber-PD yang abadi, dunia khirat. nama adalah jatidiri yang dibawa hingga malaikat penghitung amal memanggilnya Esok. Disaat diberikan catatan amal. apakah diberikan dengan tangan kanan (semoga) atau dengan tangan kiri (Na’udzubillaah).

Maka Rosululloh pernah besabda “Sebaik-baik nama adalah ABDULLOH dan ABDURROHMAN”.

Selanjutnya para ulama memberikan arahan dan wejangan tentang arti sebuah nama dan cara memilihnya. Misalnya menggunakan atau mengadopsi nama-nama para Nabi dan orang sholih baik dari Al-Qur’an maupun Hadits bahkan shiroh / sejarah An-Nabawiyyah. Dan Inilah diantara pilihan dan arti sebuah nama :
‘Aakif = Beriktikaf
‘Aali = Tinggi
‘Aamir = Memakmurkan
‘Ashim = Menjauhi maksiat
‘Aathif = Belas kasih
‘Aatik = Pemurah, Yang murni
Abadi = Yang Kekal
Aban = Lebih terang, lebih nyata, bersih
‘Abbad = Tekun beribadah
Abbas = Nama paman Nabi, nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Abbasy = Rajin berusaha
‘Abduh = Hamba-Nya, julukan dari Nabi Muhammad SAW
Abdul Alim = Hamba Allah Yang Mengetahui
Abdul Azim = Hamba Allah Yang Agung
Abdul Aziz = Hamba Allah Yang Mulia
Abdul Bari = Hamba Allah Yang Banyak Kebaikan
Abdul Basit = Hamba Allah Yang Melimpah Nikmat
Abdul Baqi = Hamba Allah Yang Kekal
Abdul Dayyan = Hamba Allah Yang Membalas
Abdul Jabbar = Hamba Allah Yang Tegas
Abdul Jalil = Hamba Allah Yang Mulia
Abdul Jawad = Hamba Allah Yang Pemurah
Abdul Fattah = Hamba Allah Yang Membuka
Abdul Ghafur = Hamba Allah Yang Membuka
Abdul Ghani = Hamba Allah Yang Pengampun
Abdul Hadi = Hamba Allah Yang Kaya
Abdul Hafiz = Hamba Allah Yang Memelihara
Abdul Haiy = Hamba Allah yang Hidup
Abdul Hak = Hamba Allah yang Sebenar
Abdul Hakam = Hamba Allah yang Menghukum
Abdul Hakim = Hamba Allah yang Bijaksana
Abdul Halim = Hamba Allah yang Lemah Lembut
Abdul Hamid = Hamba Allah yang Terpuji
Abdul Hanan = Hamba Allah yang Penyayang
Abdul Ilah = Hamba Allah, hamba Tuhan
Abdul Karim = Hamba Allah yang Pemurah
Abdul Khaliq = Hamba Allah yang Mencipta
Abdullah = Hamba Allah
Abdul Latif = Hamba Allah yang Lemah Lembut
Abdul Majid = Hamba Allah yang Mulia
Abdul Mannan = Hamba Allah yang Memberi Nikmat
Abdul Muhaimin = Hamba Allah yang Berkuasa
Abdul Mu’ati = Hamba Allah yang Memberi
Abdul Mun’im = Hamba Allah yang Memberi Nikmat
Abdul Nasir = Hamba Allah yang Menolong
Abdul Qadir, Abdul Qayyum = Hamba Allah yang Berkuasa
Abdul Qahar = Hamba Allah yang Perkasa
Abdul Rauf = Hamba Allah yang Pengasih
Abdul Rahman = Hamba Allah yang Pemurah
Abdul Rahim = Hamba Allah yang Penyayang
Abdul Rasyid = Hamba Allah yang Bijaksana
Abdul Razak = Hamba Allah yang Memberi Rezeki
Abdul Syakur = Hamba Allah yang Bersyukur
Abdul Samad = Hamba Allah yang Menjadi Tumpuan
Abdul Salam = Hamba Allah yang Penyelamat
Abdul Wafi = Hamba Allah yang Setia
Abdul Wadud = Hamba Allah yang Pengasih
Abdul Wahab = Hamba Allah yang Memberi
Abdul Warith = Hamba Allah yang Mewarisi
Abdul Wahid = Hamba Allah yang Esa
Abhar = Yang bergemerlapan, yang berseri
‘Abid = Yang beribadat, beribadah
Abidin = Yang beribadat
Abrar = Golongan yang berbuat kebajikan
Abrisam = Yang lembut/tampan
Absyar = Bergembira
Abu Bakar = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Abu Zar = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Abu Samah = Pemaaf, Yang bertoleransi
Abu Wasim = Yang tampan
Adabi = Kesopananku, kesusasteraan
Adam = Nama Nabi, ikutan, teladan
Ad-Daruquthni = Imam perawi hadist
Adham = Yang cantik, tali rantai, peninggalan Kuno
Adi = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Adib = Beradab, sopan, pujangga
‘Adil = Adil
Adlan = Keadilan
‘Adli = Keadilanku, kelurusanku, adil
‘Adnan = Nama org terdahulu
Adwa’ = Cahaya
Afdhol = Lebih Utama, terbaik
Affan = Pendaki, nama ayah Caliph Uthman
Affandi = Gelar bagi orang yang berkedudukan
Afham = Yang pandai
‘Afi = Pemaaf
‘Afif = Punya harga diri
Afiq = Yang mulia
Afkar = Yang bijak
Aflah = Yang beruntung, lebih sukses
Afnan = Kecantikan/seri
Afqar = Fakir
Afsar = Lebih Jelas
Afwu = Pemaaf
Agha = Ketua, pimpinan
Aghna = Berdikari
Ahda = Beroleh petunjuk
Ahlam = Impian, kesabaran
Ahlami = Impianku, kelembutanku
Ahlan = Keselamatan
Ahmad = Terpuji
Ahmas = Yang bersemangat
Ahna = Yang lemah lembut
Ahnaf = Yang berpegang teguh pada ajaran agama, lebih suci (lurus)
Ahsan = Yang terbaik
Ahwas = Pemberani
Ahwaz = Yang bersungguh-sungguh
Ahza = Yang beruntung
Aibaq = Pesuruh
Aiyub = Nama nabi
Aiman = Yang bertuah, kanan
Aisar = Yang senang, mudah
Aisy = Mewah, kaya raya
Ajad = Berbuat baik
Ajmal = Cantik, molek
Ajwad = Yang lebih pemurah, terbaik
Akalil = Mahkota
Akbar = Yang besar
Akhdan = Sahabat
Akhtar = Yang terpilih
Akid = Yang kuat, teguh, tetap
Akif = Yang menumpukan dirinya pada sesuatu
‘Akif = Beri’tikaf
Akma = Pimpinan
Akmal = Sempurna, sangat pandai
Akram = Yang mulia, Lebih mulia
Akramah = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Akwa = Yang perkasa, kuat
Alamar = Berlapis emas
Alamgir = Penakluk dunia
‘Alauddin = Ketinggian agama, kemuliaan agama
Al Baihaqi = Imam perawi hadist
Al Fatih = awal, pembuka, pertama
Alham = Beroleh ilham
‘Ali = Yang mulia, tinggi kedudukannya
Alif = Kawan rapat
Alim = Yang mengetahui
‘Alim = Berilmu
Aliuddin = Ketinggian agama
Aliyan = Yang tinggi
Allam = Sangat mengetahui
Allamah = Yang berilmu luas
Alma’ = Yang bergemerlapan
Altaf, Althaf = Baik hati, lemah lembut, lebih lembut
Altamis = Panglima, ketua
Alwan = Warna-warni
Alzam = Yang tekun
Amadi = Masa, matlamatku
Amad = Tujuan
Amal = Cita-cita, harapan
Amali = Cita-citaku, harapanku
Amaluddin = Cita-cita agama
Amami = Golonganku
Aman = Sentosa, keamanan
Amanat = Pertaruhan, amanah
Amani = Kesejahteraanku
Amanullah = Keamanan dari Allah
Amar = Yang ramai zuriat
Amili = Yang bekerja
Amin = Yang amanah, yang dipercayai, pemegang amanat
Aminin = Orang-orang yang aman
Aminuddin = Pengamanah agama
Amir = Putera, ketua, pemerintah, penguasa, pemimpin, makmur
Amiruddin = Pembela agama
Amjad = Mulia, soleh, lebih mulia
Amkrun = Orang-orang berkuasa
Ammar = Yang memakmurkan, yang kuat iman, penerang
Amnan = Tempat yang aman, ketenangan
Amni = Keamananku
Amran = Yang memakmurkan
Amrin = Perintah
Amrullah = Perintah Allah
Amrun = Kemakmuranku
Amsyar = Yang cergas
Amzar = Yang mulia
Anaqi = Keindahanku yang menawan hati
Anas = Kemesraan, cinta, kasih, mesra, periang
An’am = Yang diberi nikmat
Andar = Yang berseri
Anjab = Lebih utama dan bernilai
Aniq = Yang kacak lagi menawan hati
Anis = Yang mesra, teman setia, ramah tamah dalam pergaulan
An-Nasa’i = Imam perawi hadist
Anma = Yang maju
Anmar = Air yang bersih
Ansar = Penolong, penyokong
Ansari = Penolongku, penyokongku
Anshar = Kaum Anshar sahabat Nabi SAW
Antar = Berani dalam peperangan, nama pahlawan ksatria Arab
Anwar = Yang bercahaya, lebih bersinar, lebih bersih
Anwari = Cahayaku
‘Aqib = Balasan yang baik
‘Aqil = Yang baik budi, bijaksana, dapat dipercaya, pintar
Aqlan = Kebijakan
Aqhar = Yang gagah
Aqmar = Putih, cantik
Aqra = Pandai membaca
Arafat = Yang terkenal, kenalan
Arami = Panji-panji
Arfa = Yang tinggi, mulia
Arfan = Mengetahui
Arhab = Memanjakan, lebih lebar dan luas
Arham = Yang mesra
Arib = Yang mahir
‘Arif = Yang bijak, mengetahui, terpelajar, sholih, berwibawa
Ariffin = Yang bijak
‘Ariq = Baik budi, mulia asalnya, bijaksana
Arman = Harapan, aspirasi
Arqam = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Arsalan = Nama seorang tokoh Islam
Arsyad = Yang sangat cerdik
Arumi = Asal keturunanku
Aryan = Kekuatan penuh
As’ad = Yang berbahagia
Asdaq = Benar
Asfa = Yang suci
Ashmah = Yang berani
Ashraf = Lebih luhur
Asif = Menggambarkan, melukiskan
Asil = Yang mulia, murni, bersih
Asir = Menawan, memikat hati, mempesona
Asjad = Emas, permata
Askari = Tentera
Aslam = Selamat, terkawal, masuk Islam
Aslah = Yang lebih baik
Asmah = Yang pemaaf
Asmai = Hati yang suci
Asmaan = Hati yang suci dan pendapat yang teguh
Asmar = Yang hitam manis
Asna = Yang tinggi, yang bersinar
Asnawi = Yang berseri, gemilang
Asri = Masaku, kemajuanku mengikut masa
Asyari = Perasaanku
Asyiq = Kekasih, pencinta
Asymawi = Pemberianku
Asyraaf = Yang mulia, Asyraf = lebih mulia
Asy’ar = Perasa, jiwa halus
Asyrani = Periang, kemegahanku
Asytar = Yang menawan
Ata = Pemberian, hadiah
Ataullah, Athallah = Karunia Allah
Athar = Suci, bersih
Athari = Yang bersih
‘Athif = Belas kasih
Athmar = Yang berjaya
Aththobarani = Imam perawi hadist
Atif = Belas Kasihan
‘Atik = Pemurah, yang murni
‘Atiq = Ka’bah, yang dimerdekakan
Atmam = Kesempurnaan
At-Tirmidzi = Imam perawi hadist
Atyab = Wangi
‘Aun = Bantuan, pertolongan
Aus = Pemberian
Aufa = Yang setia, lebih tepat
Auni = Ketetapanku
Awam = Yang tangkas
Awad = Gantian, pemberian
Awali = Pedang
Awadullah = Pemberian, gantian dari Allah
Awliya = Kekasih
Awraq = Yang memberi semangat
Awsam = Yang segak
Awuf = Yang wangi
Awwab = Yang banyak bertaubat pada Alloh
Awwadi = Yang bersungguh-sungguh
Awwal = Pandai mentakwil
Awwam = Perenang
Ayadi = Nikmat
Ayaz = Pekerja keras ( Persian )
Ayman = Beruntung, pemegang kendali yang benar
Aysar = Yang mudah
Ayyub = Nama nabi
Azad = Bebas, merdeka
Azam = Keazaman
Azamuddin = Keazaman agama
Azaim = Pelbagai azam
Azbin = Bersih, suci
Azfar = Yang berjaya, yang menang
Azhad = Yang zuhud
Azhar = Yang berseri, yang gemilang, lebih cerah
Azhari = Yang berseri, yang gemilang
Azib = Sabar dan gigih
Azim = Besar
Aziman = Keazaman
Aziz = Yang mulia, yang kuat, kekasih
Azizi = Kesayanganku, kekasihku
Azizan = Yang mulia, yang kuat, kekasih
Azka = Semakin maju, suci, bersih
Azman = Cita-cita, tekad
‘Azmi = Cita-citaku, tekadku, keteguhan hati
Azmil = Kawan rapat
Azri = Kekuatanku, penyokongku
Azwar = Rajin ‘
Azza = Perhiasan
‘Azzam = Kebulatan tekad, ziarah/emas
‘Azzan = Nama orang Dahulu
Baadi, Badi = Istimewa
Baahi, Baha = Termegah, terhebat
Baari = Pencipta, salah satu dari nama Alloh
Badar = Bulan penuh, bulan purnama
Badi’ = Indah
Badil = Pengganti
Badiuzzaman = Keindahan semasa
Badran = Bulan penuh (purnama)
Badri = Bulan purnamaku, mempercepat jalannya
Badrulmunir = Bulan bercahaya
Badrun = Bulan purnama
Badruddin = Bulan purnama agama
Badruz Zaman = Bulan purnama bagi jaman
Badrut Tamam = Bulan purnama
Badrut Taman = Bulan purnama yg sempurna
Baghawi = Nisbah
Bahadur = Berani, kuat
Bahauddin = Sinaran/ keindahan agama
Bahi = Indah
Bahij = Yang indah menawan, penggembira
Bahir = Elok, mempesona
Bahjan = Cemerlang
Bahjat = Kegemilangan, gembira, bahagia
Bahlawan = Pendaki gunung
Bahran = Bercahaya
Bahri = Kegemilanganku
Bahruddin = Sinaran agama
Bahzi = Pembelaku
Bais = Tentera
Bakhit = Yang bertuah
Bakhtiar = Yang bahagia
Bakir = Muda, pagi2 benar
Bakizah = Permata
Bakri = Pagi-pagi benar
Baliq = Fasih
Balyan = Nama auliya
Banan = Ujung jari
Banin = Yang bijak, gigih
Baqir = Sangat pandai, terpelajar
Bariq = Bercahaya, kemilau
Bariz = Menonjol
Barra = Yang bersih
Barzun = Utama, berani
Basil = Berani
Basim = Gembira, tersenyum, selalu tersenyum
Basir = Bijak, melihat
Basirun = Yang melihat <<<< nama saya sendiri ;))
Basit = Pereka, pembuat
Baslan = Keberanian
Basri = Penglihatanku
Bassam = Suka tersenyum
Basyar = Pembawa berita baik
Basyarah = Indah
Basyir = Penyampai berita gembira
Basyirun = Yang melihat
Bayiyuddin = Sinaran agama
Bazil = Yang pandai
Bazilin = Yang menyumbang
Bazli = Kebijaksanaanku, kepakaranku
Bilal = Nama sahabat nabi, titisan embun
Biruni = Nama ulama besar
Bisyari = Kegembiraan
Bisyir = Berita gembira
Bisyrun = Berita gembira
Bunyamin = Nama saudara nabi yusuf
Budair = Berjalan cepat
Bukhari = Imam perawi hadist
Buraid = Dingin
Buraidah = Kesejukan
Burhan = Alasan, bukti, dalil, cahaya
Burhanuddin = Dalil/cahaya/ bukti agama
Busairi = Nisbah
Busrain = Kesegaran
Busran = Kabar gembira
Bustani = Tamanku
Dabir = Akar, asli, mutlak
Daffa = Pembela
Dafinah = Kekayaan yang tersembunyi
Dahin = Yang cerdik
Dahlan = Nama belakang ulama
Dailami = Askarku
Da’im = Kekal abadi
Da’in = Da’i, penyeru, pemanggil
Daisam = Lemah lembut
Daiyan = Hakim, pelindung, penjaga
Dalil = Petunjuk, pemimpin, model, teladan
Dana = Cerdas, bijak
Dani = Dekat
Daniyal = Nabi Alloh SWT
Danish = Pengetahuan, bijak
Daris = Pembaca, pelajar
Darul Muqomah = Tempat yg kekal ( surga )
Darwisy = Warak
Dasuqi = Keindahanku, cahayaku
Dawani = Nisbah
Daud = Nama Nabi Alloh SWT
Dhabit = Yang kuat ingatan
Dhafir = Menang
Dhahir = Yang membantu
Dhaifullah = Tamu Allah
Dhamir = Yang langsing
Dhamiri = Jiwaku
Dhiya’ = Cahaya, sinar
Dhiya’Ulhaq = Sina (cahaya) hak, sinaran kebenaran
Dhiya ‘Uddin = Cahaya agama
Dhiya’ur Rahman = Cahaya Yang Maha Pemurah
Dhobith = Cermat, kuat, hakim
Dhoif = Tamu
Dhoifullah = Tamu Alloh
Dhomin = Penjamin
Dhomir = Hati nurani
Dhomiri Fadhil = Hati nurani, yg utama
Dhomrah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Dhori’un = Orang2 yg merendahkan diri, tunduk
Dhowi = Bersinar
Dhu’un = Cahaya terang
Dhukhom = Gemuk
Dhuyuf = Tamu
Difa = Pertahanan
Dika = Ayam jago, jantan
Dika Azhari = Ayam jago, bunga
Din = Agama, kepercayaan
Dini = Agamaku
Din Syamsudin = Matahari agama
Dubies = Nama pahlawan arab
Durrani = Permataku
Durar = Mutiara
Dzahab = Emas
Dzaki = Cerdas, pandai, mudah, faham
Dzakir = Teguh pendirian, baik/kuat harapannya
Dzakka’ = Cerdik
Dzakwan = Harum semerbak, cerdas, jenius
Dzal Aidi = Punya kekuatan
Dzalkifli, Dzulkifli = Yang punya kesanggupan
Dzamar = Nama seorang raja Yaman zaman dahulu
Dzanun = Dzun Nun ( Nabi Yunus as )
Dzatil’imad = Yang punya bangunan2 tinggi
Dziban = Penghalau, yg membantu
Dzikro = Pengajaran, peringatan
Dzil Awtad = Punya pasak2 ( tentara yg banyak )
Dzimar = Kehormatan diri
Dziyab = Memperoleh harta, serbuan
Dzulfiqar = Nama pedang Rasulullah SAW
Dzul Autad = Punya tentara yg banyak
Dzul Fahmi = Punya kefahaman
Dzul Rahman = Yang Maha Pemurah
Dzulfaqor = Nama pedang sahabat Ali bin Abi Thalib
Eshan = Dalam berkah Alloh
Fadal = Keutamaan
Fadhl = Kebaikan, kelebihan, sisa
Fadhali = Kelebihan, keutamaan
Fadhil = Orang yg berbuat kebaikan, utama, mulia
Fadholi = Kelebihan - keutamaan
Fadhlurrahman = Keutamaan dari Allah, Anugrah Arrahman
Fadi = Penebus
Fadil = Yang mulia, murah hati, yg utama
Fadl = Dermawan, murah hati
Fadlan = Keutamaan
Fadli = Kelebihanku, ihsanku
Fadlin = Keutamaan
Fadlullah = Kelebihan Allah
Faeyza = Sukses, hidupnya meningkat
Fahad = Harimau bintang
Fahd = Harimau
Fahim = Yang faham, memahami, pintar, rajin belajar
Fahmi = Kefahamanku, pemahaman
Fahman = Kefahaman
Fa’id = Tetap, berhasil, istimewa, sungguh2
Faiq = Tertinggi, utama, terkenal, terkemuka
Fairuz = Batu permata
Faisal, Faishal = Penyelesaian, pemisah antara hak dan batil
Fa’iz = Berjaya, menang
Fa’izin = Orang2 sukses
Fajar = Cahaya putih
Fajari = Waktu fajar
Fakhir = Kebesaran, yang baik, kejayaan
Fakhr Al Din = Kejayaan agama, kemenangan agama
Fakih = Menyenangkan, sedap
Fakhir = Kebesaran, yang baik
Fakhri = Kemegahanku, kebanggaan
Fakhruddin = Kebanggaan agama, keutamaan dari Alloh
Fakhrullah = Kemegahan Allah
Falah = Jaya, sukses, beruntung
Falih = Sukses
Fannani = Seniman
Faqih = Yang mengerti, ahli fiqh, bijaksana
Faraj = Kelonggaran, pelepasan
Farhan = Bergembira
Farhat, Farhun = Kegembiraan
Farid = Istimewa, permata, tiada bandingan, tunggal, permata yang mahal
Fariduddin = Permata agama, keistimewaan
Faris = Yang alim, penunggang kuda, ksatria
Faruq = Pembeda antara benar dan salah
Fasahat = Fasih, lancar
Fasih = Yang fasih
Fathi = Pembuka, kemenanganku
Fathuddin = Pembukaan, kejayaan agama
Fathul Islam = Pembuka, kejayaan Islam
Fathullah = Pembukaan, kejayaan Allah
Fathurrahman = Pembukaan, kejayaan Allah yang pengasih
Fatih = Pembuka, perintis, pemenang, penakluk
Fattah = Penakluk
Fauhad = Anak kecil yang gemuk
Fauzi = Kejayaanku
Fauzan = Kejayaan, kemenangan
Fawwaz = Berjaya
Fayyadh = Murah hati
Fidai = Pengorbanan
Fikri = Fikiranku, pemikir, pemikiranku
Firas = Kecerdikan, tajam pikiran
Firdaus = Nama syurga
Fitri = Semulajadi
Fuad = Hati, jiwa
Fuadi = Jiwaku
Furqan = Bukti, kenyataan, pembeda benar dan salah
Fudail = Kelebihanku, kemuliaan
Gadi = Keberuntunganku
Ghadi = Singa
Ghaffar = Sedia mengampuni, lembut hati
Ghaffur = Pengampun
Ghailan = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Ghaisan = Rupawan
Ghaisani = Cantik dan muda
Ghali = Mahal
Ghalib = Yang menang
Ghanim = Yang mencapai kejayaan
Ghanimi = Kejayaanku
Ghani = Kaya, mewah
Ghassan = Kecantikan dan kelembutan remaja, nama suku arab
Ghaus, Ghauts = Pertolongan
hazali = Nama seorang sufi dan filosof muslim
Ghazlan = Tenunan
Ghazi = Pejuang
Ghoits = Hujan
Gholi = Mahal, sesuatu yg bernilai tinggi
Gholib = Pemenang
Ghomid = Pedang dlm sarungnya, nama Kabilah di Hijaz
Ghonam = Penjaga rampasan perang
Ghonim = Yang mendapat keuntungan
Ghosan = Sumber air di padang pasir, usia muda belia
Ghozi = Prajurit di medan perang, bertujuan
Ghufran, Ghufron = Keampunan, pengampunan
Ghulam = Anak muda
Ghulaman Zakiya = Anak muda yg suci
Ghulwani = Keremajaan dan kecerdasan
Ghulan = Remaja
Ghurofan = Tempat2 yg tinggi
Ghusun = Tangkai pohon
Haban Mutarokiba = Butir yg banyak
Habbab = Yang mengasihi
Habib = Kekasih, sayang, dicintai
Habibi = Kesayanganku
Hablan = Yang penuh
Habri = Kegembiraanku
Hadi = Yang memimpin, penunjuk jalan
Hadwan = Ketenangan
Hadrami = Nisbah
Hadad = Dewa Syria yg jantan
Hadari = Maju
Haddad = Lautan
Hadi = Penuntun, seseorang yg religius
Hadif = Yang mempunyai matlamat
Hafidh = Pemelihara, Penghafal
Hafiz = Penjaga, pelindung
Hafizuddin = Pemelihara agama
Hafuza = Pemberi semangat
Haidar = Berani, singa
Haikal = Pokok yang besar dan subur
Hail = Yang disegani
Ha’im = Yang mengelilingi
Haimadi = Pujian agama
Haiman = Yang cinta, asyik, menguasai
Haitham = Yang mudah, singa
Haiyan = Yang hidup
Hajaj = Pelawat
Hajib = Pendinding
Hajid = Yang sholat tahajjud
Hajim = Pelindung
Hajid = Yang sholat malam ( tahajjud )
Hakam = Pengadil
Hakim = Bijaksana
Hakmani = Pengadil
Hamad = Terpuji
Hamas = Berani
Hambali = Pengikut Imam Ahmad bin Hambali
Hamdan = Terpuji, pemuji Alloh
Hamdawi = Yang memuji
Hamdi = Pujianku, pujian
Hamdun = Terpuji, pujian
Hamid = Yang memuji
Hamiduddin = Pujian agama
Hamim = Teman karib
Hamimi = Teman karibku
Hamiz = Cerdik, kuat, tampan
Hamizan = Cerdik, kuat, tampan
Hamlan = Berdiri sendiri
Hammadi = Pemuji
Hammam = Yang mempunyai kemauan keras
Hammani = Pemberi semangat
Hamsyari = Anak jati watan
Hamud = Yang banyak memuji
Hamzah = Kebijaksanaan, nama paman Nabi
Hamzi = Ketegasanku
Hanafi = Kelurusanku, pengikut Imam Abu Hanifah
Hanania = Dikasihi Allah
Hani, Hani’ = Yang mengucapkan selamat
Hanif = Muslim yang teguh, yang lurus, bersih, suci
Hanin = Kesayangan
Hanis = Berani
Hanun = Kesayangan
Hariri = Suteraku, nisbah
Haris = Pengawal, pelindung
Hariz = Pemelihara
Harith = Kuat, berusaha
Harraz = Yang amat warak
Harun = Nama nabi
Harzan = Penjagaan
Hasan = Indah, baik
Hasbi = Yang memadai bagiku
Hasbullah = Jaminan Allah
Hashim = Nama kakek buyut Nabi
Hasib = Berketurunan mulia
Hasif = Kemas, rapi
Hasnain = Dua kebaikan
Hasnun = Yang baik
Hasnawi = Kecantikan
Hassan = Sangat baik, bagus
Hasyiem = Yang bermaruah
Hasyim = Pemurah, yang suka menjamu orang
Hatadi = Keaslianku
Hatim = Pemutus, penentu, murni, yang lurus, benar
Hauzan = Mahluk Manusia
Hawari = Pengikut setia
Hawwari = Penolong, bersih
Hawwas = Yang bersemangat
Haziq = Cerdik, pandai
Hazim = Tegas, cermat, bijak, teliti
Hazmi = Ketegasanku
Hazwan = Pemberianku
Hayyun = Hidup
Helmi = Sabar dan berakal
Hfiy = Yang memuliakan
Hibatullah = Kurnia, anugrah Alloh
Hibban = Ibnu Hibban Pewari Hadist
Hidayat = Petunjuk
Hidawi = Pemberian
Hidayatullah = Petunjuk Allah
Hijazi = Kebersihanku
Hikmat = Hikmat
Hilal = Bulan sabit
Hilman = Kesopanan, kesabaran
Hilmi = Kesopananku, kesabaranku
Himmat = Cita-cita
Hisham = Nama orang Arab populer
Hisyam = Murah hati
Hisyamuddin = Kemurahan agama
Hiwayat = Yang disukai
Hubaib = Kekasih
Hulaif = Yang setia
Hulawi = Yang manis/menarik
Humaidi = Kepujianku
Humam = Maharaja, memiliki jiwa kepahlawanan, dermawan
Humdi = Yang memuji
Husam = Pedang yang tajam
Husain = Elok, cantik, indah, baik
Husaini = Kebaikanku
Husnayan = Kemenangan, syahid
Husni = Indah
Husoin = Benteng pertahanan
Huwaidi = Kembali kepada yang hak
Huzaifah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Huzaiman = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Ibad, Ibaad = Rajin beribadah, hamba-hamba Alloh
Ibkar = Pagi hari
Ibnu = Anak laki2
Ibnu Abbas = Nama sahabat dan paman Nabi Muhammad SAW, ahli tafsir


Ibnu Hajar = Nama ulama penyusun kitab hadits Bulughul Marom
Ibnu Kholdun = Filosof dan sosiolog muslim
Ibrahim = Nama nabi, ayah yg baik
Ibtisam = Senyuman
Idlan = Keadilan
Idraki = Pengetahuanku, kefahamanku
Idris = Nama nabi
Idrus = Singa
Iffat = Kehormatan diri
Iftikhar = Kehormatan, pembawa kehormatan
Iftiqar = Keperluan
Ihsan = Kebaikan
Ihtisyam = Kehebatan
Ijlal = Penghormatan, petunjuk, mulia, terhormat
Ikhlas = Memuliakan
Ikhtiari = Pilihanku
Ikhtiaruddin = Pilihan agama
Ikhwan = Persaudaraan
Ikram = Menghormati
Iktidal = Keadilan
Iktimad = Berserah
Iktisham = Tenaga
Ilham = Ilham, isyarat yang baik
Iliya = Nama nabi
Ilyas = Nama nabi
Ilyasa = Nama nabi
Imadi = Sokonganku
Imaduddin = Tiang agama
Imam = Pemimpin
Iman = Iman, keimanan
Imdad = Tolong, bantu, sokong
Imtiyaz = Pilihan
Imran = Budi bahasa, nama ayahanda Maryam AS
Inas = Kelembutan
Inayat = Pertolongan
Insaf = Kesadaran
Intisar = Kemenangan
Iqbal = Kejayaan, pujangga muslim, kemajuan
Iqtidar = Kekuatan, tenaga
Irfan = Kebijaksanaan, kesyukuran, pengetahuan
Irsyad = Nasihat, panduan, petunjuk
Irsyaduddin = Panduan agama
Is’ad = Beroleh taufiq
Isa = Nabi nabi
Isam = Orang sukses dengan usahanya sendiri
Ishak = Nama nabi
Isham = Maksum
Ishmat = Kekuatan menjauhi maksiat
Iskandar = Nama seorang raja
Islam = Kesejahteraan
Islah = Pembetulan
Isma = Pemelihara
Ismail = Nama nabi
Ismat = Ketulinan, kesucian
‘Ismat = Kekuatan menjauhi maksiat
Israr = Persendirian
Istafa = Pilih, suka
Isyhad = Penyaksian
Isyraf = Pengganti, pengawasan
Isyraq = Memberi sinar
Ithar = Mengasihi orang lain
I’tishom = Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat
Iwadh = Pengganti
Iyad = Sokongan, kekuatan, gunung yang sukar didaki
Izdihar = Perkembangan, kemajuan
Izdiyad = Pertambahan
Izz = Kekuatan
Izzan = Kepatuhan
Izzat = Kemuliaan
Izzudin, Izzuddin = Kemuliaan agama
Izzul Haq = Kemuliaan yang haq, sebenar-benarnya kemuliaan
Izzul Islam = Kemuliaan Islam
Jaad = Sungguh2, dermawan
Jaafar = Anak sungai
Jaballah = Hadiah Allah
Jabalun = Gunung, bukit
Jabir, Jabr = Pemberi kenyamanan, penghibur
Jabil = Yang kreatif
Jabran = Pengganti, pembetul
Jabri = Pertolonganku
Jabrullah = Pertolongan Allah
Jadid = Baru
Jadir = Pemurah
Jadulhaq = Jalan kebenaran
Jaffan = Yang terkawal
Jafin = Yang mengawal
Jafni = Kawalanku dari kejahatan
Jahdi = Kemampuan
Jahid = Yang berusaha
Jahran = Yang tangkas
Jaiz, Ja’iz = Boleh
Jalal = Kemuliaan, keagungan, semarak, cahaya, keindahan
Jalaluddin = Kemulian agama
Jali = Yang nyata
Jalil = Yang mulia
Jalud = Kuat dan sabar
Jamal = Kecantikan, keindahan, cemerlang
Jamali = Kecantikanku
Jamaluddin = Keindahan agama
Jamalullail = Keindahan malam
Jam’an = Kesatuan, 2 pasukan
Jamhari = Kelompok manusia
Jamil = Yang tampan, indah
Jamri = Perhimpunanku
Jamsyir = Kecantikan
Jarir = Tempat bertumpu
Jaris = Karunia Allah
Jarullah = Tetangga Allah
Jasim = Badan, Fisik
Jasir = Keberanian
Jauhar = Permata
Jauhari = Permataku
Jauni = Keputihan, siang
Jauzan = Pertengahan
Jawad, Jawwad = Murah hati, pemurah
Jawahir = Permata
Jazali = Kegembiraanku
Jazil = Besar, banyak
Jazim = Mempastikan
Jazli = Fasih
Jazman = Tekad bulat
Jazmi = Tekad yang kukuh
Jazlan = Gembira, riang
Jazman = Tekad yang kukuh
Jazuli = Nisbah
Jihad, Jihadi = Perjuangan
Jihan = Kemegahan
Jilani = Penyiaranku
Jiratullah = Bantuan Allah
Jiwari = Jaminanku
Jiyad = Yang Baik
Juani = Sinaranku
Jubair = Pertolongan, nama ulama besar
Jubran = Nama sastrawan
Jufri = Keluasan, di tengah
Juhair = Suara Nyaring, Lantang
Juhlan = Yang termulia
Juman = Mutiara
Jumani = Mutiaraku
Junaid = Tentara
Junaidi = Tentaraku
Junaidun = Tentera
Jundi = Prajurit
Juwaidi = Keelokanku
Kaab, Ka’ab = Kemuliaan, terhormat
Kabir = Agung, besar
Kadar = Berkekuatan penuh
Kadhim = Menahan Diri
Kadin = Teman, rekan, kawan
Kahla = Dewasa
Kailani = Nama seorang ulama, nama kitab Shorof
Kafil = Penjamin
Kafila = Saksi
Kalim = Ahli pidato
Kalimatullah = Kalimat Alloh
Kamal = Kesempurnaan
Kamaluddin = Kesempurnaan agama
Kamaruddin = Bulan agama
Kamaruzzaman = Bulan masa
Kamarul Arifin = Bulan orang arif
Kamil = Sempurna
Karami = Kemuliaanku
Karim = Yang mulia
Kariman = Haji dan jihad
Karman = Kemuliaan
Kasir = Melimpah, banyak
Katib = Juru tulis
Kazhim = Menahan diri
Kazim = Penyabar
Khabir = Yang mengetahui dengan sebenarnya, pakar, berpengalaman
Khadim = Sukarelawan
Khairan = Kebaikan
Khairani = Kebaikanku
Khair, Khairi = Kebaikan, kebajikanku
Khairin = Kebaikan
Khairul Anwar = Cahaya yang baik
Khairuddin = Sebaik-baik agama, kebaikan agama
Khairullah = Kebaikan dari Allah
Khairul Amirin = Sebaik-baik pembina
Khairul Anam = Sebaik-baik manusia
Khairul Harisin = Sebaik-baik pengawal
Khairul Ikhwan = Persaudaraan yang baik
Khairun Nas = Sebaik-baik manusia
Khairul Zaman = Sebaik-baik masa
Khaizuran = Ketua, pemimpin
Khalaf = Anak yang baik, pengganti, ulama
Khalas = Yang selamat
Khadhi = Orang yg rendah hati
Khairi Habibullah = Kebaikan, kekasih Alloh
Khairul Anam = Sebaik-baik manusia
Khairul Hadi = Sebaik-baik yang memberi petunjuk
Khairul Jamal = Sebaik-baik keindahan
Khairul Umam = Sebaik-baik umat, nama seorang seniman
Khaldun = Kekal, nama seorang ahli sejarah
Khalid (Abd) = Yang kekal
Khalil = Sahabat, Kesayangan
Khalifah = Pengganti, wakil
Khalili = Sahabat
Khalis, Khalish = Suci, ikhlas, murni
Khallad = Yang kekal
Khan = Ketua, pemimpin
Khasyi = Orang yg khusu’ dlm sholat
Khattab, Khatthab, Khatib, Khathib = Ahli pidato
Khawatim = Akhir, cincin
Khayam = Pembuat khemah
Khayru = Lebih baik
Khazin = Penyimpan harta negara, bendahara
Khazindar = Penjaga kekayaan
Khidir = Nama nabi, orang shaleh kawan Nabi Musa AS
Khilfi = Pengganti
Khithoba = Berbicara
Khiyar = Pilihan terbaik
Khobir = Yang mengetahui dengan sebenarnya, ahli mengetahui
Khosyi = Orang yang khusyu’ dalam shalat
Khodhi’ = Orang yang rendah hati
Khodim = Jejaka
Khofiqur Ruh = Yang menarik hati
Khoir = Baik, lebih baik
Khoiri, Khoiron = Kebaikan
Khoir Sholih = Baik, sholih
Khoiruddin = Yang baik agamanya
Khoirul Anam = Sebaik-baik makhluk
Khoirullah = Kebaikan dari Alloh
Khoirun Maqoma = Lebih baik tempat tinggalnya
Khoirun Marodda = Lebih baik kesudahannya
Khoirun Nuzula = Hidangan yg lebih baik
Khola’ifal Ardhi = Penguasa-penguasa di muka bumi
Khorulfashilin = Pemberi keputusan yang baik
Khozin = Penyimpan harta
Khuararizmi = Nisbah
Khudari = Nisbah
Khumaini = Pandangan yang jauh
Khursyid = Matahari
Khuwailid = Kekal
Kiram = Mulia
Kiraman = Mulia
Labib = Cerdik, munasabah, bijaksana, cerdas
Labid = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Lahmuddin = Kekuatan agama
La’iq = Yang layak
Lais = Berani
Lamani = Kegemilanganku
Lamih = Mengkilat
Lami’ = Mengkilat
Lamin = Kepercayaan
Lathif = Halus budi, sopan
Latif = Lembut, bersopan
Lazim, Lazman = Tetap
Liaqat = Kebolehan, keupayaan
Libasut Taqwa = Pakaian taqwa
Lisana Shidqin = Buah tutur yang baik
Liwauddin = Panji agama
Liwaun Nasari = Panji kemenangan
Lizam = Yang mendiami
Lu’ay = Nama seorang datuk Nabi Muhammad SAW
Lubaid = Yang kaya
Lubawi = Yang pintar
Lujain, Lujaini = Keputihan, perak
Lukman, Luqman = Nama nabi, bijaksana, jalan yg jelas
Luqmanul Hakim = Luqman yang bijaksana
Lutfan = Lemah lembut
Luthfi = Keramah-tamahan
Luthfi Hamid = Keramah-tamahan yang terpuji
Luthfi Yazid = Keramah-tamahan, bertambah
Lutfi = Kehalusanku, lembut
Lutfilah = Taufik Allah
Lutfil Hadi = Taufik Allah Yang Hadi
Lutfir Rahman = Pertolongan Allah
Luth = Nama nabi
Luzman = Tetap
Ma’ayisy = Penghidupan, keperluan2 hidup
Maajid = Mulia
Maalik = Yang memiliki
Maamar = Kemakmuran
Maarif = Kecantikan, pengetahuan
Maasyir = Pandai bergaul
Mabruk = Yang diberkati
Mabrur = Membuat kebajikan
Madani = Kemajuan
Mahadhir = Menulis kebaikan
Mahasin = Kebaikan
Mahamid = Pujian, terpuji
Mahbub = Dikasihi, disukai, dicintai
Mahdi = Yang mendapat hidayah
Mahfuz = Terpelihara
Mahir = Pakar
Mahmud = Terpuji
Mahran = Kebijaksanaan
Mahrus = Yang dijaga
Mahzuz = Bernasib baik
Ma’in = Air mengakir yg sangat jernih
Maisur = Yang senang
Majad = Kemuliaan
Majdi = Kemuliaanku, kemuliaan
Majduddin = Kemuliaan agama
Majid = Dihormati
Makarim = Kemuliaan
Makhlad = Yang kekal
Makhluf = Maju
Ma’mun = Aman, yg dapat dipercaya
Malazi = Tempat perlindungan
Ma’lum = Yang diketahui
Mamduh = Terpuji
Manaf = Ketinggian, kenaikan
Manan = Pemurah
Mansur = Pemenang, yang mendapat pertolongan
Manzur = Yang boleh diterima, dipersetujui
Maqbul = Diterima, dipersetujui
Mar’ie = Terpelihara
Marjan = Batu karang
Marzuq = Yang mendapat rezeki
Marzuqi = Rezekiku
Marwan = Urusan yang lurus, seorang Khalifah dari Bani Umayyah
Masrur = Yang riang, suka
Masyhur = Kesohor
Masykur = Yang bersyukur
Mas’ud = Bertuah, bahagia
Masyhad = Kesaksian
Masyahadi = Persaksianku, tuntutanku
Masyruh = Lapang dada
Masun = Yang terpelihara
Matlub = Cita-cita
Maula = Pemimpin
Maulawi = Yang berzuhud (Maulana)
Mawardi = Nisbah, air mawarku
Mazhud = Yang zuhud
Maziz = Mulia
Miftah = Pembuka, perintis
Mifzal = Teramat mulia
Mikbad = Ibadah
Mikdam = Berani
Mikyad = Yang bertaubat
Minhaj = Acara, biasa
Mirza = Anak yang baik
Misbah = Pelita, cahaya
Mizwar = Rajin berkunjung
Muammar = Panjang umur
Muawiyah = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Muayyad = Kuat, menang
Muaz = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Muazzam = Dihormati, disanjungi
Mubarak = Yang diberkahi
Mubasyir = Pembawa petanda yang baik
Mubin = Sinar, jernih
Mudrik = Berakal, memahami
Mughis = Penolong
Muhaimin = Yang memelihara dan mengawal
Muhajir = Yang berhijrah
Muhammad = Yang terpuji, di rahmati
Muharram = Bulan Muharram
Muhazzab = Terdidik
Muhibbuddin = Pengasih agama
Muhsin = Yang berbuat kebaikan
Muhib = Kekasih, peminat
Muhtadi = Beroleh hidayah
Muhyiddin = Yang menghidupkan agama
Muinuddin = Pembela agama
Muizzuddin = Penyokong agama
Mujahid = Pejuang Islam
Mujib = Penyahut
Mujibuddin = Penyahut agama
Mujibur = Penyahut seruan Allah Yang Maha Pengasih
Mujtaba = Yang terpilih
Muktasim = Terjaga
Mukhtar = Terpilih
Mukti = Pemberani
Mu’min = Seorang yang beriman
Mulhim = Pemberi inspirasi
Munabbih = Pemberi peringatan
Muntasir = Pemenang
Munawwar = Berkilau
Munawwir = Bersinar
Munir = Yang menerangi
Munsif = Adil, bijaksana, jujur
Muntazar = Yang diawasi
Munzir = Yang memberi amaran
Muqtadir = Yang berkemampuan
Muqri = Ahli ibadat
Murad = Keinginan, cita, tujuan, maksud
Muradi = Harapanku
Mursil = Wakil
Mursyid = Pembimbing, guru, pemberi petunjuk
Murtadho = Diridhoi
Mus’ab = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Musa = Nama nabi
Mus’ad = Yang bahagia
Musaid = Penolong
Musawi = Yang adil
Musayyad = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Muslih = Yang membaiki, membuat perubahan
Muslihin = Yang memulihkan
Muslihuddin = Pemulih agama
Muslim = Menyerah diri kepada Allah
Mustafa, Mushthafa = Terpilih
Mustaqim = Yang lurus
Musyrif = Tinggi, pengawas
Mutalib = Yang menuntut dari masa ke semasa
Muwaffaq = Untung
Muzaffar = Kemenangan
Naashif = Adil, insyaf, pelayan
Nabawi = Bersifat kenabian
Nabhan = Perwira, berwaspada, mulia, terkenal
Nabih = Cerdik, Mulia
Nabihan = Mulia, masyhur
Nabil = Yang cerdik, mulia, mahir, dermawan, bijaksana, seseorang penuh kehormatan
Nadhir = Indah, elok
Nadhmi = Teratur, disiplin
Nadi = Tempat pertemuan
Nadir = Berseri-seri
Nadhif = Bersih
Nadhim = Pengatur
Nadhir = Indah, elok
Nadim = Rekan, sahabat
Nafil = Tambahan
Nafis = Bernilai, berharga
Nafiz = Yang melaksanakan
Nafi’ = Yang berguna
Nahar = Keluasan sungai
Nahdan = Kebangkitan
Nahid = Anak dalam masa puber
Nahlan = Berbisa
Naif = Tinggi, berkedudukan, menonjol
Nail, Na’il = Yang suka memberi, penyelesai masalah
Naim, Na’im = Kesenangan, kenikmatan
Najah = Kemenangan
Najdat = Berani
Naji = Selamat, Onta yang lari cepat
Najib = Keturunan yang mulia, utama, bernilai
Najid = Gagah, berani
Najih = Yang menang
Najmi = Bintang, bintangku
Najmuddin = Bintang agama
Najmussabah = Bintang subuh
Najwan = kemenangan
Naqib = Yang menjamin
Naqiuddin = Kebersihan agama
Nasab = Keturunan mulia
Nashif = Adil, insaf, pelayan
Nashir = Penolong, pembela
Nashiruddin = Penolong Agama
Nashrullah = Kemenangan dari Alloh
Nasih = Pemberi nasehat, setia, loyal, ikhlas
Nasim = Angin sepoi-sepoi
Nasr, Nasir, Nasran = Pertolongan
Nashrullah = Kemenangan dari Allah
Nasiruddin = Pembela agama
Nasri = Pertolonganku, kemenanganku
Nasrat = Kemenangan
Nasruddin = Pertolongan agama
Nasrullah = Pertolongan Allah
Nasrul Haq = Pertolongan kebenaran
Nasif = Yang insaf
Nasyat = Kecergasan
Naufal = Dermawan
Nawaf = Tinggi
Nawi = Ketua
Nawab = Pemimpin, pemerintah
Nawaf = Nama populer orang Arab
Nawfal = Nama populer orang Arab
Nawwaf = Yang menonjolkan
Nawwar = Pemberi cahaya
Nazhan = Jauh dari yang dieji
Nazim = Penyajak
Nazmi = Bintangku, keindahanku
Nazri = Pandanku
Nazran = Persembahan untuk Allah
Nazir = Bandingan
Nazih = Yang bersih, bersih dari noda cacat
Nikmat = Rahmat
Nidal = Perjuangan, menang
Nidham = Peraturan
Nizam = Peraturan
Nizar = Yang memerintah, sedikit berbicara, sedikit memberi
Niamuddin = Peraturan agama
Niyaz = Doa, harapan
Nuh = Nama nabi
Numan = Darah
Nu’man = Kebaikan, kenikmatan
Nuaim = Nikmat
Nufail = Pemberian, hadiah
Nuri = Cahayaku, bercahaya
Nurhan = Cahaya raja
Nuruddin = Cahaya agama
Nurul Haq = Cahaya kebenaran
Nurul Hidayah = Cahaya petunjuk
Nusari = Pertolongan
Nurul Islam = Cahaya Islam
Nuwair = Cahaya
Qabus = Orang yg gagah, tampan dan baik kulitnya
Qa’id = Pemimpin
Qadir = Kemampuan
Qaiser = Raja
Qani’ = Puas
Qarin = Yang dekat, teman
Qashid = Yang menuju pd kemudahan
Qasim = Orang yg memberi
Qaulalhaq = Perkataan yang benar
Qiyaman = Pokok kehidupan
Qobus = Lelaki berwajah tampan
Qoid, Qo’id = Pemimpin
Qosim = Ganteng, yang membagi
Qosiim = Yang molek, bagian
Qudamah = Lama, dahulu
Quraisy = Suku bangsa arab asal Rasulullah SAW
Qushayyi = Jauh pemikirannya, nama nenek moyang Nabi
Quthb, Qutub = Pemimpin, kutub
Rabah = Usaha, keuntungan
Rafaat = Sangat lembut, cinta
Rabbani = Arif dan soleh
Rabbi’ = Musim semi
Rabiti = Yang zahid
Raidi = Pelopor
Radi = Yang ridha
Rafa = Bahagia
Rafi, Rafi’ = Tinggi derajatnya
Rafidan = Sungai Dajlah dan Furat
Rafid = Penolong, pengawal, pemberi
Rafie = Tinggi dan mulia
Rafiq = Pendamping
Rafiqi = Pendampingku
Rafiqin = Pendamping
Rafiuddin = Pendukung agama
Raghib = Yang menyukai
Rahimi = Kesayanganku
Rahman = Pemurah
Rahmani = Kesayanganku
Rahmi = Belas kasih
Rahmuni = Yang penyayang
Rahmat = Rahmat, belas kasihan
Rahmatullah = Rahmat Allah
Raid = Perintis, ketua, pemimpin
Raihan = Bunga surga, tumbuhan yg harum
Raimi = Keutamaanku
Raif = Pengasih
Rais = Ketua
Raiyan = Yang puas
Raja’ = Harapan
Rajab = Bulan Rajab
Rajauddin = Harapan agama
Rajaie = Harapanku
Rajih = Timbangan yang mantap
Rakin = Dihormati
Ramadhan = Bulan Ramadhan
Rami = Penuh kasih
Ramli = Penelitianku
Raihan = Wangi, harum
Ramzi = Lambangku
Rana, Rania = Kesukaan, kesenangan
Raqilla = Yang selalu berbuat kebajikan
Rashad = Kedewasaan, berperasaan baik
Rashin = Yang bagus, yang tetap
Rasin = Yang mantap
Rasmi = Yang rasmi, lukisanku
Rasuli = Wakilku, utusanku
Rasyad = Memperoleh petunjuk
Rasydan = Mendapat petunjuk
Rasyid = Petunjuk, cerdas, mendapat petunjuk
Rauf = Pengasuh, bermurah hati
Rauhillah = Rahmat Alloh
Rawi = Tubuh serta akal yang sihat
Raqib = Penjaga, pengawal
Rawiyani = Keindahanku
Razi = Nisbah
Razin = Berakhlak, serius dlm perilaku
Raziq (Abd) = Hamba yang murah rezeki
Riyad = Taman yang subur makmur
Rida = Keredhaan
Ridauddin = Keridhaan agama
Ridha = Kepuasan hati, ridho
Ridwan = Keridhaan
Ridhwan = Keridhoan Allah
Riffat = Pangkat yang tinggi
Rifai = Yang tinggi dan mulia
Rif’at = Ketinggian
Rifid = Penolong
Rifqi = Lemah lembut, kawan pendamping
Riman = Kijang
Riyadh = Taman
Rizqullah = Rejeki dari Alloh
Ruknuddin = Sendi agama
Ruslan = Wakil, penyampai
Rusli = Wakilku
Rustam = Berani, kuat
Rusydi = Kecerdikanku, penunjuk jalan lurus
Rusyaidi = Yang cerdik
Rusydan = Petunjuk
Rusyduddin = Kelurusan agama
Ruwaidi = Angin sepoi-sepoi
Ruzain = Tempat ketenteramanku
Sa’adah = Kebahagiaan
Saadan = Kebahagiaan
Saad = Bahagia
Saaduddin = Agama yang membahagiakan
Saadi = Kebahagiaanku
Sa’airollah = Syiar2 Alloh
Sabalik = Sepotong emas, perak
Sab’atuabhur = 7 laut
Sabikah = Penambang emas, nama sahabat Nabi SAW
Sa’danah = Burung merpati, kebahagiaan
Sa’di = Bahagia
Sa’diyah = Kebahagiaan
Sa’dun = Kebahagian
Sabahi = Ketua pejuang
Sabiq = Yang mendahului
Sabiq = Yang mengalahkan, Yang mendahului
Sabil = Jalan
Sabit = Yang baik, pemurah
Sabir = Yang sabar
Sabqi = Keutamaanku
Sabran = Kesabaran
Sabri = Kesabaranku
Sadad = Kejujuranku, bertindak tepat
Sadat = Pimpinan
Sa’di = Bahagia
Sadid = Benar, tepat
Sadiq = Yang benar, jujur, berkata sesuai kenyataan
Sadruddin = Pemimpin agama
Sa’dun = Bahagia
Safaraz = Dihormati
Safiy = Yang bersih dan jujur
Safiuddin = Kesucian agama
Safir = Wakil, duta besar
Safwan = Bersih, ikhlas, nama populer orang Arab
Saghir = Yang mengikut
Sahar = Akhir malam sebelum fajar
Sahil = Mudah, senang
Sahlan = Mudah, senang
Sahnon = Kehalusan
Sahli = Kemudahanku
Sa’i = Yang berjalan cepat, yang berusaha
Said = Bahagia
Sa’ud = Bahagia
Saidun = Yang berbahagia
Saif = Pedang
Saifuddin = Pedang agama
Saiful Islam = Pedang Islam
Saifullah = Pedang Allah
Sa’ihat = Yang berpuasa
Sajid = Orang yang sujud
Sakhawi = Kemurahan hati
Sakinah = Ketenangan, ketentraman
Salam = Keselamatan, keamanan
Salamat = Kesejahteraan
Salim = Selamat, terkawal
Saliman = Kesejahteraan
Salman = Selamat, terkawal
Salahuddin = Kebaikan agama
Salam = Kesejahteraan, keselamatan, keamanan
Samad = Serba baik
Samah = Toleransi
Samhari = Lembing yang keras
Sami = Tinggi kedudukannya
Samih = Pemaaf, pemurah, lemah lembut, toleran
Samir, Samirah = Penghibur, teman ngobrol
Samran = Pertolongan
Sama’an = Yang patuh
Samir = Penghibur, teman ngobrol
Sam’un = Pendengaran
Sanad = Tempat bergantung
Sanim = Yang derajatnya tinggi
Saniy = Yang tinggi, mulia
Sarah = Istri Nabi Ibrahim as
Sarhan = Kemudahan
Sarwan = Mempunyai kemuliaan dan kemurahan
Satir = Orang yang menutupi Aib dan dosa
Sattar = Menutup cela, aib
Sa’ud = Bahagia
Sayid = Tuan, kepala kaum, pemimpin
Shabhi = Pagi hari
Shabih = Bagus
Shabir, Shabur = Penyabar
Shabri = Sabar
Shaddam = Benturan
Shadiq = Benar, jujur
Shafar = Bulan Safar
Shafi = Jernih
Shafiy = Tenteram suci
Shafwan = Teman akrab, cinta ikhlas
Shahib = Teman
Shaib = Tepat mengenai sasaran
Shalah = Perbaikan, kebaikan
Shalahuddin = Kebaikan agama
Shalih = Baik
Sharaf = Kehormatan
Sharim = Berani, pedang tajam
Shibghotallah = Fitrah ALloh
Shiddiqin = Orang2 yg benar dlm ucapan dan perbuatan
Shidiq = Selalu membenarkan, julukan utk sahabat Abu Bakar
Shidqi, Shidqie = Benar, jujur
Shobhi = Pagi hari
Shobir = Penyabar
Shodiq = Benar, Jujur
Shofi = Jernih
Shohib = Teman
Shoib = Tepat mengenai sasaran
Shorim = Berani, Pedang Tajam, Singa
Shakil = Indah
Shalah = Perbaikan, kebaikan
Shaleh = Baik
Shiddiq = Membenarkan
Shidqi = Benar, Jujur
Shofwan = Teman akrab, cinta ikhlas
Siddiq = Yang membenarkan
Sidqi = Kebenaranku
Silmi = Kedamaianku
Sinwan = Kembar
Siraj = Pelita, lampu
Sirajuddin = Pelita agama
Sirhan = Berani, singa
Sirin = Nama seorang tabi’ie
Soleh = Yang baik
Solihin = Yang baik
Solihan = Yang baik
Subhi = Subuh
Su’da = Bahagia
Sufyan = Nama sahabat nabi Muhammad SAW, nama tokoh ulama
Suhaib = Kemerah-meraha
Suhail = Senang, mudah
Suhaili = Kemudahanku
Sukainah = Tenang, tentram
Sulaim = Sejahtera
Sulaiman = Nama nabi, sejahtera
Sulaimi = Kesejahteraanku
Sulhidar = Bersenjata
Sulaimah = Selamat
Sulwan = Kepuasan
Sulthan = Suktan, bukti yang kuat
Sunbul = Tangkai, Nama Binatang
Sunni = Penganut ajaran sunah nabi saw
Surur = Kegembiraan
Suud = Bahagia
Suwadi = Rahasiaku
Suhaid = Lembut, tampan
Sufi = Ahli tasawuf
Sulthan = Sultan, Bukti yang kuat
Sya’a’irillah = Syi’ar2 Alloh
Sya’ban = Bulan Sya’ban
Syabibi = Berusia antara 15 dan 30 tahun
Syabil = Bintang
Syaddad = Yang perkasa
Syadi = Pandai bersyair dan bernyanyi
Syafaat = Pembelaan, pertolongan
Syafi = Penyembuh
Syafii = Penganut Imam Syafii
Syafiq = Penyayang, belas kasih
Syafi’ = Memberi syafa’at
Syahid = Mati Syahid
Syahin = Burung yang panjang sayapnya
Syahir = Terkenal
Syahiran = Terkenal
Syahabuddin = Bintang agama
Syahid = Mati syahid
Syahin = Tiang neraca
Syahmi = Mulia, berani, bijak
Syaiban = Mendung bersalju
Syakib = Nama tokoh muslim
Syakir = Bersyukur, pengenang budi
Syalia = Penghibur hati
Syamil = Menyeluruh
Syamini = Keharuman yang tinggi
Syamlan = Memilih kurma yang masak
Syammas = Pelayan ibadah
Syamsi = Matahariku
Syamsir = Pedang
Syamsul Bahri = Matahari lautan
Syamsulhadi = Matahari petunjuk
Syamsuddin = Matahari agama
Syamsuzaman = Matahari/ pelita masa
Syaraf = Kemuliaan
Syarafat = Harga diri
Syarafuddin = Yang mulia agamanya
Syarahil = Nama khabilah
Syarbini = Nama Pohon, Nama Ulama Besar
Sya’rani = Nisbah Syukran = Kesyukuran
Syarif = Dipuji, mulia
Syarifuddin = Kemuliaan agama
Syaukat = Kekuasaan
Syauqi = Rinduku
Syawal = Bulan syawal
Syazani = Kecergasanku
Syazwan = Haruman kasturi
Syazwi = Keharumanku
Syihab = Pecahan bintang, meteor
Syihabuddin = Bintang agama
Syuaib = Nama nabi
Syu’bah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Syubli = Anak singa
Syuja’ = Pemberani
Syukri = Kesyukuran
Syukur = Kesyukuran
Syuruq = Terbitnya matahari
Syuwari = Kecantikanku
Tabari = Nama ulama
Taba’un = Yang menurut
Tabi’un = Yang mengikut
Tabrani = Nama ulama
Tadwin = Pencatatan
Taha = Tertentu, nama nabi
Tahir = Yang bersih dan murni
Tahsin = Menghiasi, perbaikan
Tahfiz = Usaha menghafaz
Taib = Yang baik
Ta’ib = Yang bertaubat
Ta’iq = Yang rindu
Taisir = Memudahkan, kemudahan
Tafhim = Usaha memahami
Tahzir = Usaha memberi peringatan
Tajuddin = Mahkota agama
Tajuzzaman = Mahkota masa
Tal’ah = Tampil, maju
Talal = Keindahan
Tal’at = Ketinggian
Talhah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Talib = Penuntut
Tamam = Kesempurnaan, sempurna
Tamim = Kejadian sempurna, orang yang kuat
Tamrin = latihan, pembiasaan
Tamamul Qamar = Bulan purnama
Taqi = Bertakwa
Taqiuddin = Bertaqwa untuk agama, takwa dalam agama
Taqris = Berperisa
Tarif = Istimewa
Tariq = Bintang subuh, pengetuk hati
Tasnif = Mengarang
Tasnim = Air terjun dalam syurga
Taufiq = Pertolongan, petunjuk
Taufiq Alhakim = Taufiq (Allah) yang Hakim (bijaksana)
Taufiq Arrahman = Taufiq (Allah) Maha Pengasih
Taufiqillah = Petunjuk Allah
Tauhid = Kemurnian Iman ( Keesaan Allah )
Tauqan = Kemampuan hati
Tawadu = Merendah hati
Ta’wilul Ahadits = Tabir mimpi
Thabit = Yang tabah
Thabrani = Nama periwayat hadits
Thabrani Ismail = Nama periwayat hadits
Thaha = Dua huruf permulaan surat
Thahir = Bersih, Suci
Thalal = Keindahan, Keadaan yang baik
Thalib = Penuntut Ilmu, Yang Mencari
Thamin = Yang tinggi nilainya
Thamir = Berjaya, berbuah
Thaqif = Bijak dan cepat faham
Tharwan, Tharwat = Kekayaan
Thauri = Revolusi
Thifal = Lembut
Thilal = Embun, hujan gerimis
Thin Lazib = Tanah liat
Tho’il = Kemampuan
Thomi = Tinggi
Thoriq = Orang yang mengetuk malam hari
Thoyyib = Baik
Thubat = Pahlawan
Thufail = Lembut, Halus
Tijani = Mahkota
Tsab = Tetap, lurus, tak goyah
Tsabat = Keteguhan hati, ketetapan
Tsabit = Yang tetap
Tsa’ir = Pemberontak
Tsamarun = Buah
Tsamin = Berharga mahal, tinggi harganya
Tsamud Kaum Nabi Shaleh as
Tsauban = Kembali berkumpul
Tsaqib = Jitu
Tsawab = Pahala
Tufail = Pengantara, gaya yang menarik
Ubadah = Sahabat nabi Muhammad SAW, tekun beribadah
Ubaid = Hamba, sahabat nabi Muhammad SAW
Ubaidan = Penyembahan
Ubaidullah = Hamba Allah
Ubbad = Banyak ibadat
Ujab = Keajaiban
Ujum = Benteng pertahanan
Ukasyah = Sahabat nabi Muhammad SAW, laba-laba
Ukail = Pintar, pandai
Ulil Aidi = Yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar
Ulil Amri = Pemerintah, pemimpin, ulama
Ulul Albab = Orang-orang yang berakal, para cendikiawan
Ulul Arham = Orang-orang yang punya hubungan darah
Ulul Azmi = Orang-orang yang mempunyai keteguhan hati
Ulul Fadhli = Orang-orang yang mempunyai kelebihan
Ulwan = Ketinggian, tinggi, jelas
Umar = Yang memakmurkan
Umair = Maju
‘Umair = Nama orang dahulu
Umaiyah = Sahabat Nabi Muhammad SAW
Umran = Kemakmuran
Umron = Pembangunan, ramai penduduk
Urwah = Singa
Usaid = Berani, singa
Usaimin = Dari Uthman
Ushaim = Memelihara dari keburukan
Usyair = Kawan, suami
Utaibah Persimpangan lembah
Uthman = Rajin dan gigih
Utbah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Uwais = Pemberian
Uwamir = Nama Orang dahulu
Uzair Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Uzzam = Singa
Waazin = Pengajaran
Wa’adi = Janjiku
Wabil = Pemurah, hujan lebat
Wadhoh = Wajahnya bagus, kulit putih
Wadi, Wadi’ = Aman, tenteram, tenang
Wadihan = Cantik
Wadud = Penyayang, cinta, dicintai
Wafdan = Perutusan yg terhormat
Wafi = Sempurna
Wafid = Tamu
Wafiq = Berjaya
Wafir = Lengkap - banyak kebaikannya
Wafiuddin = Setia pada agama
Wafiy = Setia, jujur
Wafri = Kekayaanku, keluasanku
Wahab = Pemberian
Wahib = Pemberi
Wahid = Tunggal, sendirian
Wahiduddin = Terulung pada agamanya
Wahiduz Zaman = Terulung pada zamannya
Wahnan = Mudah, senang
Wail, Wa’il = Perteduhan, perlindungan, yang kembali (berlindung) kepada Allah
Waiz = Penasihat, mubaligh
Wajdi = Kesayanganku, cinta, gembira, kaya, kuasa
Wajih = Orang yang berkedudukan
Wajihuddin = Yang terkemuka dalam agama
Waldan = Anak baik
Wali = Kekasih, pelindung
Walid = Kelahiran, yang dilahirkan
Waliuddin = Pembela dan pemelihara agama
Waqar = Ketenangan dan sopan santun
Waqur = Ketenangan dan kesopanan
Waqqas = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Waqiuddin = Pemelihara agama
Wardi = Bunga mawarku
Warid = Berani
Waris = Pewaris
Washif = Punya Sifat tertentu
Washil = Menyambung hubungan kekeluargaan
Wasil = Penghubung silaturrahim
Wasim = Rupawan
Wathiq = Yang berkeyakinan
Wazien = Pendapat yang kukuh
Wazif = Yang tekun, gigih
Wazir = Menteri, yang berkuasa
Wazni = Yang menimbang secara adil
Widad = Cinta, cita-cita
Wijdan = Sanubari, hati
Wisam = Pertanda, bintang kehormatan, medali
Yaala = Kemuliaan, tinggi
Yaaqub = Nama nabi
Yaarub = Mahir bahasa arab
Yaasir = Orang yang mudah
Yafi’ = Mulia, dihormati, tinggi
Yahya = Nama nabi, yang hidup
Yajri = Mengalir, berlari
Yakut = Permata
Yamin = Yang berkat
Yaqzan = Yang berwaspada
Yaqin = Penuh keyakinan
Ya’rub = Berbicara dgn bahasa Arab
Yaasiin = Ayat pertama surat yaasiin
Yasin = Nama nabi
Yasir = Yang senang
Yaslam = Yang selamat, berserah
Yassaar = Kekayaan, kemewahan
Ya’sub = Pemimpin kaum
Yasykur = Bersyukur
Yatim = Yang sangat berharga, tidak bandingannya
Yawar = Pengawal peribadi
Yazdan = Belas kasihan
Yazid = Berkat, bertambah, lebih
Yunan = Nama ulama
Yunus = Nama nabi
Yusri = Kesenanganku
Yusron = Kemudahaan
Yusuf = Nama Nabi
Zaalan = Rajin, giat
Zaafarani = Harum, wangi
Zabad = Keharuman kasturi
Zabadi = Keharumanku
Zabarjad = Batu permata seperti zamrud
Zabdan = Pemberian
Zabidi = Yang memberi
Zabir = Pintar, kuat
Zabran = Kuat, mampu
Zafar = Kemenangan/kejayaan
Zafir = Yang berjasa
Zafran = Kejayaan
Zafri = Kemenanganku
Zahab = Emas
Zahabi = Keemasan
Zahar = Sangat bergemerlapan
Zahid, Zahidi = Yang menjauhkan diri dari kemewahan, rendah hati
Zahil = Yang tenang
Zahin = Yang cerdik
Zahir = Yang cantik, berseri, cemerlang, warna cerah
Zahirul Haq = Pendukung Hak
Zahiruddin = Pembela agama
Zahran = Bunga, Keindahan, berseri, cantik
Zahwan = Sedap dipandang
Zaid = Pertambahan, kelebihan
Zaidan, Zaidun, Zaidi = Tambahan, kelebihan
Zaim, Za’im = Pemimpin
Za’im Sa’id = Bertanggungjawab, bahagia
Za’im Ukhrowi = Pemimpin akhirat
Zain, Zaini, Zainun = Bagus, perhiasan, perhiasanku
Zainuddin = Perhiasan agama
Zainul Abidin = Perhiasan orang beribadat
Zainul Ariffin = Perhiasan orang arif
Zainul Muttaqin = Perhiasan orang bertakwa
Zaiyani = Hiasanku
Zakaria = Nama nabi
Zaki = Yang cerdik, harum, suci, tumbuh dengan baik, bersih
Zakir = Yang mengenang, berzikir
Zakur = Yang kuat ingatan
Zakwan = Yang cerdik, yang harum
Zaman = Nasib
Zamanat = Yang dijamin
Zamil = Teman, kawan
Zamir = Suara hati, anak kecil yang cantik
Zamri = Kecantikanku
Zamzam = Air zamzam
Zanjabil = Susu jahe hidangan di surga
Zaqhlul = Nama tokoh Mesir
Zar’ah = Tanaman
Zarif = Periang, berjenaka
Zawawi = Himpunan kebaikan
Zawwar = Banyak ziarah
Zawir = Ketua, pemimpin
Zayan = Yang cantik
Zayani = Kecantikanku
Zayyad = Semakin bertambah
Ziad = Nama populer orang Arab
Zihni = Kefahamanku, kekuatan akalku
Zikri = Ingatanku, kenanganku
Zimam = Yang utama, pemimpin
Ziqri = Terpuji, Yang Memuji Allah
Ziyad = Pertambahan, kelebihan
Zubaidi = Pilihanku yang terbaik
Zubari = Gagah perkasa, pintar
Zufar = Singa, pemberani, pemurah
Zuhair = Yang tenang, bercahaya, keindahaan
Zuhairi = Yang berseri
Zuhdi = Zuhud, rendah hati, tidak rakus dunia
Zuhri = Kecantikanku
Zuhaily = Yang tenang
Zuhnun = Yang cerdik
Zulfadhli = Yang mempunyai kelebihan
Zulfan = Taman
Zulfaqar = Nama pedang Nabi Muhammad SAW
Zumar = Anak kecil yang cantik

+++
Islamic Girls Names
============ =======
‘Aafiyah = Sehat, selamat
Aamal = Harapan-harapan
Abadah = Rajin beribadah
Abdah = Kepatuhan
Abidah = Yang patuh
‘Aabidah = Tekun beribadah
Abharina = Lautan kami
Abir, Abirah = Wangi, harum
Abiyah = Elok, mulia, lepas dr kehinaan
Ablah = Berakhlak
Abqarah = Kecerdikan
Absarina = Penglihatan kami
Abyati = Sebaik-baik sajak
Abyatina = Sebaik-baik sajak kami
Abyana = Nyata, jelas
Adabiah = Kesopanan, beradab
Adawiyah = Obat, penawar
‘Adawiyah = Seorang perempuan Sufi
Adiba = Terpelajar
Adibah = Berpengetahuan, beradab
Adidah = Sepadan
Adilah = Adil seksama
Adlah = Keadilan
Adlina = Keadilan kita
Adriana = Nisbah
Afaf = Kesucian, kemurnian, kesopanan
Afaf = Punya Harga diri
Afia = Tenaga, kekuatan
Afiah = Kesejahteraan
Afifa = Jujur, tulus
Afifah = Berbudi bahasa, punya harga diri
Afiqah = Sangat pemurah, sangat berpengetahuan
Afnan = Pepohonan Yang berbuah
Afrah = Hiburan, kesenangan
‘Afra’ = Malam 13 Purnama
Afrina = Putih kemerah-merahan
Afruz = Menyukakan, menyenangkan
Afwan = Kemaafan
Afza = Membesar
Ahidah = Janji
Ahlaiah = Impian
Ahlam = Paling sempurna, impian
Aida = Keberuntungan, imbalan, hadiah
A’idah = Kembali berhari raya
A’ilah = Family, ahli rumah
Aiman = Berkat
Aimuni = Keberkatan
Aina = Mempunyai mata yang cantik
‘Ainiyah = Pohon rimbun yang bersemi
Ainul Hayat = Mata kehidupan
Ainun = Mata
Aisyah = Hidup bahagia
Aiyani = Nisbah
Akidah = Kuat, teguh
‘Akifah = Wanita yang beri’tikaf di masjid
Alani = Ketinggian
Alawiah = Ketinggian
Aliah = Yang tinggi
Alifah = Ramah tamah dalam bersahabat
Alifat = Teman pelipur, mesra
Alilah = Yang memakai wewangian
Alimah = Yang berpengetahuan
Aliyah = Tinggi, yang paling mulia
Alma = Pandai, terpelajar
Almas = Berlian
Almira = Putri
Alwani = Warna-warni
Alya = Ketinggian
Amal = Harapan
Amalia = Cita-cita
Amalina = Lanjut usia
Amami = Julanganku
Amani = Cita-cita, ketenanganku, keinginan
Amanina = Cita-cita kami, harapan kami
‘Amimah = Tubuh lenjang
Amjad = Mulia
Aaminah = Dapat dipercaya, aman
Aminah = Boleh dipercayai, dapat dipercaya
Amira, Amirah = Puteri, ratu
Amnah = Ketenangan
Amnani = Ketenangan
Amni = Ketenangan
Amniyah = Cita-cita, hasrat
Anan = Awan, cakrawala
Anaqah = Cantik d n menarik
Anati = Lemah lembutku
‘Anbar = Wangi-wangian
Ani = Masak ranum, kesopanan
Aniqah = Cantik, lemah gemalai
Anisah = Yang mesra, pelipur
Anwah = Lembut, hati-hati
Aqilah = Cerdas, pandai
Aqidah = Kepercayaan, keimanan
Arafah = Padang Arafah
Arbanah = Yang fasih
Arbahah = Nisbah
Ardini = Isteri yang menyayangi
Areej = Harum, keharuman
Arfah = Gembira
Aribah = Cerdik, terpelajar
Arifah = Yang mengetahui
Arikah = Pelaminan
Arinah = Cergas, giat
‘Ariqoh = Baik budi, mulia asalnya
Arwa = Memberi minum sampai puas, segar, terpenuhi, menyenangkan
Asiah = Nama isteri Firaun, obat
Asimah = Yang memelihara
Asilah = Yang asli, yang mulia
Asiilah = Lemas dan Halus
Asirah = Tawanan Perang
Asiyah = Penawar hati
‘Asla’ = Bergerak lunak
Asma = Ketinggian, putri Abu Bakar Ash Shiddiq ra
Asmahan = Nama tokoh wanita
Asyura = 10 Muharram
Athilah = Murni, mulia
Athirah = Yang utama, yang mulia
‘Aathirah = Harum
‘Athiyyah, Atiyah = Pemberian
‘Aathifah = Belas kasih, perasaan
Atifah = Bersimpati, penyayang
Atikah = Pemurah, berani, bersih, yang murni
Atiqah = Yang mulia, yang dipilih
Atuf = Penyayang
Audadi = Kesayanganku
Auji = Ketinggianku, puncakku
Aunah = Pertolonganku
Auni = Lemah lembutku, ketenangan
Awa = Malaikat yang cantik, malam
Awadah = Baik, lembut
Awatif = Perasaan, kesayanganku
Awfiyah = Berani, kuat
Azhar = Bunga-bunga
Aziemah = Azam, kewajiban
Azimah = Agung ,mulia
Azita = Nama putri Iran
Azizah = Sayang, berharga, kekuatan, dihormati, mulia
Azyan = Perhiasan
Azra = Dara, perawan used for Maryam/Mary
Bada’ah = Permulaan
Bada’i = Keindahan2
Badiah, Badi’ah = Indah, tak ada bandingnya, cantik
Badihah = Cepat memahami
Badilah = Mulia, pengganti
Badirah = Bulan purnama
Badiyah = Pedesaan, nyata
Badr = Bulan penuh
Badriah = Cantik seperti bulan purnama
Badrina = Bulan kami
Badriya, Badriyah = Bulan penuh, bulan purnama, wali
Bahia = Manis
Bahiah = Gemilang, berseri
Bahija, Bahijah = Bahagia, gembira, kesenangan, keindahan
Bahirah = Cantik, berseri, elok, indah
Bahithah = Pencari
Bahiyah = Cemerlang, indah
Bahja = Kebahagiaan
Bahjah = Keindahan, keriangan, kesenangan
Bahjan = Rupawan
Bahriah = Kecantikan, kilauan
Baiduri = Permata
Ba’inah = Yang nyata
Baiyinah = Bukti
Bakhitah = Orang yang beruntung
Bakizah = Suci, wangi
Bakriyah = Berani, perawan
Ballanah = Titisan embun
Baligha = Penuh perasaan, pandai, fasih berbicara
Balighah = Bijak
Balilah = Nama isteri Nabi Sulaiman
Balqis = Panjang umur, ratu Istri Nabi Sulaiman AS
Banan = Ujung jari
Bananah = Ujung jari-jemari
Baqiyah = Yang tidak bersalah, yang bersih
Bariah = Sejuk, tenang
Bari’ah = Mahir, cantik
Baridah = Lapang dada
Barirah = Alim, baik hati
Barizah = Yang bijak, menonjol
Barniyah = Cerdik, suci
Barokah = Berkah
Basha’ir = Kabar baik
Bashasha = Kebahagiaan, kegembiraan
Bashira = Kabar baik
Bashirah = Bijaksana, berakal
Basilah = Berani
Basima, Basimah = Selalu tersenyum
Basirah = Kesenangan, keluasan
Basmah = Senyuman
Bassamah = Selalu senyum
Bastah = Yang lapang
Basyirah = Penyampai berita gembira
Batrisyia = Cerdik, pintar
Batul = Sangat rapi, tak bernoda
Bazilah = Yang pintar
Bazla = Yang bijak
Bayati = Nisbah
Bayyinah = Bukti, dalil
Bilah Izzah = Wangi dan mulia
Bilqis = Permaisuri Sheba, nama ratu Sheeba yang masuk Islam
Bisyarah = Berita gembira
Budur = Bulan penuh
Buraidah = Dingin
Burairah = Berbakti, berbuat baik
Burdah = Mantel
Burhanah = Alasan yang baik
Bushra = Kabar baik
Busra = Kesegaran
Bussaina = Cantik menarik
Bustan = Taman, kebun
Busyra = Berita baik, kabar gembira
Da’amah = Tiang, Pilar
Dabayinah = Nisbah
Dafinah = Kekayaan tersembunyi
Dahimah = Kuat, tangkas
Dahiyah = Pintar
Dahlia = Nama sejenis bunga
Dahmani = Nisbah
Daimah, Da’imah = Tetap, Langgeng
Da’iyah = Juru dakwah
Dalal = Petunjuk, manja, memanjakan
Dalidah = Keturunan mulia
Dalilah = Petunjuk, bukti
Dalilati = Pemimpin
Dalili = Pemimpin
Daliyah = Pohon anggur
Damia = Kebijakan
Danah = Batu yang bernilai ting i
Dania = Hampir
Daniah, Daniyah = Buah yang mudah dipetik
Daniyah = Dekat sekali
Darayani = Mengetahui
Dariah = Yang mengetahui, lembah lembut
Darin = Nama Bunga
Darina = Nama suatu bunga
Darirah = Singap dan lembut
Dariyah = lemah lembut
Darsah = Faham, hafal
Darwisyah = Ahli tasawuf
Daulah = Kerajaan
Da’wah = Seruan, panggilan, ajakan, jamuan
Dawama = Berkekalan
Dawamah = Terus menerus
Dayana = Yang gagah perkasa
Dayani = Patuh, taat
Dhabitah = Cakap, kuat ingatan
Dhamanah = Jaminan
Dhamirah = Jiwa
Dhaniyah = Yang bertambah, yang bermutu
Dhobithoh = Yang kuat, cermat
Dhofwatul’aisy = Kesenangan dan kelapangan hidup
Dhohikah = Yang suka tertawa, batu putih diatas gunung
Dhohwah = Waktu Dhuha
Dhoifah = Tamu
Dholi’ah = Keras dan kuat
Di’amah = Tiang, pilar
Dianah = Agama
Dinah = Ketaatan, adat
Dinar = Uang emas
Dimniyah = Nisbah
Diyana = Nama orang
Diyanah = Agama
Durar = Batu permata
Durriyah = Mutiara, cahaya mutiara, cemerlang, cerdas
Durrah, Durroh = Mutiara
Durrotul Hikmah = Mutiara hikmah
Durrotun Nashihah = Mutiara nasehat
Duwaijah = Panutan, teladan
Dzahabiyah = Memiliki sifat emas
Dzaibah, Dza’ibah = Menghalau
Dzakiroh = Ingatan, kuat hafalan, berdzikir
Dzakiyah = Pandai, cerdas, murah padam
Dzari’ah = Jalan, wasilah
Dzihni = Pemahamanku, pengertianku
Dzihniyah = Menurut akal
Faadhilah = Yang Mulia
Fadwa, Fadwah = Penyelamat, pengorbanan suci, penebus
Fadhilah = Kemuliaan, kelebihan, keutamaan
Fadhlah = Mulia
Fadiah = Pembela
Fadiyah = Menyelamatkan, tebusan
Faeezah = Pemimpin
Faghira = Bunga melur
Fahimah = Yang bijak, memahami
Fahmidah = Cerdik, bijak
Fa’idh = Melimpah, mengalir
Faidah, Fa’idah = Untung, laba
Faihanah = Harum, wangi
Fakhriyah = Kebanggaan
Faiqa = Terkenal, terkemuka, bangun
Faiqah = Paling baik
Faiqihah = Pandai, pintar
Faiqoh, Fa’iqoh = Mengungguli
Fairuz = Batu permata
Faiza = Perolehan, jaya
Faizah, Fa’izah = Menang, sukses
Fajriyah = Cahaya terang
Fakhira = Agung, termasyur
Fakhirah = Kebanggaan
Fakhrani = Nisbah
Fakhriah = Kemegahan
Fakhriyah = Kebanggaan
Falilah = Yang beruntung
Farah = Kegirangan, kesenangan, kebahagiaan
Farha = Bahagia
Farhah = Kegirangan
Farhanah = Riang gembira, bergembira, senang
Fari’ah = Tinggi, mulia
Faridah = Yang istimewa, tunggal, permata yang mahal
Farihah = Riang, sukacita, gembira
Farisah = Pengemudi mahir
Farizah = Jelas
Farwizah = Menang, berjaya
Farzana = Bijak, pandai
Farzanah = Petunjuk agung
Fashahah = Fasih berbicara
Fasihah = Fasih bercakap
Fatanah = Kebijaksanaan
Fataniah = Bijak
Fathiah, Fathiyah = Pembukaan, kemenangan
Fathimah = Putri Rasulullah SAW
Fatilah = Sumbu pelita
Fatimah = Putri Rasulullah SAW, yang tidak menyusu lagi
Fatin = Menarik, mempesona, mengagumkan
Fatinah = Bijaksana, mengagumkan, menarik perhatian
Fatini = Bijaksana
Fatnin, Fatnun, Fatunah = Bijak
Faudah = Buah hati
Fauzah = Berjaya,berhasil
Fauziah = Cerdas
Fauziyah = Kemenangan
Fikriyah = Bijak, pandai, pemikiran
Filzah = Belahan jiwa
Firdaus = Nama surga tertinggi
Firjani = Hilang duka
Firuz = Yang indah
Firyal = Nama Putri kerajaan Mesir
Firzanah = Pintar, bijak
Fitriyah, Fithriyah = Fitrah kemanusiaan
Fityah = Orang muda
Fityati = Orang muda
Ghada = Gadis Muda
Ghadat = Lembut, halus
Ghaida, Ghaida’ = Berawan
Ghaisani = Cantik
Ghaliah = Yang mahal, berharga
Ghalibah = Menang
Ghaliyati = Yang mahal
Ghamirah = Yang mengembara
Ghaniah = Yang cantik
Ghanimah = Yang menang, penghasilan (kasab)
Ghassani = Cantik
Ghauthiah = Pertolongan
Ghazalah = Matahari terbit
Ghazlina = Tenunan
Ghaziah = Pejuang
Ghazwani = Kepahlawanan
Ghibthoh = Baik keadaannya
Ghina = Kekayaan
Ghisyawah = Tutupan, akhir
Ghobiroh = Yang lalu
Ghodah = Yang lemah gemulai
Ghodir = Sungai, sumur yg bermulut lebar
Ghodziyah = Menyenangkan
Ghoniyyah = Kaya
Ghufrani = Keampunan
Ghundurah = Bahagia, muda
Ghunwah = Nyanyian
Ghurrah = Putih berseri
Ghusni = Ranting
Ghusun, Ghushun = Tangkai-tangkai pohon
Gulnar = Bunga ( Persian)
Habbati = Nisbah
Habibah Kekasih, kesayangan
Habrah = Sukacita
Habriyah = Pintar
Hadharah = Kemajuan
Hadirah = Pandai, bijak
Hadiyah = Pemberian, hadiah, pemberi petunjuk
Hafawati = Sambutanku yang hangat
Hafidah = Cucu
Hafidhah = Pemelihara, penghafal
Hafiya = Sangat baik
Hafiyah = Sambutan yang hangat
Hafizah, Hafizhah = Pemelihara, penghafal
Hafni = Nisbah
Hafziyah = Nisbah
Haidah = Adil, jujur
Haifa = Perempuan yg langsing
Haimanah = Penguasaan
Hajar = Nama ibu Nabi Ismail, istri Nabi Ibrahim As
Hajidah = Yang rajin sembahyang malam
Hakimah = Arif, Yang bijaksana
Halabiyah = Nisbah
Halawati = Manis, menarik
Haliah = Yang memakai perhiasan
Halifah = Perjanjian, persahabatan
Halilah = Wanita keluarga
Halili = Nisbah, halal
Halimah = Lemah lembut, penyantun, sabar dan berakal
Halumah = Pemaaf, penyabar
Halwa = Yang manis, menarik
Hamamah = Burung merpati
Hamani = Memberi semangat
Hamdah = Pujian
Hamdiyah = Nisbah, terpuji
Hamidah = Yang terpuji, selalu memuji Alloh, bertahmid
Hamimah = Kawan setia
Hamizah = Riang, gembira, yang bijaksana
Hammadah = Bijak memuji
Hamra = Kemerah-merahan
Hamudah = Terpuji
Hana = Kebahagiaan
Hanan = Kesayangan, kecintaan, rezki, berkah
Hanifah = Yang lurus, beriman, muslimah yang teguh
Hanina = Rindu
Haninah = Penyayang
Hanisah = Yang takwa
Haniyah = Kegirangan
Hannah = Kasih sayang
Hannani = Kesayanganku, kecintaanku
Hanun, Hanunah = Penyayang
Hanzalah = Disegani, di hormati
Hariyah = Yang layak, yang patut
Harizah = Kubu, benteng
Hasanah = Yang baik, kebaikan
Hashinah = Benteng yang kuat
Hasibah = Keturunan baik-baik
Hasna = Cantik
Hasnah = Yang baik
Hasyimah = Sopan, beradab, berakhlak
Hawani = Ibu penyayang
Hawa, Hawwa = Nama isteri Nabi Adam
Hawilah = Penjamin, pemelihara
Hayat = Kehidupan
Hayati = Jiwa, hidup, kehidupanku
Hayani = Hidup
Hayfa = Lembut suaranya
Hazimah = Yang tegas, wanita yang sangat teliti
Haziqah = Yang cerdik, pandai
Hazirah = Pilihan yang terbaik
Haziyah = Suka orang lain, yang di puji, yang disayangi
Hazwani = Pemberianku
Hibah = Pelimpahan
Hibriyah = Kecantikan, keindahan
Hidanah = Damai, tenang
Hidayah, Hidayati = Petunjuk Allah
Hidni = Subur
Hijanah = Keturunan yang mulia
Hilalah = Bulan sabit
Hilmiyah = Lembut, sopan
Himanah = Memberi semangat
Himayah = Terpelihara, terjaga
Hindun = Kerinduan asmara, sahabat wanita
Hisanah = Cantik
Hubwah = Pemberian
Huda = Petunjuk kepada kebenaran
Hudiya = Diberi petunjuk
Hudnati = Damai
Hulwah = Manis
Humaira, Humaira’ = Berpipi merah
Huraiyah = Bidadari
Huriya = Peri, bidadari
Huriyah = Bermata elok, Pengikut setia
Husna = Kebaikan, cantik
Husniah = Indah
Husniyah = Kebaikan, keindahan
Husnul Khotimah = Kesudahan yang baik
Ibadah = Ibadah, amal yg diridloi Alloh
Ibnah = Anak perempuan
Ibrisim = Sutera
Ibriz = Eams murni
Ibroh = Pengajaran
Ibtihaj = Kesenangan, kebahagiaan
Ibtihal = Mohon kepada Allah, permohonan
Ibtisam = Senyuman
Iffah = Tahu harga diri
Iffat = Kesucian, kemurnian, kesopanan, kesederhanaan
Iftikhar = Kebanggaan
Iftinan = Mengagumkan, menarik perhatian
Ikbar = Mengagumkan
Ikhtiar = Upaya dan usaha pilihan
Iklil = Mahkota
Ikram = Memuliakan
Ilham = Wahyu
Imarah = Pembangunan, kemakmuran
Imtinan = Anugrah Illahi
Inas = Kebaikan, keramah-tamahan
In’aan = Pemberian kenikmatan
In’am = Pemberian kenikmatan
Inan = Tali kendali
‘Inayah = Perlindungan
Insaf, Inshaf = Kesadaran
Ishmah = Terhindar dr dosa
Insyirah = Kegembiraan, Kelegaan hati
Intisar = Keberhasilan, kemenangan
Intishar = Kemenangan
Irbah = Pikiran tajam, akal
Irtiyah = Kesenangan
Is’ad = Yang membahagiakan
Is’af, Is’aaf = Pertolongan
Ishraq = Cahaya, sinar
‘Ismah = Terhindar dari dosa
Istiqamah, istiqomah = Kelurusan, ketulusan
Itidal = Keseimbangan, Seimbang
Itimad = Percaya, Kepercayaan
Izdihar = Berkilau
Jabiroh = Penyambung patah tulang
Jadawil = Sungai2 kecil
Jadzwah = Bara yg menyala
Jaharoh = Keras, nyaring
Jahro = Cantik
Jahroh = D ngan terang/ nyata
Ja’izah = Ijazah, piala
Jalilah = Mulia, agung
Jamila, Jamilah = Cantik
Jasmin = Bunga melati
Jaudah = Indah, utama
Jauharah = Batu permata
Jauza = Nama bintang
Jauzah = Kenari
Jawhara = Mutiara
Jihan = Nama tokoh wanita
Jinan = Surga-surga
Juhainah = Taman, kebun
Juhairah = Nyaring, lantang
Jumanah = Mutiara
Junnah = Perisai
Junainah = Taman, kebun
Juwairiyah = Nama wanita, gadis kecil
Kabiroh = Besar
Kadhimah = Yang dapat menahan diri
Kadziyah = Pohon berbunga memanjang harum baunya
Kafi’ah = Sama
Kafilah = Menjaga, mengasuh
Kahla = Bola matanya hitam pekat
Kahilah = Matanya dicelak
Kalafah = Kecintaan
Kalilah = Lemah
Kamila, Kamilah = Lengkap, sempurna
Kamilia, Kamiliya = Pepohonan yang selalu hijau
Karimah = Mulia
Kausar = Sebuah kolam di surga
Kautsar = Kenikmatan yang banyak
Kawakib = Bintang-bintang
Kazhimah = Dapat menahan diri
Keysha, Keisha = Hidup dalam keadaan baik. Varian dari Aisha.
Khadijah = Istri Rasulullah SAW
Khaldah = Langgeng
Khalifah = Pengganti
Khalilah = Kesayangan
Kharidah = Anak gadis
Khairiyah = Kebaikan
Khairoh = Baik hati
Khairunnisa = Sebaik-baik wanita
Khaizuran = Rotan
Khaizuronah = Nama ibu Khalifah Harun Al Rasyid
Khayla = Cantik
Khalda’ = Langgeng
Khalidah = Langgeng
Khalifah = Pengganti
Khalilah = Kesayangan
Khalishah = Murni
Khathibah = Ahli pidato
Khatimah = Penutup, pengakhiran
Khansa = Nama pujangga Islam perempuan terdahulu, seorang pejuang Muslimah
Kharidah = Anak gadis
Khaulah = Sahabat wanita terkenal, rusa betina
Khawlah = Kesendirian
Khayyirah = Baik hati
Khazinah = Harta yang tersimpan
Khotibah = Ahli pidato
Khotimah = Penutup, Pengakhiran
Khulaidah = Langgeng
Khuzaimah = Tali kendali
La’ali’ = Permata-permata, mutiara
Labibah = Sehat akal dan cerdik
Labitsah = Yang tinggal di suatu tempat
Ladzidzah = Sedap, lezat
Laela = Malam yang gelap
Lafifah = Berkumpul, bercampur
La’ihah = Yang lahir, nyata
Laila = Nama orang Arab terdahulu, kerinduan, malam yg gelap
Laimun = Buah jeruk yang manis
La’iqoh = Patut, layak
Lam’a, Lam’aa’ = Berkilau
Lathifah = Lemah lembut
Layanah = Kehalusan, kelemasan
Lubna = Buah kenitu
Lujmah = Bukit yang datar
Lulu, Lulua = Mutiara, permata
Lum’ah = Kilauan
Luthfiyah = Lemah lembut
Luqyana = Perjumpaan kita
Ma’ali = Tinggi
Mabrukah = Dapat berkah
Ma’dzanah = Menara tempat adzan sholat
Maghfirah = Pengampunan
Mahasin = Kebaikan, kebajikan
Mahbubah = Disenangi, dicintai
Mahdiyah = Yang mendapat hidayah
Maheem = Bulan penuh
Mahfudhah, Mahfuzhah = Terpelihara
Mahirah, Mahiroh = Pandai, cakap
Ma’ijah = Yang berombak, bergelombang
Maimanah = Keberkahan
Maimunah = Beruntung, keberuntungan, diberkahi Alloh
Mais, Maisa, Mayesa = Penampilannya membanggakan
Maisarah, Maisaroh = Ketenangan, nyaman, kemakmuran
Maisun = Berwajah dan bertubuh cantik
Ma’iyah = Kebersamaan
Majidah = Mulia
Makarim = Kebaikan hati
Ma’munah = Dipercaya
Maknunah = Menutup muka karena malu
Malak/ Malaeka = Bidadari
Malihah = Cantik
Malika = Pemilik
Manal = Sukses, prestasi
Manar = Mercusuar
Mani’ah = Mulia, kuat
Maqbulah = Diterima permintaannya
Maram = Tujuan, maksud
Mardhiyah = Mendapat keridhoan Allah
Mariah, Mariyah = Istri Rasulullah SAW, yang indah
Maritza = Mendapat berkah Alloh
Marwa = Berhati-hati dalam memikirkan
Marwah = Bukit Marwah di Masjidil Haram
Maryam = Ibunda Nabi Isa AS
Maryana = Nama Orang
Masarrah = Kesenangan
Mashumah, Ma’shumah = Bebas dari dosa
Masikah, Masiikah = Nama wanita sahabat nabi
Masyithoh = Yang mati syahid oleh Fir’aun
Mawaddah = Cinta kasih
Mawahib = Bakat, kemampuan, ketangkasan
Mazaya = Istimewa
Maznah = Gemilang
Muazarah = Bantuan, pertolongan
Mudhiah = Menyinari
Mudrikah = Dapat memahami
Mufidah = Memberi manfaat
Muhajirah = Yang berhijrah
Mukhbitah = Tunduk patuh
Mu’minah = Beriman
Mumtaz = Istimewa
Munifah = Kedudukan tinggi, menonjol
Mu’nisah = Teman yang menyenangkan
Muna = Cita-cita, keinginan
Muniba, Munibah = B rinabah (Taubat) pada Alloh
Munifah = Kedudukan yang tinggi - menonjol
Munira = Hiasan cahaya, penerang
Munirah, Muniroh = Bercahaya
Muqsithah, Muqsithoh = Yang berbuat adil
Muslimah = Beragama Islam
Mustajabah = Terkabul do’anya
Muthi’ah = Taat
Muthmainnah = Tenang, Tentram
Muznah = Berdandan bagus
Naazneen = Cantik
Na’amah = Burung unta
Nabighah = Kenamaan, besar, mulia
Nabihah = Cerdik, mulia
Nabila = Ningrat, mulia, luhur
Nabilah = Cerdik, mahir
Nabilia = Kedermawanan
Nada, Nadha = Embun di pagi hari
Nadhifah = Bersih
Nadia, Nadiah, Nadiyah = Awal mula sesuatu, pembawa kesetiaan
Nadimah = Teman akrab
Nadira = Khusus, unik
Nadirah = Jarang
Nafi’ah = Bermanfaat
Nafilah = Ibadah tambahan
Naflah = Bunga matahari
Nahiyah, Nahiyyah = Pelaksana larangan (pencegah), larangan
Nahla = Minuman
Naifah, Na’ifah = Kedudukan tinggi
Na’ila = Orang yang sukses
Nailah, Na’ilah = Yang suka memberi
Naaila = Sesuatu yg istimewa
Naimah, Na’imah = Kenikmatan, halus, lunak
Najdah = Bantuan
Najah = Keselamatan
Najiah, Najiyah = Selamat
Najibah = Bernilai, mulia, utama
Najla’ = Yang bermata elok, Yang baik keturunannya
Najmah = Bintang
Najwa = Berbisik-bisikan
Na’mah = Halus, lunak
Naqiyyah = Jernih
Nashiroh = Penolong kaum lemah
Nasim = Angin sepoi-sepoi
Nasmah = Angin sepai-sepoi
Nasyiah = Perkembangan
Naurah = Bunga
Nawad = Awal mula dari sesuatu
Nawal = Memperoleh sesuatu
Naqiyah = Jernih
Nadzifah = Bersih
Nazihah = Bersih dari noda
Nibras = Pelita, pemberani, ujung tombak
Nida, Nida’ = Seruan
Nihal = Minum dari sumber air
Nikmah = Kenikmatan
Nisrin = Harum bunga mawar
Nisrina = Bunga mawar putih
Nud-ah = Pelangi, cahaya matahari ketika terbit atau terbenam
Nur = Cahaya
Nurjannah = Cahaya surga
Nurjihan = Nama tokoh perempuan
Nur Aini = Cahaya mataku
Nuzhah = Rekreasi
Qaidah = Pemimpin
Qa’mah = Berdiri, tegak
Qamar = Bulan
Qamariyah = Berdasarkan bulan
Qa’niah = Merasa puas dan rela
Qanitah = Taat, berbakti, sholat lama berdiri
Qariah = Pembaca
Qaribah = Dekat
Qarirah = Pandangan yg sejuk
Qasamah = Keindahan dan kecantikan
Qatrunnada = Tetesan embun
Qiblah = Tempat sholat
Qiladah = Kalung, perhiasan
Qimah = Harga sesuatu, kadarnya
Qismah = Bagian, nasib
Qithmir = Kulit ari
Qoidah = Pemimpin
Qomar = Bulan
Qomariah = Berdasar bulan
Qoni’ah = Merasa puas dan rela
Qonitah = Taat, Berbakti, Shalat lama berdiri
Qoriah = Pembaca
Qoribah = Dekat
Qorirah = Pandangan yang sejuk
Qosamah = Keindahan dan kecantikan
Qurratu’ain = Sedap dipandang mata
Rabab = Musik instrumen Arab
Rababah = Mega putih
Rabbiya = Angin sejuk di musim semi
Rabi’ah = Yang ke 4
Rabihah = Tanah yg tinggi
Radhiyah = Ridlo
Radwa = Kesukaan, kepuasan
Rafi’ah = Derajatnya tinggi
Rafidah = Papan atap, pemberi pertolongan
Rafifah = Berakhlak baik
Rafilah = Anggun, mewah
Raghad = Nyaman, kenyamanan
Rahadatul ‘Aisy = Kemakmuran hidup
Rahidah = Lembut
Rahifah = Tipis
Rahimah, Rahmah = Kasih sayang
Raidah = Angin yg bertiup dgn lembut, pemimpin
Raihanah = Tanaman yang harum, perempuan yg luhur
Raiqah = Bening, murni
Raisha = Pemimpin
Raja, Raja’ = Harapan
Rajihah = Mantap timbangannya
Rajiyyah = Yang diharapkan
Rakizah = Emas, perak dlm tanah
Ramizah = Orang yg terhormat
Ramlah = Tokoh sahabat wanita
Ramziyah = Isyarat
Raniah = Mempesona
Raninah = Gemerincingan
Rannan = Gemerincing
Raqiqah = Lembut
Raqwan = Kemajuan
Rasanah = Tempat pemberhentian
Rasmiyah = Secara resmi
Rasyadah, Rusydah = Petunjuk jalan yg lurus
Rasyidah = Mendapat petunjuk
Rasyiqah = Bentuk tubuh yg indah
Raudhah = Taman
Razinah = Serius dlm perilaku
Rifa, Rifa’ = Setuju, mufakat
Rif’at = Tinggi martabatnya
Rifdah = Pemberi pertolongan
Rihab = Luas dan lebar
Riham = Hujan gerimis yang berkepanjangan
Robi’ah = Yang keempat
Rodhiyah = Ridho
Rofi’ah = Derajatnya tinggi
Rofidah = Papan atap, Pemberi pertolongan
Rofifah = Berahlak baik
Rofilah = Anggun, mewah
Rohadatul ‘Aisy = Kemakmuran Hidup
Rohida = Lembut
Rohifah = Tipis
Roidah = Pemimpin
Roiqoh = Bening - Murni
Rojihah = Mantap timbangannya
Rojiyyah = Yang diharapkan
Romizah = Orang yang terhormat
Roninah = Gemerincing
Roqiqoh = Lembut
Rosmiyah = Secara resmi
Rosyadah = Petunjuk jalan lurus
Rosyiqoh = Bentuk tubuh yang indah
Rozinah = Serius dalam perilaku
Rudainah = Yang memintal benang
Ruqayah = Kemajuan, nama putri Nabi SAW
Rusydah = Petunjuk jalan lurus
Ruwaidah = Berhati-hati, perlahan-lahan
Sa’adah = Kebahagiaan
Saarah = Istri Nabi Ibrahim As
Sabalik = Sepotong emas, perak
Sab’atuabhur = 7 laut
Sabikah = Wanita sahabat Nabi SAW, penambang emas
Sabrina, Sabreen = Kesabaran
Sa’danah = Burung merpati, kebahagiaan
Sadidah = Jitu, tepat sasaran, benar
Sa’diyah = Berbahagia
Safanah = Membuat kapal, angin agak keras
Safinatunnajah = Kapal penyelamat
Saidah, Sa’idah = Berbahagia
Saifanah = Lenjang seperti pedang terhunus
Sajidah = Bersujud
Sakina, Sakinah = Lembut, hening, tenang, ketentraman
Salamah, Salimah = Keselamatan, sehat
Salima = Aman, lengkap
Salma = Selamat, aman, sempurna
Salsabila = Mata air di surga
Salwa = Burung puyuh
Samihah = Lemah lembut, murah hati, dermawan
Samirah = Teman ngobrol
Samiyah = Kedudukan tinggi
Sana’ = Kenaikan tingkat derajat
Saninah = Promosi, kenaikan tingkat
Sarah = Nama istri Nabi Ibrahim AS
Satirah = Wanita yang menutup-nutupi aib dan dosanya
Sausan = Bunga Lili
Sayyidah = Pemimpin
Shaba = Berkelakuan anak muda
Shabirah = Bersabar
Shadiqah = Benar, jujur
Shadiya = Menyanyi
Shadrina = Hati
Shafa’ = Kejernihan
Shafiyah = Jernih
Shafiyyah = Kawan tulus ikhlas
Shaima = Baik, alami
Shakira = Syukur, berterimakasih
Shalehah = Baik
Shaza, Shazia = Harum, wangi
Shiba = Rindu
Shiddiqah = Membenarkan, sangat jujur
Shidqiyah = Benar, jujur
Shifwah = Sahabat yang akrab
Shiyabah = Yang benar
Shoba = Berkelakuan anak muda
Shobah = Pagi hari
Shobiroh = Bersabar
Shoda = Gema
Shodiqoh = Benar, jujur
Shofa = Bukit Sofa di Masjidilharam
Shofa’ = Kejernihan
Shofhah = Pemaafan, Halaman buku
Shofwah = Keiklasan dalam cinta
Shofiyah = Jernih
Shofiyyah = Kawan tulus ikhlas
Shohwah = Kebangkitan
Shohwatul Islam = Kebangkitan Islam
Sho’ibah = Yang benar
Sho’ighoh = Tukang emas
Sholehah = Baik
Shubhiyah = Pagi
Shurooq = Matahari terbit, terbit
Siham = Anak panah
Sirin = Wanita sahabat Nabi SAW
Su’ad, Su’da = Bahagia
Suhailah = Mudah, Suka mengalah
Suhaimah = Keberuntungan
Suhair = Waspada
Sukainah = Tenang, tentram
Sulaimah = Selamat
Sulthanah = Penguasa Wanita
Sumayyah = Kebanggaan
Sunbulah = Nama Bintang, Tangkai yang berbuah
Sundus = Sutra
Sunniyah = Penganut ahlussunnah
Syadiyah = Pandai menyanyi, Menyamakan
Syahidah = Mati syahid
Syahrazad = Nama wanita dahulu
Syafiqoh = Belas kasih
Syafiyah = Sembuh, sehat
Syahirah = Terkenal, Ternama
Syaikhoh = Gelar Kehormatan, Lanjut Usia
Sya’irah = Pandai Menyusun Syair, Perasa
Syakira, Syakura = Mensyukuri
Syam’ah = Lilin
Syamiyah = Tahi lalat pada wajah
Syamsiyah = Berdasar hitungan matahari
Syarifah = Mulia

Syauqy = Rinduku
Syauqiyah = Rindu
Syifa’ = Penawar, Penyembuh
Syirin = Nama wanita dahulu
Syukriyah = Bersyukur
Syu’lah = Pelita, Obor
Tabriz = Pengungkapan suatu kebaikan
Tadmar = Nama perempuan yang dijadikan nama kota di Jazirah Arab
Tadzkiroh = Peringatan
Taghrid = Kicauan burung, nyanyian
Tahani = Ucapan selamat, salam, sambutan
Tahira = Murni, bersih
Tahiyyah = Kehormatan, selamat dari bahaya, salam
Ta’ibah = Yang bertaubat
Tamamah = Pelengkap, penyempurna
Tamimah = Kuat, tangkal, jimat
Taqiyyah = Bertaqwa
Thahirah = Bersih, suci
Thai’ah = Taat, patuh
Thaliqah = Lancar ( lidahnya ), fasih
Tharfa’ = Menepi
Tharifah = Ucapan baru yang digemari
Thawaf = Mengelilingi Ka’bah
Thifal = Lembut, halus
Thiyah = Niat hati
Tho’ah = Taat
Thohiroh = Bersih, suci
Tho’i’ah = Taat, patuh
Tho’ifah = Sekumpulan, yang mengelilingi
Tho’ilah = Kemampuan
Tholiqoh = Lancar lidahnya, fasih
Thorfa’ = Menepi
Thorifah = Ucapan baru yang digemari
Thoyyibah = Baik
Thufailah = Lembut dan halus
Tsabitah = Tangguh, lurus, pemberani
Tsamarah = Buah, buah hati, keturunan
Tsamarotulqolbi = Buah hati
Tsana = Pujian
Tsaniyah = Yang kedua
Tsaqofah = Kebudayaan
Tsarwah = Kekayaan
Tsawab = Pahala
Tsumamah = Nama wanita
Tsuraya = Nama bintang
Tuadah = Ketenangan
Tuhfah = Hadiah
Tuffahati = Buah apelku
Ubadah = Ibadah, yg menyembah
Ubaidah = Hamba
Udulah = Adil, menghukum dgn benar
Udzah = Azimat, tangkal
Udzroh = Halangan
‘Ufairah = Pemberani
Ulfah = Persahabatan
U’jubah = Sesuatu yg mengherankan
Umamah = Cucu Rasulullah SAW dari Zainab
Umaimah = Dari kata Umumah (keibuan)
‘Umairah = Nama wanita dahulu
Ummu Kulsum = Putri Rasulullah SAW
Umniah, Umniyati = Cita-cita, cita-citaku
‘Unaizah = Kambing betina
Urjuwanah = Pohon yang kemerah-merahan, warna merah yang indah
‘Urwatul Wutsqo = Buhul tali yang kuat
Uzdah = Ada unsur kelebihannya
Wabilah = Tongkat
Wabishoh = Api
Wada’ah = Lemah lembut
Wadhiah = Yang bagus dan bersih
Wadi’ah = Titipan
Wadil Fatmah = Nama tempat penanaman tanaman di Arab Saudi
Wafa = Kesetiaan
Wafa’ = Kesempurnaan, merpati
Wafiyah, Wafiyyah = Merpati, menepati, sempurna, lengkap
Wahidah = Sendirian
Wa’ishoh = Kelompok
Wa’izhoh = Pemberi nasehat
Wajd = Waspada
Wajihah = Orang yang berkedudukan
Wardah = Bunga mawar
Washfa = Yang punya sifat tertentu
Washifah = Anak atau pelayan perempuan dibawah umur
Wasilah = Pendekatan diri kepada Allah, kedudukan dan pangkat
Wasimah = Rupawan
Wazirah = Mentri wanita
Waznah = Pencari keadilan
Wiaam = Harmonis
Widad = Kasih sayang
Wifaq = Kerukunan
Yadawiyyah = Yang pandai
Yafi’ah = Yang luhur, dihormati, usia muda, yg tinggi
Yamamah = Merpati, tujuan, nama kota di Arab
Yamnah = Arah/ sebelah kanan
Yani’ah = Matang
Yaqutah = Batu permata, batu-batuan surga
Yasirah = Mudah, sedikit
Yasmin = Bunga melati
Yumma, Yumna = Kanan
Yusra, Yusriyah = Mudah
Za’amah = Kekuasaan
Zabarij = Perhiasan
Zahidah = Rendah hati, tidak rakus dunia
Zahirah = Berkilau
Zahiyah = Elok
Zahra, Zahrah = Bunga
Zaidah, Za’idah = Suatu kelebihan
Za’imah = Pemimpin
Zainab = Putri Rasulullah SAW, pokok yang indah dan wangi
Za’irah = Berkunjung
Zaitun = Buah Zaitun
Zakiyah = Tumbuh dengan baik, Bersih
Zakhruf = Emas, Keindahan sesuatu
Zalfa, Zalfa’ = Kulit mutiara
Zamzam = Air Zamzam
Zanirah = Kecil dan Lembut, Tali
Zarinah = Nama wanita dahulu
Zubaidah = Tokoh wanita kerajaan Abbasiyah
Zuhriyah = Bunga
Zuhur = Bunga-bunga
Zulal = Tawar, Air Tawar
Zulfa = Kedudukan yang dekat
Zurarah = Nama burung
Zuyyin = Dijadikan indah

terima kasih kepada :http://mimtulungagung.wordpress.com/

karena dengan alamat tersebut dapet mengakses nama nama beserta artinya jadi saya tau apa arti dari sebuah nama saya sendiri terima kasih

abasozora

Ditulis dalam abasozora